View Full Version
Jum'at, 05 Jun 2015

Hanya di Indonesia! Polah Tingkah Pejabat Negara Lupa Identitas Bangsanya

JAKARTA (voa-islam.com)- Jasmerah! Jangan sekali kali melupakan sejarah. Itulah jargon yang sangat terkenal di mana mana, terlebih negeri Indonesia ini. Pasalnya Jargon Jasmerah itu adalah istilah yang di gembar gemborkan oleh Bung Karno, agar anak bangsa tidak memandang sepele sejarah.

Peristiwa salah sebut nama kelahiran Bung Karno oleh Presiden Jokowi saat memeringati hari Pancasila di Alun-Alun Blitar 6 Juni kemarin, memang cukup mencoreng muka anak negeri ini. Pasalnya sekaliber Prisiden seharusnya faham betul peristiwa peristiwa penting.

Apalagi dalam acara tersebut merupakan acara resmi Negara, dimana dalam sebuah acara resmi Negara semuanya di atur dan sudah di persiapkan dengan matang, tidak boleh main sembrono semaunya sendiri.

Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon juga ikut berkomentar permasalahan ini, di lansir dari jpnn.com dia katakan “Kita harus lebih dulu tahu, apakah teksnya salah, kemudian dibacakan apa adanya. Jadi in-put salah, proses salah, out-put pasti salah. Kalau begini patutlah kita sebut Presiden Jokowi tidak tahu kelahiran Bung Karno, patut minta maaf," tegasnya.

Bukan Hanya Presiden Jokowi, Pejabat Sebelumnya pun Juga ada!

Kasus kesalahan saat acara kenegaraan atau momen penting yang di lakukan pejabat Negara bukan hanya terjadi pada Jokowi beberapa hari silam. Jauh sebelum ini. Suami Megawati Taufik Kemas pun juga pernah salah dalam membaca UUD 1945.

Ketua MPR Taufiq Kiemas kembali keseleo lidahnya pada saat membacakan pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Kekeliruan terjadi beberapa kali.
Taufiq mulai keseleo lidah pada saat membacakan alinea kedua Pembukaan UUD 1945.

Kalimat yang seharusnya: "Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia...."

Diucapkan oleh Taufiq Kiemas, "Bahwa perjuangan pergerakan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia....". Taufik mengucapkan kalimat itu dengan terbata. Demikian di lansir dari viva.co.id

Menpora Kabinet Era SBY Salah Nyanyikan Lagu Kebangsaan

Roy Suryo saat menjabat Menpora salah menyanyikan lagu Kebangsaan
Insiden yang dialami politikus Partai Demokrat itu bermula saat kedua suporter terlibat kericuhan. Wasit pun menghentikan pertandingan pada menit ke-18. Roy Suryo pun langsung berinisiatif menenangkan keributan The Jakmania dan Viking.

Roy yang mengenakan batik lengan pendek warna hijau langsung mengambil mikrofon. Pria yang lahir di Yogyakarta, 18 Juli 1968 itu, spontan menyanyikan lagu 'Indonesia Raya' untuk menenangkan keributan.

Sebagian penonton pun ikut menyanyikan lagu 'Indonesia Raya' yang dipimpin Roy Suryo. Nah, di tengah-tengah lagu, alumnus UGM ini justru lupa lirik lagu wajib nasional tersebut.
Lirik lagu yang seharusnya berbunyi, "Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku". Namun Roy justru menyanyi," Di sanalah..... (terdiam)...Tanah Airku".

Rupayanya, agar terkesan tidak lupa lirik tersebut, Roy pun layaknya sedang manggung di atas pentas dengan berujar,"Ayo teruskan," katanya. Setelah itu, Roy pun memilih diam di sisa lagu serta membiarkan para penonton menyelesaikan lagu ciptaaan ciptaan Wage Rudolf Soepratman tersebut.di lansir dari sindonews.com

Para Bupati dan Pejabat Lupa isi teks Pancasila, Memalukan!

Ada beberapa deret nama yang di abadikan para Jurnalis di indoensia, dimana mereka jelas salah dan lupa tentang isi tesk pancasila di saat acara penting di depan masa yang banya.tentu saja hal ini sangat memalukan.

Walikota Batam Kepulauan Riau, Ahmad Dahlan. Dalam upacara bendera pada peringatan Hari Guru Nasional dan Hut Korps Pegawai Negeri Sipil pada Selasa (25/11) kemarin, usai melafalkan sila pertama, Dahlan langsung saja melompat membacakan sila ketiga dan meninggalkan sila kedua.

Padahal, acara peringatan hari guru itu dihadiri puluhan guru dan siswa dari seluruh sekolah di Batam, yang ikut merapalkan setiap ayat yang dibacakan sang Wali Kota.
Wali Kota Batam Kepulauan Riau, Ahmad Dahlan, tidak sendirian dalam melupakan sila kedua saat melafalkan Pancasila. Dirinya ditemani oleh Bupati Magetan, Sumantri, yang setelah mengucapkan sila pertama langsung berujar "Persatuan Indonesia!".

Kejadian memalukan itu terjadi saat upacara peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-67 Kementerian Agama, di alun-alun kabupaten Magetan pada Januari 2013 silam.

Seketika saja, sang Bupati langsung menjadi bahan tertawaan para PNS Kementerian Agama se-kabupaten Magetan. Namun, ada juga sebagian dari mereka yang berteriak-teriak untuk mengoreksi kesalahan sang bupati.
Jika Wali Kota Batam dan Bupati Magetan lupa melafalkan sila kedua dari Pancasila, maka Gubernur Riau, Wan Abubakar pun tak mau kalah.

Sebagai pemimpin upacara pada peringatan Hari Pahlawan tahun 2008 di halaman kantor gubernur, Wan lupa membacakan sila kelima dari teks Pancasila yang dipegangnya.

Sila kelima yang berbunyi, "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" itu ternyata sama sekali tak dibacanya. Ia langsung saja menyerahkan teks Pancasila itu kepada petugas upacara yang mempersiapkannya, padahal ia baru membaca empat sila.

Bahkan Calon Hakim konstitusi, Djafar Albram pun juga lupa, Kejadian ini terjadi saat proses seleksi hakim konstitusi di DPR pada Maret 2013 silam, dimana seorang anggota Komisi III dari Fraksi PDI Perjuangan, Achmad Basarah, meminta kepada Djafar agar dirinya menyebutkan sila keempat dari Pancasila.

Namun yang terjadi, Djafar malah terlihat gugup dan meminta agar menyebutkan satu persatu sila yang ada dalam Pancasila dari awal.dan akhirnya pun salah juga pada sila kedua.di lansir dari merdeka.com

Ironisnya negeri ini

Kalau Pejabat Negara saja sama tidak hafal akan identitas bangsa, bagaimana mungkin mereka akan memaksa masyarakat dan rakyatnya untuk faham akan identitas bangsa ini.sungguh ini adalah sebuah kemunduran moral terhadap sejarah bangsa.[Protonema/bbs/voa-islam]










latestnews

View Full Version