View Full Version
Senin, 11 Apr 2016

Ideologi Ekspansi, Jawaban Menghadapi Bonus Demografi

Oleh : Khairun Nisa’ D.N.R. (Aktivis Muslimah Kampus)

Menyimak data “Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035” oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), United Nations Population Fund (UNPF) tahun 2013, dalam rentang waktu 2020-2030 Indonesia akan mengalami momentum bonus demografi. Bonus demografi adalah kondisi sebuah negara ketika komposisi penduduk usia produktif yakni 15-65 tahun lebih besar disbanding komposisi penduduk usia non produktif yakni 0-14 tahundan 65 tahun ke atas.

Komposisi ini idealnya menggambarkan rendahnya angka ketergantungan penduduk usia tidak produktifterhadap penduduk usia produktif. Kemudian, apakah jumlah populasi dalam bonus demografi akan serta merta menjadisebuah kekuatan bagi Indonesia?. Sebenarnya, keberhasilan tersebut sangat erat kaitannya dengan beberapa aspek berikut:

Pertama, seberapa jauh penyiapan SDM melalui pendidikan berjalan seiring kualifikasi kompetensi kerja yang dibutuhkan industri. Tentunya tidak hanya industri berskala lokal, tapi juga global. Di mana saat ini tenaga kerja Indonesia dituntut untuk bersaing dengan tenaga kerja asing. 

Kedua, keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap tumbuh kembang industri nasional.Salah satunya dengan penyerapan sebesar-besarnya tenaga kerja dalam negeri yang kompeten. 

Ketiga, komunikasi lintas sektoral dalam melahirkan sebuah kebijakan yang integral dan komperhensif untuk memberikan keberdayaan dan perlindungan dalam semua aspek yang berkaitan dengan tenaga kerja nasional. Namun pada faktanya, saat ini Indonesia dihadapkan pada beberapa kendala dalam merealisasikan beberapa aspek di atas. 

Tidak dapat dipungkiri, bahwa ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap investasi asing dan aseng pada akhirnya membawa konsekuensi diberlakukannya syarat-syarat ikutan dalam bentuk agenda ekonomi asing yang sebagian besar tidak berpihak pada tenaga kerja Indonesia.

Selain itu, sektor industri strategis oleh BUMN yang berdasarkan amanat konstitusi seharusnya dikelola negara, justrusebagian besar sahamnya dikelola oleh asing. Walhasil, tidak menutup kemungkinan, kedepannya akan semakin banyak tenaga kerja asing yang bekerja dalam sektor industri strategis.

Sehingga untuk merealisasikan keberdayaan politik serta ekonomi dalam mengelola dan menyelamatkan bonus demografi di tengah gencarnya arus dominasi barat dengan ideologi kapitalismenya juga intervensi China dengan ideologi sosialismenya, telah jelas dibutuhkan kekuatan yang berasal dari sebuah Ideologi yang tidak sekedar menjadikan Negara ini ada dalam level bertahan. 

Indonesia membutuhkan sebuah Ideologi ekspansi. Yakni ideologi yang akan menghantarkan pada pemutusan matarantai hutang luar negeri, merealisasikan pengelolaan SDA yang tidak lagi dinikmati oleh segelintir orang, serta ideologi yang dapat mengenyahkan intervensi ideologi kapitalisme dan sosialisme yang kian bercokol di negeri ini. Yang keduanya hinggadetik ini secara massif mengeksploitasi tiap-tiap jengkal wilayah Indonesia untuk kepentingan pribadi. Sedangkan rakyatpribumi dibuat menjerit dengan beban hidup yang kian melangit.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ma’idah ayat 50 yang artinya.

“Apakah hukum jahiliyyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” 

Ayat tersebut mengindikasikan bahwa penerapan hukum Islam secara menyeluruh adalah sebuah jawaban yang akan menghantarkan pada sebuah kemuliaan dan kejayaan yang hakiki.

Tentu saja penerapan hukum tersebut haruslah dalam bingkai negara yang berideologi Islam. Ideologi yang pernah berekspansi hingga 2/3 dunia selama berabad-abad lamanya. Ideologi yang mampum encetak generasi usia produktif sebagai generasi mulia dan luar biasa, sekaliber Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Muhammad Al-Fatih dan masih banyak lainnya.

Mereka berkontribusi pada kemajuan peradaban dunia, hingga hasil keilmuan dan perjuangan mereka masih bisa kita rasakan hingga saat ini.Wallahua’lam bis shawab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version