View Full Version
Sabtu, 31 Mar 2018

Harga Seorang Ulama Tak Sebanding dengan Jasanya

Oleh: Sri Dewi Pertiwi (Aktivis Islam Universitas Brawijaya)

Kasus penganiayaan yang menyerang para ulama yang kian marak semakinn beruntun yang dimulai dari penganiayaan pengasuh Ponsok Pesantres Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung KH Umar Basri yang kemudiaan disusul pembunuhan Ustaz Prawoto dan disusul pula berita-berita penganiayaan kepada ulama lainnya.

Kejadian yang sama dan terjadi secara berturut-turut kian menuai banyak kritik dari kalangan masyarakat umum. Lantaran kejadian penganiyayan ulama hanya berselang beberapa hari, bukan hanya jangka waktu yang berturut-turut tetapi hampir semua penyerangan kepada ulama dilakukan oleh orang yang memiliiki gangguan kejiwaan. Entah apakah ini memang kebetulan saja ataukah memang semua ini telah direncanakan oleh pihak tertentu.

Jauh sebelum terjadi kasus penganiyayaan terhadap ulama terjadi, yang dimulai setelah terjadinya aksi 411 dan 212 yang telah berhasil menumbangkan Basuki Cahya Purnama yang  dilaporkan oleh sebagian umat Islam atas tuduhan pelecehan terhadap agama islam yang terjadi ketika memberikan pidato diKepulauan Seribu saat masih menjabat sebagai gubernur Jakarta.

Bahkan umat islam semakin tersudutkan dengan dikeluarkannya UU No.2 tahun 2017 yang menjadi reaksi dari kalangan tertentu untuk menghentikan aksi dan seruan kepada agama yang haqiqi yang kini telah menuai korban dan akan terus menuai korban kepada ormas yang menentang hasil keputusan dari para pemerintah.

Hal tersebut nampak ketika para ulama dikriminalisasi dengan bebabagai macam tuduhan. Seperti yang dialami Habib Rizieq Shihab yang di laporkan melakukan chat mesum bersama Firza Husain, Ust. Zulkifli yang dilaporkan dengan tuduhan mencemarkan nama baik, KH Tengku Zulkarnaen yang dohentikan masa dengan membawa benda tajam bahkan adanya Pembubaran kajian yang dilakukan oleh ustadz Abdul Somad, Ust. Felix Siaw, Ust. Kholid Basalamah dan pembubaran kajian Gus Nur.

Lantas dengan keadaan seperti wajarlah bila umat muslim menanyakan berapakah harga dari para ulama yang ada di Indonesia? Mereka para alim ulama yang selalu berada didepan untuk mengurusi umat islam, bahkandapat dikatakan hharga ulama kami sangatlah murah bahkan tidak ada harganya, sehingga apa yang terjadi dengan ulama dikatakan kasus yang biasa.

Sedangkan  berbanding terbailk dengan kasus penyerangan yang pernah dilakukan oleh GMBI kepada salah satu anggota dari FPI di Bandung dibiarkan saja oleh pihak yang berwajib. Sedangkan  pihak yang melakukan kekerasan malah dilindungi dan dijenguk oleh Polisi. Lebih ironisnya lagi melalui akun resmi Humas Polri disebarkan bahwa GMBI adalah korban dari anarkisme FPI, dan kini akun resmi kementrian hukum dan hak asasi manusia melakukan profokasi terhadap ormas hizbut tahrir dengan menyebarkan konten mencoreng nama baik dari ormas tersebut.

Dengan seringnya terjadi kasus yang menyudutkan umat Islam bahkan ormas islam semakin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa penguasa sedang membela kepentingan pihak-pihak tertentu dengan melindungi dan menyingkirkan penghalang lawan mereka. dengan keadaan seperti ini wajarlah apabila umat muslim kian mulai meragukan pihak-pihak negara dan memberikan kepercayaan secara penuh kepada ulama.

Bahkan Rasulullah SAW berkata:

“Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Mereka mewariskan ilmu. Siapa saja yang mengambil ilmu berarti telah mengambil bagian yang banyak lagi sempurna.” (HR Abu Dawud).

Sebagaimana seorang pewaris nabi, tentunya para ulama akan mengikuti jejak Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam dalam  memperbaiki umat dan mengajarkan umat kepada islam sekaligus membersihkan umat dari berbagai kekufuran dan kemaksiatan.

Para Ulama dengan ilmunya akan menjelaskan kesesatan/kerusakan dan akan senantiasa berada di garda terdepan ketika Islam dihinakan, dinistakan, mereka akan memimpin umat berjuang menegakkan hal yang benar sesuai syara’. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version