View Full Version
Ahad, 03 Jun 2018

Mendeteksi Istidraj

Oleh : Asep Sobirin, S.Pd.I*

 

Pada suatu hari, setelah usai mengaji, saya membuka ruang bertanya dan diskusi kepada murid, maka salah satu murid saya bertanya: “Pak, kenapa banyak orang kafir yang kaya raya dan hidupnya makmur? sedangkan kaum muslimin banyak miskin dan hidup pas-pasan?”.

 

Pertanyaan tersebut, memang secara realita kita lihat dilapangan, begitu pula kabar dari media elektronik, media cetak maupun media sosial, banyak kaum muslimin yang berbondong-bondong dan berebut sembako, bahkan tidak sedikit yang terinjak-injak, hingga ada yang terluka dan meninggal dunia.

 

Sehingga situasi kaum muslimin yang miskin dan lemah imannya akan menjadi incaran kaum misionaris untuk di murtadkan, selain itu, tentunya situasi tersebut akan menjebak mereka untuk berbuat kriminal. Namun di sisi lain, banyak kaum kafir yang hidupnya glamor, baerjejalan di mall-mall, tempat wisata elit, hingga menghabiskan dollarnya di luar negeri.

 

Lalu, saya jawab: “Tidak juga, banyak juga kok kaum muslimin yang hidupnya berkecukupan, ya memang kalau melihat di Indonesia, kaum muslimin banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan, karena memang mayoritas muslim, tapi tengok di luar negeri, banyak kaum muslimin yang kaya dan hidup berkecukupan, contohnya: di Arab Saudi, Qatar, Turki, Dubay, Brunei Darussalam dll.

 

Maka disini pentingnya orang kaya peduli terhadap orang miskin, membantu sesama yang membutuhkan, tentunya aspek dakwah tetap harus jalan juga, agar kaum muslimin yang dibawah garis kemiskinan bisa menjaga aqidahnya dari serbuan dan ajakan untuk murtad dari agama Islam”.

 

Adapun pertanyaan, banyak orang kafir yang kaya raya dan hidupnya makmur, itu merupakan bentuk istidraj dari Allah Swt, firman-Nya:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-An'am: 44-45).

Mengenai ayat ini, Ibnu Katsir menafsirkan: “Yakni Kami bukakan bagi mereka semua pintu rezeki dari segala jenis yang mereka pilih. Hal itu merupakan istidraj dari Allah buat mereka dan sebagai pemenuhan terhadap apa yang mereka inginkan, kami berlindung kepada Allah dari tipu muslihat-Nya”.Beliau pun menguatkan dengan beberapa dalil, diantaranya hadis di bawah ini:

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ غَيْلان، حَدَّثَنَا رِشْدِين -يَعْنِي ابْنَ سَعْدٍ أَبَا الْحَجَّاجِ الْمَهْرِيَّ -عَنْ حَرْمَلَة بْنِ عِمْرَانَ التُّجِيبي، عَنْ عُقْبة بْنِ مُسْلِمٍ، عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِذَا رَأَيْتَ اللَّهَ يُعْطِي العبدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعاصيه مَا يُحِبُّ، فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاج". ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ}

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Gailan, telah menceritakan kepada kami Rasyidin (yakni Ibnu Sa'd alias Abul Hajjaj Al-Muhri), dari Harmalah ibnu Imran At-Tajibi, dari Uqbah ibnu Muslim, dari Uqbah ibnu Amir, dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Apabila kamu lihat Allah memberikan kesenangan duniawi kepa­da seorang hamba yang gemar berbuat maksiat terhadap-Nya sesuka hatinya, maka sesungguhnya hal itu adalah istidraj (membinasakannya secara perlahan-lahan).

Kemudian Rasulullah Saw. membacakan firman-Nya: Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.(Al-An'am: 44). [syahid/voa-islam.com]

*Penulis adalah Pengurus Bidgar Pendidikan PC. Persatuan Islam Cimahi Selatan; MIUMI Kota Cimahi


latestnews

View Full Version