View Full Version
Senin, 26 Nov 2018

Mendatangi Ilmu

Oleh: Ruruh Anjar

“Bukanlah ilmu yang seharusnya mendatangimu, tetapi kamulah yang harus mendatangi ilmu” (Imam Malik).

Ini adalah pesan penggugah dari Imam Malik, seorang ulama besar pada masa kejayaan Islam.   Pada masa itu, mereka mendatangi para ulama untuk belajar agama. Tak peduli ribuan kilometer yang ditempuh. 

Kisah Imam Syafi’i dapat menjadi contoh. Kala harus berpisah dari ibunya di Mekkah untuk mendatang majelis-majelis ilmu di Irak.  Hingga akhirnya Imam Syafi’i dapat berjumpa ibunya bertahun-tahun kemudian saat Imam Syafi’i telah menjadi seorang ulama terkemuka. Terkenal tidak hanya di masanya namun sampai di era digital ini.

Belum lagi kisah para penemu muslim. Ibnu Sina sang bapak kedokteran, Al-Khawarizmi penemu angka nol, Abbas Ibnu Firnas yang pertama terbang di udara, Al Jazari sang insinyur mesin, dan lainnya. Mereka begitu bersemangat menggali ilmu dengan Alquran sebagai dasar. Memberikan sumbangan terbesar bagi peradaban yang akhirnya diadopsi para ilmuwan barat barabad kemudian.

Para pengejar ilmu ini memahami bahwa  Rasulullah pernah berkata , “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim” (HR Ibnu Majah).  Yaitu ilmu yang mendasari setiap perbuatan, ia adalah agama.  Maka tahapan awal yang seharusnya dimiliki oleh setiap muslim adalah memiliki tsaqofah Islam yang mumpuni sebagai jalan hidup. Solusi atas setiap persoalan manusia di muka bumi. Darinyalah terpancar beragam ilmu pengetahuan yang harus dikelola untuk kemaslahatan manusia sesuai standar syara’.

Tak hanya itu,  terdapat banyak hal yang akan didapat oleh para penggapai ilmu antara lain:

1. Allah berjanji akan meninggikan orang-orang  yang beriman di antara manusia dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat (QS Al –Mujadalah: 11).

2. Berada di jalan Allah sebagaimana hadist riwayat Turmudzi, Rasulullah mengatakan bahwa siapa yang keluar rumah untuk menuntut ilmu berarti dia berada di jalan Allah hingga pulang.

3. Mendapatkan pahala investasi. Sesuai sabda Rasulullah, “Jika anak adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya” (HR. Muslim).

4. Menghindari murka Allah. Rasulullah berkata, “Dunia dan seisinya dimurkai Allah kecuali yang memanfaatkannya demi kepentingan dzikrullah dan yang serupa dengannya, para ulama, dan orang-orang yang menuntut ilmu” (HR. Turmudzi).

5. Dimudahkan jalan menuju Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Rasulullah besabda, “Barangsiapan menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju Surga” (HR. Muslim).

6. Berada di taman-taman Surga.  Rasulullah berkata, “Jika kalian melewati taman Surga maka singgahlah dengan hati senang. Para sahabat bertanya, “Apakah taman-taman Surga itu?”. Beliau menjawab, “Halaqah-halaqah dzikir (halaqah ilmu).” (HR. At- Tirmidzi).

7. Dinaungi malaikat dan dibanggakan Allah. “Tiada suatu kaum duduk dalam majelis dzikir kepada Allah (majelis ilmu), pasti dikelilingi malaikat, diliputi rahmat, diturunkan kepada mereka ketenangan, dan nama mereka disebut Allah di depan para malaikat-Nya.” (HR. Muslim).

Oleh sebab itu, datangilah majelis-majelis ilmu yang akan membawa kebaikan dan keberkahan. Di bawah bimbingan para guru yang mengarahkan penegakan izzul Islam wal muslimin. Bukan justru menebar maksiat dan menyuburkan investasi dosa dalam kehidupan.

Alangkah berbahagianya jika kita menjadi bagian dari para penuntut ilmu tersebut. Jangan lagi menunggu karena waktu terus berlalu. Wallahua’lam bishshowwab. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version