View Full Version
Senin, 29 Jun 2020

Surat Raja Cina kepada Kaisar Persia

Karena kalah perang melawan kaum Muslimin, Yazdajir Kaisar Persia saat itu akhirnya mengutus seorang utusan untuk meminta bantuan kepada Raja Cina.

Raja Cina bertanya kepada utusan Yazdajir, "Apa yang terjadi, kalian yang begitu besar bisa dikalahkan oleh kaum yang kecil? Bagaimana sebenarnya kaum itu?"

Utusan Yazdajir berkata, "Silahkan Tuan bertanya, apa yang Tuan ingin ketahui tentang kaum itu?"

Raja Cina bertanya: "Apa yang mereka katakan kepada kalian sebelum perang?"
Utusan Yazdajir menjawab: "Mereka menawarkan satu dari tiga hal. Pertama, kami diajak masuk Islam dengan demikian kami sama dengan mereka. Kedua, kalau kami tidak mau masuk Islam maka kami harus membayar jizyah (semacam pajak) dengan demikian maka kami dalam jaminan dan perlindungan mereka. Ketiga, kalau kami menolak, maka perang."

Raja Cina bertanya, " Apakah mereka menepati janji?"
Utusan Yazdajir menjawab: "Ya, mereka adalah kaum yang sangat menepati janji."

Raja Cina bertanya, "Apakah mereka ada ajaran tentang halal dan haram?"
Utusan Yazdajir menjawab: "Ya."
Raja Cina bertanya: "Apakah mereka suka menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal?"
Utusan Yazdajir menjawab: "Tidak. Mereka adalah kaum yang sangat memegang teguh ajaran Agama mereka."

Raja Cina berkomentar: "Selama mereka tidak menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal maka mereka takkan bisa dikalahkan."

Lalu Raja Cina bertanya tentang pakaian, kendaraan dan perkakas kaum muslimin, dan utusan Yazdajir menjawab dengan jelas dan detail.

Akhirnya, Raja Cina menulis Surat sebagai jawaban untuk Kaisar Persia Yazdajir. Isi Surat itu adalah:

"Sesungguhnya bukan aku tidak tahu bahwa sesama raja ada hak dan kewajiban untuk saling membantu, dan bukan aku tidak mau membantu. Aku bisa membantu pasukan perang yang paling depan sudah sampai di wilayah Persia dan yang belakang masih di Cina. Tapi itu tak ada gunanya. Karena, kaum yang memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebutkan oleh utusanmu itu jika mau meruntuhkan gunung niscaya mereka bisa meruntuhkannya, dan jika mereka menyerang kerajaanku karena ikut membantumu, niscaya mereka melenyapkanku dan kerajaanku. Kaum ini, tak bisa dikalahkan sehingga mereka berubah menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Maka saranku, berdamailah dengan mereka. Dan terima tawaran mereka."

Oleh: Muhammad Syamlan

Sumber :
1. Tarikh Atthobari
2. Alkamil Fittaariikh, Ibnul Atsir.
3. Al bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir.


latestnews

View Full Version