Oleh: Abu Muas T. (Pemerhati Masalah Sosial)
Tak dapat dinafikan peningkatan merebaknya penyebaran virus covid-19 akhir-akhir ini menjadikan suasana yang kurang kondusif. Suasana demikian salah satu di antara penyebabnya adalah kurangnya edukasi dari penentu kebijakan negeri ini kepada masyarakat soal bagaimana cara menghadapi pandemi ini selain dari protokol kesehatan.
Masyarakat yang terus dijejali dengan narasi-narasi pemberitaan perkembangan penyebaran virus yang semakin mengkhawatirkan, pada gilirannya terkondisikan suasana lingkungan yang seolah benar-benar mencekam.
Gambaran lingkungan yang mencekam salah satunya di antaranya seperti kejadian nyata yang pernah terjadi pada Ahad (20/6/2021) di sebuah lingkungan perumahan di wilayah Kabupaten Bandung Jawa Barat. Kejadiannya, satu keluarga keturunan (China) yang terdiri dari tiga anggota keluarga suami, istri dan satu anak, yang ketiganya terkonfirmasi positif covid-19.
Sayangnya, baik tetangga maupun pengurus RT/RW baru mengetahui satu keluarga tersebut terkonfirmasi positif covid setelah istrinya menemui kebuntuan dan binggung lalu melaporkan ke pengurus RT untuk meminta bantuan mengurus jenazah suaminya yang telah meninggal dunia di rumah.
Nyaris putus-asa Si istri karena telah berupaya menghubungi sejumlah rumah sakit untuk meminta bantuan mobil ambulance untuk membawa jenazah suami ke rumah sakit. Beruntung, sang istri mendiang lapor ke pengurus RT yang kebetulan pengurus RT ini juga sebagai pengurus pengelola pemulasaraan dan pemakaman jenazah (P3J) yang sudah memiliki mobil ambulance.
Dengan mengedepankan sisi kemanusiaan, pengurus P3J bergerak cepat mengeluarkan mobil ambulance dari garasi milik yayasan sebuah masjid di komplek langsung membawa jenazah ke rumah sakit terdekat untuk pengurusan jenazah khusus terkomfirmasi positif covid, yang selanjutnya pihak rumah sakit yang memberikan rekomendasi untuk pengurusan jenazah di tempat kremasi jenazah.
Seiring dengan penuhnya sejumlah ruang perawatan khusus covid di Rumah Sakit, tak ada jalan lain kini tidak sedikit pasien terkonfirmasi covid mengambil langkah isolasi mandiri (Isoman) di rumah. Untuk itu kiranya sangat diperlukan sosialisasi kepada warga dari penentu kebijakan, bagaimana mekanisme pengurusan jenazah yang isoman di rumah.
Kisah nyata ini, semoga menjadi pembelajaran kita bersama terlebih dalam situasi menghadapi penyebaran pandemi virus covid-19 yang hingga kini belum dapat diprediksi kapan berakhirnya.