Oleh:
Nina Mardiani
76 TAHUN Indonesia sudah merdeka, lepas dri penjajahan Portugis, Inggris, Belanda, dan Jepang. 76 tahun bukanlah usia yang sebentar, lebih dari seperempat abad. Jika dilihat dari fakta disekitar kita akan timbul pertanyaan dalam benak kita. Sudahkah Indonesia benar-benar merdeka?, apakah pemerintah indonesia sudah benar-benar mandiri?. Penjajahan fisik memang sudah lama sirna.
Namun penjajahan masih ada sampai detik ini, yaitu penjajahan gaya baru. Model penjajahan gaya baru ini tidak menggunakan senjata, saling serang fisik, atau merusak suatu wilayah. Tetapi penjajahan gaya baru ini tidak akan kerasa dan ketara namun lebih berbahaya karena negeri yang dijajah tidak menyadarinya. Malahan negeri yang dijajah tersebut seolah-olah dibantu dan dimakmurkan oleh pejajah.
Perlu kita pahami bersama, jika sistem dan hukum dari barat inilah penjajahan gaya baru, eksis diterapkan di negeri-negeri jajahan. Termasuk di negeri tercinta ini. Sistem politik di Indonesia menggunakan demokrasi yang diwariskan oleh penjajah. Sistem ekonominya menggunakan sistem liberal kapitalisme yang juga dipakai negeri yang kata adikuasa, makmur, dan sukses. Hal ini tidak bisa dijadikan rujukan, kita perlu mengetahui lebih mendalam tentang sistem ini.
Indonenesia yang kaya dengan sumber daya alam, emas, minyak, dan lain-lain apakah rakyat mendapatkan hasilnya? Tentu saja fakta menunjukkan tidak!. Hal ini karena sistem politik dan ekonomi yang menjadikan itu semua mengalir kepihak swasta dan asing yang menjajah. Didukung undang-undang permodalan yang boleh didanai pihak tertentu, sehingga keuntungannya akan mengalir pada pihak-pihak tertentu (penjajah) tersebut seperti keuntungan operasional dari jalan tol, bandara, pelabuhan, dan pengelolaan sumber daya alam lainnya.
Inilah salah satu bentuk bahaya nyata. Pantas saja jika ¾ abad lebih Indonesia merdeka tetapi masih menghadapi segudang permasalahan seperti pengangguran, kemiskinan, kesahatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Rakyat masih tidak mendapat hak-haknya. Hari ini kita masih terjerat dengan segudang permasalahan tersebut ditambah wabah Covid-19 yang semakin menggila.
Sebenarnya jika kita telusuri lebih dalam negeri-negeri hari ini yang dijuluki negara adikuasa dan sukses seperti Amerika Serikat juga memiliki segudang permasalahan didalam negerinya. Seperti yang dirilis dari data statistik pertengahan tahun lalu hutang Amerika naik 4 triliun dollar. Kemudian dari data WHO lonjakan kasus Covid pertengahan tahun ini Amerika naik 30% dengan total kasus 34,4 jt dan korban meninggal mencapai 610.000 jiwa. Jika contoh dari negara yang merdeka adalah Amerika, maka hal ini adalah sebuah kesalahan besar.
Rasulullah pernah menulis surat untuk Raja Najran yang isinya: “Aku menyeru kepada kalian untuk menghambakan diri kepada Allah dan meninggalkan penghambaan kepada sesama hamba manusia. Aku menyeru kepada kalian agar berada dalam kekuasaan Allah dan membebaskan diri dari penguasaan sesama hamba.”
Penghambaan kepada manusia bukanlah seperti perbudakan, penyembahan, ataupun sampai bersujud-sujud dihadapan manusia. Tetapi ketika menyerahkan wewenang pengaturan sistem hidup kepada sesama manusia, padahal wewenangnya Allah pencipta manusia. Jika penghambaan kepada manusia ini terjadi, maka hal-hal yang haram akan menjadi halal. Hal ini sah dalam sitem hari ini (demokrasi) karena hawa nafsu yang dijadikan rujukan. Allah berfrman dalam q.s At-taubah ayat 31
“mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi) dan rahib-rahib mereka (nsrani) sebagai tuhan selain Allah, dan juga al-masih putra maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah tuhan yang maha Esa; tiada tuhan selain Dia. Maha suci dari apa yang mereka persekutukan.”
Adapun hadist Rosulullah bersabda “dan mereka telah menghalalkan apa yang diharamkan lalu kalian halalkannya?” Adi Bin Hatim menjawab ‘’benar!” Rosulullah menjawab “inilah bentuk penyembahan mereka.” (HR. Ath-thrabani & al-baihaqi).
Islam adalah solusi hari ini, wujud kemerdekaan haqiqi datang dari pencipta yang sesuai dengan al-quran. Sistem yang membebaskan penyembahan kepada sesama manusia. Sistem ini akan menciptakan keimanan dan rasa mana ditengah-tengah masyarakat.*