Penulis:
Eriga Agustiningsasi, S.KM || Penyuluh Kesehatan; Freelance Writer
VIRAL. Satu kata yang kini banyak diburu orang terutama kaula muda. Generasi yang rata-rata lahir itahun 2000an ini memang lahir di era kemajuan dan kecanggihan dunia digital. Di mana teknologi sudah bukan lagimenjadi barang tersier, melainkan primer. Menjadi sebuah kebutuhan yang tentunya sangat diburu masyarakat.
Bahkan platform sosial media berlomba-lomba mengembangkan aplikasi-aplikasi pendukung agar memenuhi keinginan pasar. Siapa penggunanya.Ya. Tentu kalangan millenial. Kalangan yang masih energik, penuh dengan ide kreatif untuk berinovasi. Namun menjadi pertanyaan ialah, apakah hal ini merupakan suatu hal yang wajar? Membuat konten menarik agar menjadi viral dan terkenal?
Jika kita lihat hari ini bagaimana kita disuguhkan berbagai macam konten di sosial media. Mulai dari konten yang mendidik, menginspirasi, memotivasi hingga konten yang minim edukasi, hanya dibuat seru-suruan saja. Bahkan hingga menelan korban jiwa. Demi viral dant erkenal, nyawa jadi taruhannya. Lantas jika begini adanya, penting gak sih mnjadi viral dan terkenal?
Secara fitrah manusia memilikin naluri mempertahankan diri, di mana naluri ini bisa berbentuk keinginan untuk diakui, dipuji sebagai eksistens idiri. Dan ini adalah hal yang wajar karena fitrahnya manusia memang demikian. Namun menjadi masalah jika cara pemenuhannya liar, tidak diatur sesuai dengan koridor yang telah Allah tetapkan. Allah berfirman,
“Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu,” (QS. Al Maidah: 48)
Jika viral karena goyangan dan sejenisnya apalagi membuka aurat khusus bagi perempuan, maka untuk apa viral dan kemudian terkenal? Terkenal di dunia namun hisabnya sangat berat di akhirat. Tidakkah kita berpikir bagaimana cara agar kita viral bukan hanya di dunia yang fana (sementara) ini, tapi juga di akhirat yang kekal abadi selamanya? Tentu viralnya karena kebaikan kebaikan yang telah kita lakukan di dunia.
Layaknya Sa’ad bin Muadz dengan usia yang masih sangat muda, beliau mampu mengislamkan seluruh Madinah. Hingga kematiannya mampu mengguncang Arsy nya Allah. Uwais Al Qorni yang dengan baktinya kepada orangtua dan keimanan serta ketaatanya kepada Allah, beliau sangat terkenal di kalangan penduduk langit meskipun beliau tidak dikenal di dunia.
Maka isilah waktu yang tersisa kita di dunia ini dengan amal-amal shalih yang kelak akan menjadi bekal kita menuju akhirat. Kerahkan semua potensi diri dalam rangka ketaatan kepada Allah. Curahkan segala kemampuan diri di jalan dakwah, jalan kemuliaan Islam. Ingat kawan, kesempatan tidak datang dua kali. Waktu tak bisa diputar kembali. Hidup hanya sekali, jadikanlah berarti!*