Oleh: Tardjono Abu Muas*
Di tengah penyebaran pandemi Covid-19 yang tidak kurang dari 18 bulan telah melanda negeri ini, dan hingga kini pun belum dapat diprediksi kapan berakhirnya, tiba-tiba viral sebuah wawancara santai Krisdayanti yang dikenal dengan sebutan KD telah membuat kegaduhan baru khususnya teman-teman sejawat di dewan.
Apresiasi atas "kepolosan" KD yang mungkin tanpa disadari telah berani blak-blakannya (bloko-jawa) menyampaikan sesuatu hal yang selama ini dianggap tabu soal gaji dan tunjangan anggota dewan. Tak urung atas blak-blakannya KD ini, menimbulkan ketidaknyamanan bagi teman-teman sejawat di lingkungan dewan khususnya di dalam fraksi partai yang menaungi KD.
Sebaiknya dalam persoalan ini, KD atau partainya tak perlu repot-repot membuat klarifikasi, karena bagi rakyat yang diwakilinya merasa telah mendapatkan informasi yang sangat berharga tentang jaminan kesejahteraan para wakilnya yang duduk nyaman di ruangan gedung yang nyaman pula.
Paparan santai KD soal gaji dan tunjangan anggota dewan yang viral saat ini, di tengah himpitan penderitaan rakyat yang konon diwakilinya dapat membuka mata hati kita semua, khususnya tentang keseimbangan antara kinerja anggota dewan dengan kesejahteraan yang diperolehnya.
Berbagai macam respon dari rakyat yang diwakilinya pascaviral blak-blakannya KD, tentu sangat dimaklumi jika sorotan rakyat kini tertuju kepada kinerja para anggota dewan yang konon koar-koarnya mewakili rakyat.
Terlepas dari timbulnya ketidaknyamanan para penghuni "Gedung Yang Terhormat" yang diduduki para anggota dewan yang konon terhormat pula, layak kiranya KD mendapatkan apresiasi bukan malah sebaliknya mendapatkan intimidasi atau bahkan dilaporkan kepada Badan Kehormatan Dewan (BKD).
BKD tak perlu repot-repot memanggil KD, karena kini rakyat telah mendapat pencerahan gratis dari KD di tengah-tengah kondisi rakyat yang diwakilinya sedang menderita akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan. Apresiasi KD seng wes wani bloko (yang sudah berani blak-blakan) soal gaji dan tunjangan teman-teman sejawat di dewan.
Biarlah rakyat yang diwakilinya tidak bisa tidur karena lapar, sementara kalian yang mewakili rakyat nyenyak tidur karena gaji dan tunjangan kalian cukup menggiurkan.
*)Penulis merupakan Pemerhati Masalah Sosial