View Full Version
Senin, 03 Jan 2022

5 Ragam Bacaan saat Sujud

Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.  Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Sujud adalah rukun shalat yang sangat agung sehingga shalat disebut dengan ‘sujud’.

فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ اَلسُّجُودِ

Bantu aku mewujudkan keinginanmu itu dengan engkau memperbanyak sujud,” sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami.

Maksud "memperbanyak sujud' adalah memperbanyak shalat sunnah. Shalat disebut dengan sujud. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyuruh Rabi’ah untuk memperbanyak shalat sunnah agar ia memperoleh derajat tinggi di surga; dekat dengan tempat baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Sujud menggambarkan ketundukan dan sikap merendahkan diri yang sempurna kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Saat sujud, seseorang berada dalam posisi terdekat dengan Allah sehingga doa yang dipanjatkan di dalamnya sangat mustajab.

Wajib bersujud di atas tujuh anggota tubuh; jidad –dengan menempelkan ujung hidung-, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kaki bagian depan.

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ : عَلَى اَلْجَبْهَةِ - وَأَشَارَ بِيَدِهِ إِلَى أَنْفِهِ - وَالْيَدَيْنِ  وَالرُّكْبَتَيْنِ  وَأَطْرَافِ اَلْقَدَمَيْنِ

"Aku diperintahkan untuk bersujud di atas tujuh tulang pada dahi -beliau menunjuk dengan tangannya pada hidungnya-, kedua tangan (telapaknya), kedua lutut, dan ujung-ujung jari kedua kaki." (Muttafaq Alaihi)

Selain gerakan, disunnahkan untuk membaca zikir atau doa saat sujud. Terdapat beberapa ragam pilihan bacaan yang ma’tsur (memiliki sumber dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam) saat sujud. Di antaranya adalah lima bacaan berikut ini -masih ada bacaan zikir dan doa sujud lainnya-:

Pertama, membaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى

“Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi”.

Dari Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku pernah shalat bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di satu malam –kemudian beliau sebutkan hadits tentang shalat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang cukup panjang-  di dalamnya disebutkan,

ثمَّ سجد فجعل يقولُ سبحانَ ربِّي الأعلَى

Kemudian beliau Ruku’ dan mulai membaca: Subhaana Rabbiyal A’laa (Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi).” (HR. Muslim)

Dianjurkan membacanya sebanyak tiga kali.

Kedua, membaca:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

“Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi dan segala pujian untuk-Nya”

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata:

فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَكَعَ قَالَ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ ثَلاثًا , وَإِذَا سَجَدَ قَالَ : سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ ثَلاثًا

“Apabila Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ruku’ maka beliau membaca Subhaana Rabbiyal ‘Adziimi wa Bihamdih (Maha Suci Rabbku yang Maha Agung dan segala pujian untuk-Nya) sebanyak tiga kali. Dan apabila sujud, beliau membaca: Subhaana Rabbiyal A’laa wa Bihamdih (Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi dan segala pujian untuk-Nya) sebanyak tiga kali.” (HR. Abu Dawud. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani di Shifah Shalah: 133)

Ketiga, membaca:

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ

“Maha Suci Engkau dan Maha Bersih (dari apa-apa yang disifatkan oleh orang-orang musyrik), Rabba para Malaikat dan Jibril.”

Dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam membaca pada ruku’ dan sujudnya:

سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ

“Maha Suci Engkau dan Maha Bersih (dari apa-apa yang disifatkan oleh orang-orang musyrik), Rabba para Malaikat dan Jibril.” (HR. Muslim)

Keempat, membaca:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Mahasuci engkau Wahai Allah, Rabb kami dan segala puji bagi-Mu, Ya Allah ampunilah aku.

Dari hadits ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha, ia berkata: 

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

“Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sering membaca pada ruku’ dan sujudnya: Subhaanaka Allaahumma Rabbana Wabihamdika, Allahummaghfirli (Mahasuci engkau Wahai Allah, Rabb kami dan segala puji bagi-Mu, Ya Allah ampunilah aku).” (Muttafaq ‘Alaih)

Kelima, membaca:

اللهمَّ لك سجَدْتُ، وبك آمَنْتُ، ولك أسلَمْتُ، سجَد وجهي للذي خَلَقَه وصوَّرَه، وشَقَّ سَمْعَه وبصَرَه، تبارَكَ اللهُ أحسَنُ الخالقينَ

"Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, karena-Mu juga aku beriman, kepada-Mu juga aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Maha Suci Allah Sebaik-baik Pencipta." (HR. Muslim)

Meragamkan Bacaan

Hendaknya kita benar-benar menjaga sunnah-sunnah dari Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini. Kita ragamkan bacaan sujud kita. Tidak terpaku pada satu bacaan saja.

Kita mengamalkan satu jenis bacaan sujud di satu shalat, lalu pada kesempatan lain, kita amalkan bacaan lainnya. Boleh juga kita baca semua bacaan ini dalam satu sujud shalat yang kita kerjakan.

Terkhusus sujud ini, adalah kesempatan bagi seseorang yang sedang shalat untuk banyak berdoa. Doa di dalamnya akan berpeluang besar dipenuhi oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, sebagaimana sabda, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Kondisi paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah saat ia sujud, maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)

Dalam redaksi lain,

وَأَمَّا اَلسُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي اَلدُّعَاءِ  فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

Adapun sewaktu sujud, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa karena besar harapan akan dikabulkan do'amu.” (HR. Muslim)

Karenanya, dibolehkan untuk menambahkan doa-doa lainnya yang menjadi hajat seseorang dalam sujudnya. Wallahu a’lam. [PurWD/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version