View Full Version
Jum'at, 19 Apr 2013

Siti Zuhro : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Play Boy?

Jakarta (voa-islam.com) SBY tukang tebar janji dan tebar pesona, dan "php" (pemberi harapan palsu), yang sering menjadi celotehan anak-anak remaja. Sikap SBY yang akhir-akhir ini banyak menimbulkan berbagai kritik dan kecaman, akibat begitu banyak janji dan harapan yang ditebarkan kepada rakyat, tetapi tak pernah diwujudkan.

Maka, sikap SBY yang suka menebar janji dan pemberi harapan kepada rakyat, kemudian membuat pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, karakter Presiden SBY adalah politisi sejati yang lebih mendahulukan kepentingan dirinya. Menurutnya, karakter ini disamakan seperti seorang playboy yang gampang memberikan janji tanpa realisasi.

"Sangat mungkin jika masyarakat menilai karakter SBY seperti seorang playboy. Bedanya seorang playboy banyak memberikan janji kepada banyak wanita tanpa realisasi. SBY banyak janji kepada banyak orang mengenai banyak hal tanpa realisasi. Playboy atau politisi tidak amanah, tidak mau berkorban, dan rela mengorbankan orang lain termasuk sahabat dan teman," jelas Siti usai menghadiri sebuah diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/4).

Karakter seorang playboy, kata dia, selalu memikat hati wanita dengan citra. Kondisi seperti ini yang dia nilai sama persis dengan apa yang dilakukan SBY.

"Janji mudah diumbar oleh orang yang berkarakter playboy seperti ini dan orang-orang seperti ini juga tidak pernah merasa berdosa, jika tidak menepati janji. Tidak akan membuatnya gusar kecuali kalau citranya buruk," tambah Siti.

Lebih jauh Siti mengungkapkan, seorang playboy juga tidak akan rela jika mendapatkan saingan. SBY, tambah dia, tidak suka jika ada pihak yang menyainginya atau menjadi matahari kembar.

Oleh sebab itu, tutur dia, jangan heran apabila yang diangkat oleh SBY dalam struktur Partai Demokrat dan pemerintah adalah orang-orang yang diangkat menjadi pejabat adalah orang-orang yang tidak memiliki potensi menyaingi dirinya.

Dia mencontohkan, saat mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjadi pasangannya pada periode pertama namanya turut melambung. Alhasil, pria yang kerap disapa JK itu tidak lagi digandeng dalam pemerintahan periode berikutnya.

"Lihat saja bagaimana SBY dalam awal pemerintahannya di 2009 mengangkat 4 menteri dari parpol dalam kabinetnya justru dari kader partai yang tidak lolos masuk ke Senayan. Partai-partai politik yang diajak bergabung dalam koalisi adalah juga partai-partai yang tidak memiliki tokoh yang bisa bersinar seterang dirinya. Ketika Anas terpilih pun seperti yang Anas katakan dia seperti bayi yang tidak diinginkan, SBY tidak menyukainya karena akan bisa menyaingi dirinya," tegasnya.

Maka dari itu, menurut penilaian Siti, meski SBY sudah menjadi ketua umum Partai Demokrat, SBY selalu berusaha tidak mau tersaingi oleh orang lain termasuk oleh mantan kadernya Anas Urbaningrum.

"Undangan untuk bergabung ke Partai Demokrat dengan tawaran menjadi waketum adalah salah satu langkah tidak mau tersaingi. Masak Anas didatangi ke Duren Sawit oleh Yenny (Wahid), Cikeas tidak didatangi?" imbuhnya.

Selain tak mau disaingi, terang dia, karakter playboy juga memiliki sifat tidak konsisten karena tidak bisa memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya.

"Makanya jangan heran kalau mendengar SBY hari ini bicara melalui kader-kadernya ketua umum tidak boleh rangkap jabatan, tapi besoknya dia sendiri yang menjadi ketua umum dan merangkap jabatan. Seorang playboy hari ini bisa bilang dengan sumpah segala dia mencintai seorang wanita, besoknya langsung dia tinggalkan," tutur dia.

Jadi SBY benar-benar seorang play boy, dan karakternya itu, membuat rakyat banyak yang hidupnya menderita. Karena SBY hanya menebarkan pesona, memberi janji-janji palsu, dan memberi harapan palsu (php). Kasihan rakyat dan bangsa Indonesia. af/mrdk.


latestnews

View Full Version