View Full Version
Jum'at, 14 Mar 2014

Mega Memilih Rakyat Marhaen atau Konglomerat Cina?

JAKARTA (voa-islam.com) - Sengaja PDIP melakukan konsolidasi para pengusaha ‘top’ Indonesia mendukung partai yang berlambang ‘kepala banteng’ itu. Diantara 60  pengusaha itu, terdapat 10 orang terkaya Indonesia, umumnya para konglomerat Cina. Nampaknya, Mega tak bisa lepas dari konglomerat Cina, kendati PDIP selalu dinisbatkan sebagai ‘Partai Wong Cilik’.

Mega sudah benar-benar ‘prepare’ dengan keyakinan akan menjadi ‘orang nomor satu’ Indonesia, dan sekarang sudah sangat nampak jelas, menjadikan konglomerat Cina menjadi salah satu pilar kekuasaan, dan dimulai dengan dukungan dana mereka, menjelang kampanye sekarang, dan ini merupakan ‘to be or not to be’. Pokoknya, Mega dan PDIP harus menjadi ‘juara’ dalam pemilu legslatif dan presiden 2014 ini.

Lalu, bersamaan dengan banyaknya konglomerat Cina yang sekarang ini, mereka menjadi penyumbang dana kampanye pemilu 2014 bagi PDIP, sekiranya menang nanti dapatkah Mega berdiri dengan tegak, khususnya dalam menetapkan kebijakan membela kepentingan rakyat? Pasti tidak. Mega akan menjadi alat kepentingan konglomerat Cina. Seperti saat menjadi sebagai presiden, Mega memberikan pengampunan kepada para obligor BlBI, yang sebagian besar konglomerat Cina, yang sudah menghabiskan uang Rp 650 triliun.

Inilah yang selalu menjadi ironi dan dilema bagi partai politik, seperti PDIP. Walaupun selalu melekatkan dirinya kepada jargon-jargon sebagai partai yang populis (merakyat) dan membela kepentingan rakyat, tetapi prakteknya tak pernah terjadi, dan posisi Mega membela kepentingan para konglomerat Cina, seperti yang sudah terjadi di masa lalu. Apalagi, kalau jumlah sumbangan dana relatif besar, maka ini akan melumpuhkan Mega dan PDIP. Mega dan PDIP akan dibawah kendali, minimal akan    dibawah pengaruh kepentingan konglomerat Cina.

Sementara itu, PDIP menyiapkan formulir buat para pengusaha menyumbang kas partai. "Rp 1juta pun kami terima," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis malam, 13/3/2014.

Pertemuan antara 60 pengusaha dan pengurus PDIP, kata Tjahjo, terdiri atas pemilik jaringan daftar 10 orang terkaya di Indonesia dalam pertemuan itu. Ini hanya menggambarkan konglomerat Cina, nampaknya melihat Mega dan PDIP akan menjadi ‘kuda’ tunggangan mereka, guna melangkah lebih jauh, dan berakhir dengan penguasaan kedaulatan politik, melalui para politisi pribumi, seperti Mega.

Menurut Tjahjo, inisiatif pertemuan berasal dari para pengusaha. Pertemuan ini, kata dia, sudah masuk agenda partai sejak dua minggu lalu. Namun Tjahjo enggan menyebutkan nama pengusaha yang menjadi inisiator pertemuan.  Para pengusaha yang hadir, kata Tjahjo, ingin berdiskusi perihal rencana-rencana PDIP menjelang Pemlihan Umum 2014.  "Ya, makan malam biasa.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengundang 60 pengusaha makan malam pada Kamis, 13 Maret 2014.  Pertemuan dan perjamuan malam itu digelar di lantai dua kantor pusat partai di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.  (afgh/dbs/voa-islam.com)

 


latestnews

View Full Version