View Full Version
Sabtu, 02 May 2015

Mengafirkan Sahabat Nabi, Syiahlah yang Lebih Pantas Disebut Takfiri

BOGOR (voa-islam.com) – Memposisikan diri sebagai musuh Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Syiah berusaha memecah belah persatuan Umat Islam Ahlus Sunnah Indonesia. Di antara modusnya adalah dengan mengangkat isu Wahabi sebagai kelompok takfiri (gampang mengkafirkan pihak lain).

“Wahabi disebut kelompok Takfiri. Padahal, yang pantas disebut kelompok takfiri adalah Syiah. Sebab, merekalah yang mengkafirkan shahabat Nabi,” UjarPimpinan Yayasan Al Bayyinat Jawa Timur, Habib Ahmad Zein Al Kaff di acara Multaqa Ulama dan Pengusaha, di Hotel Sahira Bogor, Selasa (28/04/2015) lalu.

Karena itu, Habib Zein meminta para dai harus menjelaskan kepada umat tentang kesesatan Syiah dan apa itu Ahlus Sunnah. Ahlus Sunnahlah yang mencintai Ahlul Bait dan shahabat Nabi. Sebaliknya, Syiahlah yang mengkafirkan sebagian shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Menurutnya, selain menyadarkan masyarakat, tugas para dai juga melobi aparat. "Orang Syiah sudah masuk ke DPR, ormas Islam, partai, menteri bahkan melobi presiden," tegasnya.

Habib yang sangat tegas menyatakan kesesatan Syi’ah ini melihat ukhuwah sesama Ahlus Sunnah di Indonesia sudah terkoyak. Sesama Ahlus Sunnah saling memusuhi dan menyesatkan. Menurutnya, Syi’ah ada dibalik terpecahnya persatuan Ahlus Sunnah ini.

“Meski terdiri dari berbagai kelompok, tapi kita semua Ahlus Sunnah wal Jamaah. Sebab berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam ketika menjelaskan tentang golongan yang selamat itu adalah: orang yang bersamaku dan shahabatku,” paparnya.

Multaqa (pertemuan) ulama dan pengusaha muslim yang berlangusng selama 2 hari tersebut, Selasa-Rabu (28-29/04/2015) dihadiri lebih dari 50 tokoh. Selain Habib Ahmad Zein Al-Kaff, ada Wakil Sekjen MUI Pusat Tengku Zulkarnain, Direktur Islamic Center Al-Islam Bekasi Ust. Farid Ahmad Okbah, Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Drs Muhammad Thalib, Abu Muhammad Jibril, dan lainnya.

Berbagai permasalahan umat Islam didiskusikan dalam pertemua tersebut, seperti masalah pendidikan yang makin jauh dari nilai-nilai Islam, moral anak bangsa yang makin runtuh, dan masalah ekonomi kapitalis, kristenisasi, dan juga masalah Syi’ah.

Diakui issu Syi’ah terlihat paling menyita perhatian para tokoh Islam tersebut. Pasalnya, Indonesia di ambang revolusi Syiah. "Syiah sudah punya pengalaman merevolusi negara yang sudah mereka masuki," Ujar Ustadz Zulkifli Muhammad Ali dari Payakumbuh.

Hal yang sama diungkapkan Ustadz Farid Ahmad Okbah. Menurutnya, Syiah kini makin berani dan merajalela. Merajalelanya kebatilan karena kebenaran tidak tampil. Karena itu, harus ada upaya untuk memberikan pemahaman kepada umat dengan langkah konkret. “Pertemuan ini harus mampu mendeteksi permasalahan umat lalu mencari solusinya,” ujarnya.

Menghadapi merajelalnya Syi’ah, menurut Ustadz Farid, ada lima faktor yang harus diusahakan. Yakni, keyakinan yang kuat, adanya kader yang disiapkan dan tidak boleh berhenti, harus ada program jangka pendek dan panjang, kerapihan organisasi, dan penyiapan logistik.

Al-Ustadz Drs M Thalib yang tampil sebagai pemateri kedua menjelaskan penyebab kegagalan umat Islam gagal mewujudkan perjuangannya. Salah satunya adalah karena kurangnya ilmu. Ia mengutip isi hadits, berbahagialah orang yang beramal dengan ilmunya. [PurWD/SA/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version