View Full Version
Ahad, 27 Mar 2016

Ustadz Eri Taufiq: Paradigma Pembangunan Kota Bandung Masih Sekular

BANDUNG (voa-islam.com) - “Selama paradigma pembangunannya berbeda, antara paradigma Islam dengan sekular, maka sulit ada titik temu”, tegas Eri Taufiq dari Majelis Inspirasi al-Qur’an dalam acara “Ngawangkong Para Inohong Bandung” Sabtu (19/3), yang diadakan di Waroeng Setiabudhi, Jl. Cihampelas No. 159 A Bandung.

Secara tidak langsung, Ust. Taufiq menyatakan bahwa paradigma pembangunan Kota Bandung masih dalam kerangka Sekular Kapitalis, sehingga menurutnya umat Islam harus menyusun perencanaan strategis dalam pembangunan, sehingga Islam diposisikan sebagai dasar, bukan sebagai penghias atau bingkai pemanis, dimana substansinya tetap sama, yakni sekular kapitalis.

Acara tersebut mencoba memberikan gambaran kondisi sebenarnya permasalahan di Bandung. Kegiatan ini digelar atas kerjasama portal muslimbandung.id dengan Paguyuban Nyaah Ka Bandung. Para inohong berusaha memberikan kepedulian terhadap permasalahan di kota Bandung. Tema yang diangkat adalah “ngaguar nasib manuk blekok, jati anu kasilih ku junti, jeung loba jurig anu nyaliwuri”.

Kang Yuana Ryan, sebagai perwakilan Paguyuban Nyaah Ka Bandung, menjelaskan dalam sambutan, diadakannya acara Ngawangkong Para Inohong Bandung, untuk mengumpulkan aspirasi para tokoh Bandung dari berbagai bidang, mulai  tokoh di  bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan maupun pembangunan untuk kemaslahatan Bandung. Manuk Blekok (di Rancabayawak Gedebage merupakan simbol kearifan lokal yang akan hilang dengan pembangunan Bandung Teknopolis, jadi ini merupakan isu pembangunan; “jati kusilih ku junti” merupakan simbol semakin tersisihnya umat di Bandung dengan dominasi ekonomi asing; dan  loba “jurig nyiliwuri” adalah simbol kehidupan malam sebagai wujud liberalisasi budaya, atau dengan kata lain ini merupakan isu sosial budaya.

Salah satu peserta dari acara  Ngawangkong Para Inohong Bandung, Kang Taufan Suratno - Perwakilan dari DPLKTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda) yang perlu diperhatikan adalah Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota Bandung hampir habis. Tersisa hanya di daerah Gedebage dan saat ini Pemerintah merencanakan pembangunan teknopolis di daerah tersebut. RTH kota bandung tinggal 9%.  Apalagi banjir, angin puting beliung, gempa dan amblesan tanah. 

Kang Badrudin dari Kementerian Agama Kota Bandung, menjelaskan bahwa konsep pembangunan dalam Islam menurutnya adalah bagaimana agama dijadikan dasar dalam pebangunan, di antaranya tidak boleh ada kezhaliman dan tidak saling tolong menolong dalam keburukan

Kang Badrudin dari Kementerian Agama Kota Bandung, menjelaskan bahwa konsep pembangunan dalam Islam menurutnya adalah bagaimana agama dijadikan dasar dalam pebangunan, di antaranya tidak boleh ada kezhaliman dan tidak saling tolong menolong dalam keburukan.

Dijelaskan pula oleh, Dr Arim Nasim, ahli Ekonomi UPI, pembangunan ekonomi Kota Bandung, sungguh luar biasa.

“Pertanyaannya siapakah yang paling diuntungkan? Apakah orang pribumi atau orang non pribumi (luar kota bandung)?”, tanyanya retoris. 

Pembangunan ekonomi Kota Bandung, berlandaskan pembanguanan ekonomi kapitalis, artinya pembangunan dikendalikan oleh para pengusaha (pemilik modal) sedangkan negara hanya bertindak sebagai regulator. Maka fokus utama pembangunan adalah keuntungan tanpa mempertimbangkan aspek ekologi dan kemaslahatan masyarakat.

Kompol Syarif Hidayat dari Polrestabes Bandung, mengungkapkan terkait taman, yang banyak disalahgunakan oleh oknum masyarakat untuk melakukan kemaksiatan, maka di sinilah pentingnya pengawasan oleh berbagai pihak, terutama oleh pihak keamanan. Ponsen Sindi Prawito, Ketua DPD II HTI Kota Bandung, mengatakan.

“Secara konsen HTI menganalisis permasalahan Kota Bandung dan menyampaikan solusi dalam pandangan Syariat Islam. Program yang diajukan oleh HTI Kota Bandung, 'bebaskan kota bandung dari kemaksiatan, menuju Bandung Barokah,” katanya.

Ponsen juga menyebutkan pentingnya aspek ruhiyah dalam pembangunan infrastruktur agar tercapai kebaikan.

Hadir pula para tokoh lain dan turut memberikan pandangan, seperti dari Disdik Kota Bandung, Disbudpar Kota Bandung, Camat Gedebage, Lurah Ciranaten, Pagar Nusa PW NU Jawa Barat, jajaran ulama dari beberapa pesantren dan majelis taklim, komunitas lingkungan hidup, para pengusaha, para jurnalis, dan tokoh pemuda yang ada di Kota Bandung. Tidak kurang dari 50 orang inohong hadir dalam acara tersebut. [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version