View Full Version
Ahad, 26 Jul 2020

Ketua STAI Attaqwa Bekasi: Islamophobia Tantangan Dakwah Saat Ini

BEKASI (voa-islam.com)--Islamophobia menjadi salah satu tantangan dakwah saat ini disaat penggunaan media social digunakan secara terbuka di masyarakat

Untuk itulah da'i dan aktivis dakwah sibuk menangkis fitnah dan Isu Isu yang mengandung islamophobia yang sengaja dikembang di media social.

Fitnah dan islamophobia menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para da'i dan aktivis dakwah saat ini.

Demikian disampaikan Dr KH M Abid Marzuki M Pd Ketua STAI Attaqwa Bekasi sebagai pembicara di acara Webinar Dakwah Internasional dalam tema "Tantangan Dakwah di Masa Pandemi Covid19", Sabtu (25/7/2020).

Webinar ini diselenggarakan oleh Universitas Islam As-Syafi'iyah Jakarta, STID Mohammad Natsir Bekasi, STAI Attaqwa Bekasi, STAIIINDO Jakarta, Southeast Asia Academic Mobility (SEAM).

Abid Marzuki menjelaskan da'i dan aktivis dakwah harus memahami perubahan karakteristik di masyarakat terutama di era dakwah melalui media digital ini.

"Ada tiga karakter dalam masyarakat digital pertama, personal multi identity, yaitu karakter yang berbeda ketika di medsos atau di luar medsos, begitu pun sebaliknya terlihat baik di dunia maya, tapi sebaliknya ketika di dunia nyata," jelasnya.

Menurut tokoh ICMI Bekasi ini karakter kedua yaitu hubungan interpersonal atau masyarakat secara leluasa berkomunikasi di media maya dengan lintas batas teritorial, ras maupun agama.

"Dan ketiga aspek sosial, yaitu karakter personal berwajah ganda atau split personality," ungkapnya.

Tiga karakter masyarakat seperti ini menurut Abid harus menjadi bahan kajian analisis dan pertimbangan para da'i dan aktivis dakwah.

Menurut Abid, selain menghadapi karakteristik masyarakat tersebut dunia dakwah kini juga menghadapi tantangan yang tidak ringan.

"Tantangan dakwah yang dihadapi saat ini antara lain krisis ekonomi yang dihadapi ummat, untuk itu dakwah harus berorientasi pada mensejahterakan," ujarnya.

Tantangan lain yang cukup berat lanjut Abid adalah krisis politik, sistem demokrasi yang diterapkan perlahan bergeser menjadi otoritarian. "Dan ini menjadi tekanan bagi umat" katanya.

Untuk itulah, menurut alumnus Universitas Al Azhar Mesir ini, da'i dan aktivis dakwah harus merumuskan paradigma baru dalam dakwah, bagaimana dakwah secara konvensional dan dakwah melalui media digital.

"Pendidikan di perguruan tinggi juga harus memanfaatkan metode pembelajaran tidak hanya konvensional tetapi mulai menggunakan pemanfaatan media digital" ungkapnya.

Webinar dakwah Internasional menghadirkan pembicara antara lain Dr Dwi Budiman Assiroji M Pd I (Ketua STID Mohammad Natsir), Dr Daud Rasyid MA (Program Studi Magister Dakwah Universitas Islam Assyafi'iyah), Dr KH M Abid Marzuki M Ed (Ketua STAI Attaqwa Bekasi), Prof Dr Achmad Mubarok (Program Studi Dakwah Doktor Universitas Islam Assyafi'iyah).Prof Dr H Ismail Luthfi Japakiya (Rector of Fatoni University Thailand), Dr Mohd Farid Ravi Abdullah MA (Internasional University of Selangor Malaysia).* [Ril/Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version