View Full Version
Ahad, 26 Jul 2020

Pewarisan Nilai, Pemuda Dewan Da’wah Temui Waketum KH Abdul Wahid Alwi

JAKARTA (voa-islam.com) – Risalah merintis, dakwah melanjutkan. Demikianlah tabiat risalah dan dakwah saling berkelindan.

Bagai dua sisi koin mata uang yang menyatu padu. Pada kedua sisinya menampilkan wajah yang berbeda. Namun keduanya sama diikat dalam satuan nilai  yang utuh.

Pada masanya para perintis memulai dalam suka duka perjuangan masanya. Dan pada zamannya kemudian para pelanjut berjibaku dalam pahit getir perjalanan zamannya. Hanya ada satu pengikat yang menghubungkan chemistry dan ketertautan dua generasi; perintis dan pelanjut yaitu komitmen dalam khithah dan kekuatan value (nilai) yang diwariskan.   

Semangat mewarisi nilai-nilai para perintis, itulah yang mendorong para pengurus Pemuda Dewan Da’wah Pusat dikomandoi Ketua Umumnya melakukan program Pewarisan Nilai dari tokoh-tokoh dakwah. Berkunjung dan bershilaturrahim, menimba ilmu dan pengalaman serta menapaktilasi jejak pendahulu dalam dakwah dan pergerakan. Dan tokoh yang kali ini dikunjungi adalah Ustadz Abdul Wahid Alwi, MA. Wakil Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyyah Indonesia.

Ziarah ilmiyyah wa ruhiyyah ini berlangsung pada hari Sabtu, 18 Juli 2020, tepat satu hari dari milad 112 tahun Pak Natsir, di Kantor Dewan Da’wah Kramat Raya 45, tepatnya di ruang Biro Luar Negeri, Gedung Menara Dakwah lantai 2. Pertemuan dimulai tepat pukul 09.00 dan berakhir pada waktu Ashar sekira pukul 15.30, Hampir 6.5 jam -diselang shalat Zhuhur dan makan siang- dua generasi bertemu dalam kisah dan penggalan cerita.

Ibarat sang Ayah yang tengah menuturkan masanya pada anak-anaknya. Sang Ayah tak lelah membagi kisah menyejarah, sementara anak-anak menikmati alur dan latar dengan penuh antusias. Waktu siang pun berlalu seperti sebentar saja.      

Ada banyak hikmah dan pelajaran yang disampaikan Ustadz Abdul Wahid kepada kami. Kisah tentang orang tua dahulu, Pak Natsir merintis Dewan Da’wah. Memulai dari satu dua langkah kecil. Menyemai benih-benih kebaikan manjadi pohon amal shalih yang dipetik generasi yang datang kemudian. Mengader potensi-potensi pemuda dan mahasiswa, dibina, dirawat diarahkan sampai kelak mampu memikul beban estafeta dakwah yang harus terus berlanjut.

Itulah kekuatan kata-kata pak Natsir yang dituangkan dalam quotes perjuangannya; Risalah merintis, dakwah melanjutkan. Kata-kata bijak itu tak hanya keluar dari lisan dan tertulis di buku-buki saja. Namun Pak Natsir terapkan dalam kehidupan nyata pada penyiapan kader yang matang. Kader-kader yang lahir dari kepiawaian Pak Natsir mencetak pelanjut tak terhitung dengan jari. Dari sekian banyak kader itu adalah Ustadz Abdul Wahid sendiri yang langsung mendapatkan gemblengan dari Pak Natsir.

Sosok Pak Natsir yang dituturkan Ustadz Abdul Wahid Alwi yang menarik memang soal hubungan orang tua dan generasi muda. Soal dialog kontributif seorang ayah dan anak membincang risalah dan dakwah. Soal berbagi peran yang tua dan yang muda. Soal pewarisan nilai dan semangat perintis kepada pelanjut. Itu semua terekam apik dalam penggalan cerita dan alur kisah tentang sosok Pak Natsir yang disampaikan Ustadz Abdul Wahid sejak pagi hingga menjelang petang hari itu.

Sebagai simbol pewarisan nilai dan semangat juang, Ustadz Abdul Wahid menyerahkan copian projek pembangunan Gedung Menara Dakwah kepada ketua umum Pemuda Dewan Da’wah, Dede Ruba’i, M.Pd.

“Ini adalah simbol estafeta risalah dan tugas dakwah yang diembankan orang tua kepada anaknya. Kami punya tanggung jawab menjaga, melanjutkan dan menyelesaikannya projek besar ini," sambut Dadhe sambil menerima berkas copian bersejarah tersebut.

Pada setiap zaman ada rijalnya. Bagaikan pertunjukan seni pentas. Babak demi babak akan berakhir. Pemain bisa berganti. Bahan cerita selalu bertukar. Namun khittah tidak boleh berubah. [syahid/voa-islam.com]

sumber: dewandakwah.or.id


latestnews

View Full Version