View Full Version
Jum'at, 04 Sep 2020

Ketahanan Keluarga Muslim Masih Kuat, Perceraian Akibat Pandemi Tidak Signifikan

JAKARTA (voa-islam.com)--Media di luar negeri memang memberitakan di beberapa negara terjadi kenaikan tingkat perceraian entah itu disebabkan faktor ekonomi maupun pertikaian pasangan. Beberapa kalangan juga menilai di Indonesia terjadi hal serupa seiring dengan keadaan ekonomi yang diprediksi memasuki resesi.

Namun, Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Aco Nur mengatakan perceraian dampak pandemi itu tidak signifikan di Indonesia. Memang tetap ada kenaikan tingkat perceraian, namun itu tidak signifikan disebabkan pandemi.

“Bertumpuknya para pencari keadilan di Pengadilan Agama itu akibat PSBB dan sarana prasarana yang ada berkurang kapasitasnya, kursi berjumlah 100 tidak boleh diisi semua, maka mereka menunggu di luar pengadilan, maka terlihat menumpuk,” ujarnya saat mengisi Webinar Nasional Komisi PRK MUI “Masalah dan Solusi Perceraian di Indonesia”, Kamis (03/09).

Dia menuturkan, data pendaftaran perceraian (gugat maupun talak) pada bulan Januari dan Februari meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada bulan Januari jumlahnya 58.554, meningkat dari 56.813 di tahun sebelumnya. Sementara di bulan Februari 2020, jumlahnya 40.472 meningkat dari 39.381 di tahun sebelumnya. Padahal pada dua bulan itu, Covid-19 belum dikatakan melanda Indonesia.

Beberapa kalangan memang menilai jumlah percerain sangat tinggi pada bulan Juni 2020 karena mencapai 57.750. Angka ini naik drastis jika dibandingkan tahun 2019 yang hanya 37.048 perceraian. Namun Aco mengatakan, angka pendaftaran perceraian yang sifnifikan pada bulan Juni itu disebabkan penumpukan pendaftaran. Sebab, pada Maret sampai Mei, pemerintah menerapkan PSBB dan MA ikut menjalankan itu. Akibatnya, setelah masuk era kenormalan baru dan kuota pendaftaran kembali normal, ada limpahan pendaftaran dari bulan sebelumnya.

“Jangan terpengaruh bahwa dengan Covid-19 ini masyarakat Islam mengambil langkah drastis, efek perceraian akibat pandemi tidak besar, paling hanya dua persen. Kita bersyukur bahwa umat Islam mampu mempertahankan keluarga di tengah pandemi,” katanya.

Dari data pendaftaran perceraian yang jumlahnya tidak signifikan itu, Aco menilai ketahanan keluarga kalangan Islam tidak banyak terpengaruh pandemi. Meskipun pandemi menggerus perekonomian keluarga, namun tidak menyurutkan semangat umat untuk mengeratkan keluarga.

“Berangkat dari data yang ada, saya menilai masih banyak harapan bagi umat Islam mempertahankan keluarganya, walaupun keadaan Covid-19 yang berefek pada pendapatan yang hilang, sehingga rumah tangga terus berkurang pendapatannya,” imbuhnya.* [Ril/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version