View Full Version
Senin, 30 Nov 2020

Terpilih Ketua MUI Pusat, Ustaz Jeje: Bukan Anugerah tapi Amanah dan Ujian Berat

JAKARTA (voa-islam.com)--Wakil Ketua Umum PP Persatuan Islam (Persis) terpilih menjadi salah satu Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pada Munas X MUI baru-baru ini di Jakarta.

Ustaz Jeje menilai jabatan Ketua Umum MUI Pusat bukanlah kebanggaan atau anugerah.  

"Terimakasih atas dukungan dan doanya. Bagi saya menjadi ketua MUI Pusat bukanlah suatu anugrah apalagi kebanggaan tetapi suatu amanah dan ujian yang berat. Karena itu saya lebih layak mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun," ujar Ustaz Jeje seperti dimuat laman Persis.or.id, Senin (30/11/2020). 

Ustaz menerangkan, saat ini dia harus merenung secara mendalam dan mempelajari kembali visi, misi, dan fungsi MUI di tengah umat Islam Indonesia.  

Sebab, dirinya tidak menyangka apalagi mempersiapkan sebelumnya untuk menjadi ketua. Kendati telah aktif sejak lima tahun lalu dalam salah satu lembaga MUI yaitu sebagai anggota Dewan Syariah Nasional, begitu juga menjadi anggota pleno Dewan Pertimbangan MUI mewakili Ketua Umum PP PERSIS, Dr. Jeje mengaku tidak begitu tahu mengenai sistem dan seluk belum keorganisasian MUI. 

"Saya Baru memahami dan mengerti setelah  mengikuti Munas MUI X yang baru lalu. Kemudian terlibat sebagai salah seorang tim formatur," ujarnya. 

Ustaz Jeje telah menyampaikan permohonan kepada PP Persis agar mengadakan rapat pimpinan untuk mendengar dan mengambil sikap atau keputusan resmi setelah mendengar laporan darinya. 

"Semoga terlaksana pada hari Rabu yang akan datang. Meskipun secara konstitusi jamiyah tidak ada larangan, tetapi ledudukan saya sebagai Waketum PP Persis perlu dipertimbangkan. Apakah berdampak kepada kinerja Jamiyah atau tidak," ungkapnya. 

Ustaz Jeje berharap yang terbaik bagi Jamiyah, umat dan bangsa. Salah satu cita-cita tertinggi seorang mukmin adalah meraih kecintaan dan keridhoan Allah. Orang yang paling dicintai Allah di antaranya adalah orang yang paling memberi manfaat kepada orang lain. 

"Ini adalah peluang dan tantangan, apakah kader Jamiyah mampu berperan aktif di wilayah lain dalam berkontribusi dan memberi manfaat semaksimal mungkin bagi umat dan bangsa walau hanya setimbangan debu di padang pasir jika dibanding dengan problem dan tantangan yang dihadapi. Jangan sekali- kali kita berpikir mencari kemanfaatan dan keuntungan bagi diri sendiri dengan memanfaatkan pihak lain apalagi institusi umat kita sendiri," pungkasnya.* [Syaf/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version