View Full Version
Senin, 04 Dec 2023

Tiar Anwar Bachtiar: Waspada Kesesatan Aliran Kebatinan

BANDUNG (voa-islam.com) - Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Bandung pada Kamis (30/11/2023) malam, mengadakan perkuliahan kedua di semester dua dengan tema Nativisasi. Perkuliahan yang bertempat di Ruang Tafsir Masjid Istiqomah tersebut dibawakan oleh Tiar Anwar Bachtiar, Peneliti INSIST dan Dosen STAIPI Garut.

“Native memiliki makna asli, namun bila kita telisik lebih dalam mengenai aliran-aliran yang mengklaim dirinya sebagai kepercayaan asli, justru tidak akan ditemukan unsur keasliannya,” papar Tiar.

Aliran-aliran seperti Teosofi atau Sunda Wiwitan tidak lebih dari aliran kebatinan yang titik mula serta kebenarannya sulit divalidasi, dan tak lain berasal dari pemikiran manusia pada zaman dahulu.

"Ketika seseorang mengikuti aliran kebatinan, biasanya disebabkan ia menemukan ajaran yang mendukung hawa nafsunya, tanpa memedulikan kebenaran," ujar peneliti INSISTS tersebut.

Nativisasi sendiri adalah upaya dari aliran kebatinan untuk semakin berkembang di masyarakat, dengan mengedepankan diskursus pentingnya mengikuti kepercayaan asli dan tidak manut kepada ajaran atau agama yang berasal dari luar, seperti Islam.

Tiar mengingatkan agar peserta SPI memiliki kesadaran akan hal tersebut dan mengambil peran untuk membimbing pemikiran masyarakat yang rentan terpengaruh oleh nativisasi ini.

“Jalur peran yang dapat diambil adalah pendidikan, dialog, dan juga diskusi di sosial media agar umat muslim mewaspadai gerakan nativisasi yang menyesatkan,” jelas Tiar.

Salah satu murid SPI Bandung, Ruqayyah, berpendapat bahwa jalur yang penting untuk menghadapi nativisasi adalah jalur pendidikan.

“Dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang sejarah, maka nativisme akan sulit berkembang,” ungkapnya. Rita, peserta SPI Bandung yang lain menjelaskan bahwa untuk berhadapan dengan nativisasi, umat muslim butuh belajar tentang pemikiran Islam yang benar, akidah, serta menguasai bidang keahlian masing-masing. Tiga hal tersebut yang Rita jelaskan merupakan bekal untuk berkontribusi di masyarakat.

“Nativisasi pada dasarnya berkembang dari pemikiran, maka juga harus dihadapi dengan diskusi pemikiran. Dengan menerapkan konsep worldview of Islam yang merupakan esensi dari pemikiran Islam, kita bisa melawan gerakan nativisasi yang kini tengah merebak di masyarakat,” simpulnya. (RS)


latestnews

View Full Version