View Full Version
Senin, 10 Aug 2015

Pentolan Kelompok Brigez Bandung Tobat Setelah 'Dibina' Trio Mujahidin di Nusa Kambangan

BANDUNG (voa-islam.com) - Bayu Ruben 'Kemod' (40) pernah melakukan sejumlah kejahatan sadis di saat muda. Menjadi pentolan Brigez, dia terlibat dalam beberapa aksi pembunuhan, perampokan sampai penganiayaan. Orang tua sampai stres dibuatnya. Uben, begitu dia biasa disapa, bergabung dengan Brigez pada tahun 1997.

Menjadi penjahat sadis selama di Brigez, Bayu Ruben menghabiskan masa mudanya di penjara. Dia pernah ditahan di sejumlah Lapas, termasuk bersampingan dengan Sumanto, bekas terpidana kasus pencurian mayat yang bikin heboh karena memakannya.

Detik.com melansir, ketika Ruben dibui di Nusakambangan ia mendapat pencerahan. Setelah terlibat berbagai kasus, Ruben bertemu dengan para napi mujahidin termasuk Imam Samudera yang didakwa kasus terorisme di Nusa Kambangan, para napi mujahidin dan Ustadz Imam Samudera inilah yang mengajarkan soal ilmu-ilmu dasar agar Islam. Uben tercerahkan dan memilih untuk berjalan di jalan yang benar.

para napi mujahidin dan Ustadz Imam Samudera inilah yang mengajarkan soal ilmu-ilmu dasar agar Islam. Uben tercerahkan dan memilih untuk berjalan di jalan yang benar.

Uben menghuni Lapas Nusakambangan pada awal tahun 2000an sampai tahun 2010. Awalnya dia menghuni Lapas Permisan, namun karena tsunami, pria asli Bandung tersebut pindah ke Purwokerto berdampingan sel dengan Sumanto, mantan terpidana kasus pencurian mayat yang dikenal karena memakan mayatnya.

Stres di Purwokerto akibat Sumanto, Uben akhirnya dipindahkan ke Lapas Batu, penjara super maximum security, bersama para terpidana kasus-kasus berat lainnya. Di sana, ada juga trio kasus bom Bali yang sudah dieksekusi mati. Salah satu yang kerap bertemu dengan Uben adalah Imam Samudera.

"Ya, sering kasih saya tausiah, pengarahan, dengan Ali Gufron dengan Amrozi itu. Ternyata ya sosok teroris itu dampak baiknya buat saya ada," terang Uben saat berbincang dengan detikcom di sela-sela acara halalbihalal organisasi kepemudaan (OKP) Brigez bersama wali kota Bandung Ridwan Kamil dan ustad Arifin Ilham, akhir pekan lalu.

Semenjak itu, Uben jadi rajin beribadah. Dia menyebut dirinya hijrah dengan belajar Al Quran, kitab dan sejumlah hadits. Semua hal itu membuatnya jadi semakin sadar sudah berlumur dosa, sejak masih berusia remaja. "Di situlah saya mempelajari ilmu Allah, Al Quran. Sampai saya inget dosa saya ke orang tua, inget dosa-dosa saya dari yang besar sampai yang kecil," terangnya.

Kenapa dulu sampai berbuat seperti itu? Uben punya alasan tersendiri. Seperti remaja pada umumnya, dia terdorong oleh keinginan untuk lebih gagah dan hebat dibandingkan remaja lain. Semakin banyak dosa, baginya kala itu, semakin hebat. Padahal sudah jelas salah. "Iya, kan mencari jati diri untuk tenar, segala macam. Ieu aing (ini saya) lah kalau bahasa sunda mah," ungkapnya. Uben yang menginjak usia 40 tahunan kini sudah bertobat.

Sejarah Premansime Ruben Brigez

Awal mulanya, dia mengaku sebagai pendiri geng AMX dan RM2K. Dua geng itu kemudian dibubarkan dan anggotanya bergabung dengan Brigez di SMA 7 Bandung. Di tahun itu juga, Uben masuk penjara untuk pertama kalinya. Dia terlibat dalam keributan yang berujung dengan pembunuhan melawan geng rival, XTC. Sempat keluar, lalu dia merasakan lagi dinginnya penjara pada tahun 1998. "Tahun 1998 saya masuk lagi ngebantai musuh lagi, GBR. Pulang tahun 2001," terang Uben saat berbincang dengan detikcom saat acara dzikir bersama ustad Arifin Ilham di masjid Alun-Alun Bandung, akhir pekan lalu. Uben bersama ratusan anggota Brigez yang kini disebut organisasi kepemudaaan mengikuti dzikir dengan khidmat bersama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Hukuman penjara di masa remaja, tak membuat Uben kapok. Tahun 2006, dia terlibat lagi aksi kejahatan perapmpokan dan pembunuhan di Jalan Riau, Bandung. Sempat ditahan di sejumlah Lapas, sebagian masa muda Uben akhirnya dihabiskan di Nusakambangan, penjara paling angker di Indonesia.

Awal-awal masa di penjara Nusakambangan, Uben sempat terlibat masalah. Dia terlibat dalam beberapa urusan keributan, hingga akhirnya masa hukuman ditambah lima tahun. "Di Nusakambangan saya sempat bukannya dapat remisi, tapi malah nambah lima tahun," terangnya. "Ya kan kalau di Nusakambangan itu. Jadi saya buta hukum. Yang kami tahu itu bagaimana caranya untuk bertahan hidup, membunuh atau dibunuh," sambungnya. Akibat kelakuan Uben, sang ibunda sempat stres. Sampai-sampai mendengar kata Brigez, pikiran ibunda Uben langsung shock. "Betulan. Ibu kalau saya sudah pakai atribut Brigez, itu sudah pingsan tiga hari. Saking shock," terangnya.

Dia mulai menyadari kesalahannya dan meniti hidup lewat seni. Dia sempat terlibat dalam sejumlah sinetron sebelum akhirnya kini menjadi terkenal lewat sinetron Preman Pensiun yang berlatar di Kota Bandung. Di sinilah, Uben menjadi dirinya sendiri, seorang preman yang belakangan tobat.

Preman saja bisa tobat lantaran dibina mujahidin, salut... (avi/mad/detik)


latestnews

View Full Version