View Full Version
Kamis, 17 Sep 2015

Ingin Menyenangkan Guru dengan Eksperimen Jam, Ahmed Diborgol

Ahmed Mohammed adalah remaja usia 14 tahun yang sedang ramai dibicarakan di negeri Paman Sam alias Amerika saat ini. Perkaranya sederhana yaitu Ahmed membuat jam dari tempat pensil dan menunjukkan hasilnya ke guru di sekolah. Siapa sangka si guru ternyata paranoid hanya karena Ahmed seorang muslim. Disangkanya muridnya ini sedang membuat bom. Ditelponlah pihak kepolisian dan Ahmed pun ditangkap. Hal sederhana yang berakhir tragis.

“Saya membuat jam ini karena ingin membuat guruku terkesan. Ketika kutunjukkan jam ini ke Bu Guru, ternyata malah dianggapnya sebagai ancaman. Sayang sekali dia salah kira terhadap karya saya ini,” jelas Ahmed saat diwawancara media.

Ahmed sempat diborgol dan dibawa ke kantor polisi tanpa didampingi pengacara. Dukungan media sosial yang membuat Ahmed akhirnya dilepaskan karena memang tidak terbukti bersalah. Meskipun polisi yang salah menangkap dirinya tidak meminta maaf karena kecerobohannya yang asal tangkat tersebut, Ahmed tak ambil pusing.

...Ahmed membuat jam dari tempat pensil dan menunjukkan hasilnya ke guru di sekolah. Siapa sangka si guru ternyata paranoid hanya karena Ahmed seorang muslim. Disangkanya muridnya ini sedang membuat bom...

Hashtag #IstandWithAhmed menjadi trending topik di twitter. Banyak kalangan menilai semua ketidakadilan ini terjadi hanya karena anak 14 tahun ini bernama Ahmed dan dia seorang muslim. Hanya karena membuat eksperimen jam, langsung tuduhan membuat bom dilayangkan padanya. Padahal di luar itu, banyak sekali remaja seusia Ahmed yang bereksperimen membuat bom betulan tapi tidak mendapat masalah apa-apa. Itu karena mereka berkulit putih dan bukan muslim.

Setelah kejadian ini, Ahmed berpikir untuk pindah sekolah saja. Selain dukungan, Ahmed juga mendapat beberapa undangan diantaranya adalah Mark Zuckenberg (pendiri Facebook), Aaron Levie (pendiri cloud Box) dan Barack Obama (presiden Amerika). Twitter juga turut mengundang meskipun tidak diwakili oleh personel ataupun pendirinya. Tapi belum ada satu pun dari undangan itu yang diiyakan untuk didatangi oleh Ahmed.

Reaksi berdatangan dari kalangan Muslim di Amerika. Banyak di antara mereka yang memberi komentar bahwa sebaiknya Ahmed tidak perlu mendatangi undangan tersebut khususnya dari Barack Obama. Seperti yang dinyatakan oleh William King dalam status Facebooknya bahwa yang diinginkan oleh muslim bukanlah undangan makan malam setelah diperlakukan dengan tidak terhormat. Tapi yang dibutuhkan hanyalah perlakuan yang sama tanpa ada diskriminasi. Biarkan anak-anak muslim itu hidup, bermain, belajar dan berkarya serta hidup damai tanpa dicurigai hal-hal yang tidak masuk akal.

Islamophobia telah memakan korban remaja 14 tahun yang tak bersalah. Selama kebijakan pemerintah Amerika terhadap negeri-negeri muslim tidak berubah, maka jangan harapkan ada perubahan pada perilaku warganya. Semoga saja tidak akan ada Ahmed-Ahmed yang lain yang menjadi korban karena kepicikan warga Amerika yang memandang Muslim sebagai teroris. Wallahu alam. (riafariana/dbs/voa-islam.com)


latestnews

View Full Version