View Full Version
Ahad, 25 Oct 2015

Bahaya Harta Yang Tidak Berkah Dari Berbisnis

Oleh: Abu Ibrahim*

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberi-nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya."

(Q.S. Ath-Thalaq: 2-3)

 Merebaknya Perbuatan Syirik di Kalangan Pebisnis

Pelaku usaha dan pemiliki bisnis di tanah air banyak yang tanpa sadar telah terjebak dalam perbuatan syirik. Mereka lari ke dukun meminta wejangan untuk menaikkan omzet, mencari pelanggan, sampai menghancurkan lawan bisnis. Mereka melakukan puasa, shalat, dan amalan lainnya yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Padahal banyak amalan-amalan yang bersumber dari Alquran dan sunnah yang jelas-jelas akan dapat menambah rezeki seseorang. Ini janji dari Allah SWT dan Rasulullah SAW. Tidak banyak yang tahu bahwa pergi melaksanakan haji dan umrah, bertaubat, menafkahi penuntu ilmu agama, dan beberapa amalan lainnya mampu melapangkan rezeki seseorang. Sayangnya banyak kaum muslim yang tidak tahu ini sehinga akhirnya memilih cara instan dan terjerumus dalam perbuatan syirik.

Banyak bisnis yang berguguran di tahun pertama berdirinya. Ada sisi spiritual yang biasanya sering dilupakan para pelaku usaha

Banyak bisnis yang berguguran di tahun pertama berdirinya. Ada sisi spiritual yang biasanya sering dilupakan para pelaku usaha. Ironisnya, para calon entrepreneur muda Indonesia kerap tidak mendapatkan akses terhadap informasi ini dan cenderung memilih cara-cara barat.

Ilmu bisnis yang berkiblat dari Eropa dan Amerika sering dijadikan satu-satunya sumber rujukan yang diakui.Meskipun tidak sepenuhnya salah, namun tidak 100% ilmu bisnis barat dapat dipraktikkan di Indonesia. Bahkan beberapa metode barat justru banyak menggiring umat muslim menuju jurang kehancuran. Mereka menganjurkan kita untuk mencari modal lewat hutang bank yang notabene riba.

Dosa adalah penghalang datangnya rezeki dan riba adalah salah satu dosa yang sering dilakukan oleh seorang pedagang atau pengusaha. Rasulullah SAW. bersabda:

“Sesungguhnya seseorang terjauh dari rezeki disebabkan oleh perbuatan dosanya.” (H.R. Ahmad)

Dalam sebuah hadis sahih riwayat Muslim dijelaskan:

“Rasulullah Saw. telah melaknat pemakan riba, pemberi makan dengannya, penulisnya (sekretaris) dan kedua saksinya. Beliau mengatakan, “Mereka itu sama saja.” (H.R. Muslim)

Bahkan ketika orang-orang kafir Quraisy di Mekkah ingin kembali merenovasi Ka’bah (sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul), mereka tidak menerima harta hasil melacur, riba, dan rampasan untuk membangun Ka’bah. Orang kafir saja tidak ingin menerima harta riba untuk perbuatan yang mereka anggap baik.

 

Pentingnya Mencari Rezeki Yang Halal

Setiap muslim pastinya mendambakan kemudahan dalam mencari rezeki. Kita semua tentu mengharapkan rezeki yang berkah, cukup dan mencukupi. Rezeki yang akan mengalir dalam harta kita dan menjadi darah dan dagingorang-orang yang kita nafkahi. Apabila sumbernya baik, maka mengalirlah kebaikan dalam keluarga kita. Sebaliknya, apabila sumbernya buruk, maka mengalirlah keburukan dalam keluarga kita.

Rezeki yang berkah adalah idaman setiap muslim. Keberkahan akan membuat rezeki dan harta selalu bertambah, tumbuh dan berkembang, serta mengandung kebaikan di dalamnya. Harta yang banyak dan berlimpah tetapi tidak berkah hanya akan membawa petaka dan bencana bagi pemiliknya. Harta yang tidak berkah juga akan menyesakkan dada pemiliknya sehingga selalu merasa kekurangan.

Banyak orang mengeluhkan penghasilannya yang selalu dirasa kurang. Bukan jumlahnya yang kurang, tetapi keberkahannyalah yang berkurang. Kita sering melihat orang dengan penghasilan yang sangat besar, tetapi tidak ada keberkahan dalam hidupnya. Hal tersebut ditandai dengan ketidakpuasan terhadap harta yang dimiliki. Dengan gaya hidup yang boros dan foya-foya, tak heran orang yang sudah kaya masih suka melakukan tindak korupsi,pencurian, dan penipuan untuk mempertebal pundi-pundi.

Jauhnya kesadaran masyarakat kita untuk mencari rezeki yang berkah adalah masalah bangsa yang sangat kronis. Apabila orang tua mengumpulkan harta dengan cara yang batil, anak-anak pun akan tumbuh jauh dari kebaikan. Hal itu karena bisa jadi di dalam harta yang kita kumpulkan selama ini, terdapat uang panas yang tersisip tanpa kita sadari.

Harta haram ini ibarat bom waktu yang siap meledakkan pemiliknya kapan saja. Hal tersebut terjadi akibat tercampurnya harta yang diperoleh dengan jalan usaha yang halal dengan yang haram. Namun, apabila para orang tua mencari nafkah dengan cara yang baik, berasal dari sumber yang baik, dan dengan tujuan yang baik pula, tentunya anak-anak akan tumbuh dalam lingkungan yang selalu diberkahi dengan kebaikan.

Rezeki yang berkah adalah idaman setiap muslim. Keberkahan akan membuat rezeki dan harta selalu bertambah, tumbuh dan berkembang, serta mengandung kebaikan di dalamnya

Dengan sumber rezeki yang baik, berbagai permasalahan bangsa yang pelik Insya Allah dapat segera terselesaikan. Bukan sekadar penyelesaian dari luar, tetapi bentuk penyelesaian yang berasal dari hati yang bersih, keimanan, dan ketakwaan tiap-tiap individu yang selalu berusaha mencari rezeki dengan cara berbisnis yang halal.

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri". (Q.S. Al-A’raf:96). [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version