View Full Version
Selasa, 10 Nov 2015

Mujahid Tulus Berjuang, Sementara Kaum Munafik Selalu Mencari Alasan (Pelajaran dari Siroh Nabawi)

Oleh: Muhammad Yusron Mufid

Sahabat VOA-Islam...

Artikel ini berkisah berisi tentang sikap kaum munafik di zaman Nabi Muhammad SAW. Bagi kaum mukminin dan mujahidin yang tulus. Islam adalah inspirasi perlawanan yang tak pernah padam.

Islam selalu identik dengan pengorbanan, kesetiaan dan kisah heroik dalam melawan penjajahan para penguasa tirani, sementara orang munafik selalu menggembosi perjuangan, juga berusaha untuk lari dan menghindar dengan berbagai alasan termasuk dengan alasan untuk menghindari fitnah yang lebih besar sebagaimana yang terjadi pada orang-orang munafik di zaman Nabi Muhammad SAW yang berkenaan dengan firman Allah:

"Dan diantara mereka (munafiqin) ada orang yang berkata "berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus kedalam fitnah", ketahuilah!, bahwa sesungguhnya merekalah yang terjerumus ke dalam fitnah" (QS At Taubah : 49).

Dalam As Silsilah Ash Shahihah: 2988, Asbabun surat ini berkenaan orang munafik bernama Jadd ibn Qais, dalam hadits nabi yang diriwayatkan Jabir ibn Abdullah, dulu orang-orang munafik itu selalu mencari-cari alasan utk lari dari jalan berperang melawan kekuasaan tirani (taghut), salah satu alasannya adalah untuk menghindarkan dari fitnah yang lebih besar, seperti seorang munafik yang bernama Jadd Ibnu Qais ini, ia menolak untuk berjihad melawan penguasa tirani (Taghut) karena khawatir terjerumus ke dalam fitnah yang lebih besar, Qais mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang sangat tergila-gila pada wanita, ia khawatir akan tergiur oleh kecantikan wanita bangsa Ajam (non Arab atau bule dari sudut pandang kita) sehingga terjerumus ke dalam fitnahnya, lalu Rasulullah mengizinkan orang munafik itu untuk tidak ikut berjuang (Rasulullah menghukum orang berdasarkan yang dzahir/tampak) sehingga turunlah ayat -yang tersebut dimuka- untuk menegaskan Jadd bin Qais sebaga orang munafik.

Allah mengancam akan menjatuhkan kehinaan ketika umat Muslim membiarkan penguasa tirani (taghut) terus-menerus bertahta sementara kita rela hidup nyaman dalam kemakmuran

Begitulah sifat kemunafikan, padahal Islam mengajarkan bahwa Allah mengancam akan menjatuhkan kehinaan ketika umat Muslim membiarkan penguasa tirani (taghut) terus-menerus bertahta sementara kita rela hidup nyaman dalam kemakmuran, dengan kondisi perut yang kenyang, serba maslahat dan manfaat dan meninggalkan jalan perjuangan melawan para tiran yaitu Jihad fi sabilillah. Nabi Muhammad S.A.W bersabda :

"Bila kalian jual beli dengan cara 'inah dan kalian mengikuti ekor sapi dan kalian rela dengan pertanian serta kalian meninggalkan jihad, maka Allah kuasakan atas kalian kehinaan yang tidak akan Allah angkat sampai kalian kembali kepada Dien kalian" (HR Abu Dawud dll, As silsilah Ash Shahihah)

Dan masih banyak hadits dan ayat AlQur'an yang mengancam kaum muslimin ketika membiarkan tirani kufur berkuasa sementara kita lebih memilih hidup dalam kenyamanan.

Mengapa demikian? Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata : Karena fitnah syirik (Polytheiseme) itu lebih besar dari fitnah pembunuhan (Lih Q.S. 2 : 191 dan Q.S. 217. QS Luqman : 13). Membiarkan tirani kufur berkuasa merupakan kedzaliman dan fitnah yang amat besar, juga akan menimbulkan kerusakan yang amat parah, sementara kita mencoba menghindar konfrontasi dengannya karena memilih hidup nyaman. Itulah kenapa Islam menjadi musuh semua tirani di dunia, karena Islam mengajak umatnya untuk berjuang meruntuhkan para tiran di semua medan penjuru bumi !, membebaskan seluruh penjuru bumi ini dari para pencuri kekuasaan dan mengembalikannya kepada kedaulatan Allah saja sebagai satu-satunya pemilik yang sah. (QS Al Anfal : 39).

Al Qur'an tetaplah Al Qur'an, ia akan terus relevan hingga sampai zaman sekarang, sebab penjelmaan karakteristik kekufuran dan kemunafikan akan selalu ada dan tak berbeda jauh antara masa dulu zaman nabi hingga masa sekarang, termasuk karakteristik orang-orang munafik yang selalu menggembosi perjuangan dgn berbagai alasan termasuk alasan menghindari fitnah yang lebih besar. Tinggal pandai-pandai saja mengambil pelajaran. Ya Allah, bongkarlah kedok para munafikin yang selalu menggembosi perjuangan dijalanMu, berilah petunjuk bagi kami (Umat Islam) yang lemah dan buta ini. Aamiin. Wallahua'lam bis shawab. [syahid/voa-islam.com]

(Disarikan dari terjemahan kitab Fashlul Kalaam Fi Masalatil Khuruj 'alal Hukkaam karya Syaikh Abu Bashir Abdul Mu'nim)


latestnews

View Full Version