View Full Version
Ahad, 17 Jan 2016

Ya Akhi! Beginilah Seharusnya Kalian dalam Mengejar Kesuksesan yang Kau Impikan

Sahabat Smart Teen yang Shalih dan Shalihah...

Oleh: Abdullah Protonema

Setiap orang mempunyai cita-cita, hanya saja tidak semua orang bersungguh-sungguh mengejar cita-citanya, dan mereka berakhir dengan penyesalan tiada akhir. Karena ketidak sungguhan mereka dalam menikmati proses kemenangan yang selalu dicitakan.

Seharusnya setiap orang sadar! Untuk mendapatkan keberhasilan, haruslah berusaha dan bekerja keras untuk mendapatkannya. Tidak usah merisaukan setiap celotehan yang akhirnya akan mengendorkan asa, dan wajib menyingkirkan setiap rintangan yang ada, karena tak mungkin perjalanan ini mulus tanpa ujian menerpa.

Sudah menjadi sunnah alamiah bagi siapa saja yang merindukan kesuksesan, dirinya wajib berpayah-payah duluan, sedangkan obor mujahadah haruslah tetap terus menyala untuk menyingkirkan kegelapan asa. Karena tanpa niatan dan azzam diri yang power full, tentulah akan mudah dilemahkan oleh penatnya episode kegagalan.

Kegagalan bagi para pemenang adalah pupuk keberhasilan, tanpa pernah merasakan sakitnya sebuah kegagalan, kita tidak akan pernah merasakan indahnya kesuksesan, karena itu seringkali para pujangga menyebut kegagalan sebagai kemenangan yang tertunda.

 

Dasyatnya Mereka Mengejar Impiannya!

Ya Akhi, tidaklah Ibunda Hajar berlari dari Sofa dan Marwa melainkan karena usaha dan tawakkalnya kepada Allah untuk mendapatkan setetes air yang akan diminumkan kepada anaknya Ismail yang masih bayi. Bayangkan andai saja, Ibunda Hajar sudah putus asa pada putaran ke 4, 5 atau 6 tentulah air zamzam itu tak akan pernah ada.

Akan tetapi Ibunda hajar tak pernah putus asa, meski terik panas matahari  menyengat begitu hebatnya, tak sedikitpun ibunda Hajar menghiraukan. Dan Allah buka kan sumber air zamzam saat Ibunda telah berulang-ulang lari hingga pada putaran ke 7 dari gusaran kaki Ismail.

Allahu Akbar, senyum kebagaian dan ucapan syukur pun keluar dari ibunda Hajar, karena sungguh ini adalah anugrah dari Allah bagi mereka yang selalu menyandarkan diri pada Allah dari setiap masalahnya dengan diiringi mujahadah yang tiada henti.

Nabi Nuh Alaihisalam mendakwahkan tauhid di tengah kaumnya hingga 950 tahun, itu pun pengikutnya hanya sekitar 80 orang. Bila kita hitung secara matematika aja, berati setiap 12 tahun 4 bulan, hanya memperoleh satu pengikut. Dan kebanyakan pengikutnya adalah orang pinggiran yang kecerdikanya kurang mumpuni, artinya bukan orang elit.

Tapi tak sedikit pun Nabi Nuh ingin menghentikan dakwah yang telah diamanahkan kepadanya, dia sungguh-sungguh dan bersabar menjalankan perintah Allah hingga datanglah perintah untuk membuat bahtera besar yang akhirnya menjadi jalan untuk keselamatan umatnya dari banjir besar.

Bahkan Rasululloh SAW harus bersabar mendakwahkan tauhid di kota Makkah hingga 13 tahun, merasakan intimidasi dari pembesar kaum Quraisy, para sahabat disiksa dengan siksaan yang keras, akan tetapi tetap bersabar hingga datang perintah hijrah ke Madinah dan mendapatkan pertolongan di sana.

Sahabat Salman al Farizi harus keluar dari negerinya Persia untuk mencari kebenaran dan meninggalkan semua atribut kebangsaan, dan dia temukan hasil yang hebat dari buah kesabarannya.

Imam Abu Hanifah rahimahullahataala terpaksa harus menjual beberapa atap rumahnya yang ketika itu terbuat dari pelapah pohon demi mencari, meneruskan pemburuan ilmunya. Seorang Tabiin Sofyan Ats Tsaury pernah tiga hari kelaparan karena mencari hadist. Imam Syafii relan menjadi pemungut tulang demi meneruskan perjuangan dalam mengejar ilmu hadist yang akan di pelajarinya.

Sungguh mereka yang mempunyai nama nama besar telah berhasil memutus saraf kemalasan dan menumbuhkan semangat perjuangan sehingga tidak mudah patah di tengah perjalanan menggapai cita-cita.

Alloh ta’ala berfirman:

[وَمَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ. [الطلاق: 2، 3

“Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh, maka akan di berikan padanya jalan keluar, dan di beri rizqi yang tidak dia sangka-sangka.” [QS. Ath-Tholaq:2,3]

Semoga kita semua dianugrahi kekuatan untuk selalu bertekat dalam hati mengejar cita-cita kita sehingga bisa di masukan ke dalam surga-Nya Allah [syahid/voa-islam.com]


latestnews

View Full Version