View Full Version
Kamis, 17 Mar 2016

Belajar Keseimbangan Kehidupan dari Roda

Oleh: Nada Zahra

Melihat judul tulisan di atas mungkin akan banyak yang berpikir, tentang manusia yang hidup dengan manusia yang sudah mati. Bukan! Ini bukanlah kisah mainstream yang kita sering dengar. Tapi, ini adalah kisah dimana hati mengungkap perasaan, akal membuka pikiran, dan gerak membuka jalan.

Ini kisah dari seorang pengendara motor muda dimana ia dapatkan nafas kisah dari jalan sekalipun.

Apa yang kita dapatkan dari sebuah motor ?
Ban?
Rem?
Spion?
Hmm, kalau spion mungkin sudah banyak yang berkata 'hidup seperti ngeliat spion. Melihat ke belakang hanya untuk berhati - hati ke depan'.
Terlalu mainstream broh!

Kali ini saya bahas, roda dan motornya. Iya, roda dan motornya tapi bukan hanya tentang roda kehidupan namun roda pergerakan. Bukan membahas di atas dan di bawah namun tentang titik keseimbangan.

Apa itu titik keseimbangan? Titik keseimbangan adalah titik dimana kita tetap terjaga untuk bergerak dan membawa perubahan. Tentunya perubahan ke arah yang lebih baik layaknya kita mengendarai sepeda motor. Kita harus terus memacu gas agar tetap seimbang. Dan ketika kita berhenti kita akan menurunkan satu kaki atau bahkan dua kaki untuk keseimbangan. Namun, ini adalah keseimbangan dalam diam. tanpa ada perubahan dan membuang waktu. Tak enak, bukan?

Walau memang, hidup haruslah ada titik berhenti jika memang kita sudah sampai tujuan. Saat itu adalah ketika kita mati pastinya. Namun, bagaimana saat kita masih hidup? Kita harus terus bergerak, memberi keseimbangan pada hidup, membawa perubahan pada alam, hingga kita terhenti dengan sendirinya, atas kehendakNya.

Roda terus berputar, bukan hanya menentukan kita di atas atau di bawah. Lebih dari itu, perputaran ini menentukan keseimbangan kita dalam mencapai tujuan. Maka, teruslah bergerak sampai keseimbanganmu terhenti di tempat akhir, atas kehendakNya. Wallahu alam. (riafariana/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google

 


latestnews

View Full Version