View Full Version
Selasa, 29 Oct 2019

Pemuda dalam Bayang-bayang Kapitalisme

TANGGAL 28 Oktober baru saja berlalu, akan tetapi tidak boleh kita lewati begitu saja.Karena pada tanggal ini merupakan momentum yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Tanggal 28 Oktober 1928 adalah momentum yang menandai kebangkitan pemuda Indonesia di dalam melawan penjajahan. Momentum ini banyak diperingati di instansi-instansi terutama sekolah untuk tetap menyemangati para pemuda dalam mengisi kemerdekaan, karena di tangan pemudalah masa depan bangsa akan terukir.

Akan tetapi setelah 74 tahun Indonesia merdeka setelah bergantinya beberapa pemimpin bangsa dan penerusnya, seolah pemuda Indonesia saat ini secara umum masih terlena dengan kenikmatan dunia seakan-akan cukup dengan berleha-leha tidak bekerja keras untuk membangun bangsa. Dan kenikmatan ini sebenarnya adalah bentuk penjajahan halus yang dibungkus dengan menampilkan menarik, sehingga kita tidak menyadari bahwa kita sedang dijajah.

Fenomena penjajahan ini bisa kita lihat dalam peta persebaran pengelolaan Sumber Daya Alam, secara mayoritas dikelola asing. Menurut "Indonesia Kuning Assosiation" Indonesia menduduki peringkat ke-6 Sumber Daya Alam berupa emas, tembaga, nikel dan lainnya. Cadangan emas peringkat ke- 6 berupa 6,7% dari cadangan emas di dunia. Timah menduduki peringkat ke-5 dunia. Akan tetapi hampir keseluruhan dikuasai asing. Jika kita pikirkan secara seksama apakah hal tersebut tidak sama dengan penjajahan? Jika kita menyadari tentu akan menjawab iya. Akan tetapi meskipun penjajahan masih melanda Indonesia, seolah para pemuda masih nyenyak dengan tidurnya karena terlena dengan kemudahan-kemudahan yang bisa didapatkan dengan sekejap mata. Mau makan tinggal pesan di Go Food, mau ganti fashion bisa tinggal pesan juga secara online. Dan Indonesia menjadi sasaran yang empuk bagi industri perdagangan karena jumlah penduduknya yang besar.

Setali tiga uang ternyata saat ini Indonesia dikendalikan oleh ideologi kapitalisme yang menjadikan tolok ukur kebahagiaan dipandang dari sisi materi. Sehingga ketika terpenuhinya kebutuhan materi kita akan merasa bahagia, oleh karena itu manusia berlomba-lomba mencari kepuasan hidup berupa materi, meskipun kadang menggunakan cara-cara yang merugikan orang lain. Hal inilah yang akan memunculkan berbagai masalah sosial di masyarakat. Sebagai contoh hutan yang merupakan lahan negara diperjualbelikan kepada individu, sehingga banyak disulap menjadi lahan yang menghasilkan banyak uang, yang awal fungsinya sebagai paru-paru dunia diubah menjadi lahan sawit, akibatnya terjadilah kebakaran hutan akibat pengalihan fungsi tadi, juga banjir dan tabah longsor.

 Akibat kapitalisme jugalah penentuan kebijakan banyak disetir para pemilik modal/ pengusaha, sehingga kebijakan tidak berpihak kepada rakyat dan tidak memperhatikan dampak negatifnya. Sehingga peluang bagi si miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya semakin tipis, dan akhirnya menjadikan jurang antara si kaya dan si miskin semakin besar. Dan ini akan meningkatkan angka kriminalitas dan masalah-masalah yang lain. Angka kenaikan kriminalitas bisa kita lihat saat ini dengan begitu tingginya pencurian, penggunaan narkoba, tawuran yang kebanyakan didominasi oleh para pemuda.

Sudah saatnya para pemuda bangkit dari keterpurukan dengan mencampakkan ideologi kapitalisme dengan cara menempa diri dengan keimanan kepada Allah berupa menimba ilmu agama, karena petunjuk hidup terkait urusan kepada Tuhan, dirinya sendiri dan kepada sesama manusia telah ada di dalam  Al Qur'an dan Hadits. Kemudian secara bersama-sama saling beraktivitas menasehati dalam kebenaran, sehingga mau kembali kepada aturan yang benar. Hal inilah yang akan menjadikan bangsa Indonesia secara khusus dan bangsa lainnya lepas dari keterpurukan. Dimana hal tersebut merupakan kebangkitan yang hakiki jika pemikiran kita berubah dari pemikiran yang rendah (berupa pemikiran hewani) yang hanya sekadar cari makan dan eksistensi diri menuju pemikiran manusiawi yang dibekali akal untuk bisa membedakan antara yang baik dengan yang buruk asalkan dengan petunjuk Allah.*

Ummu Shafa

Ibu Rumahtangga dan anggota Forum Silaturahmi Muballigoh


latestnews

View Full Version