View Full Version
Ahad, 24 Nov 2019

Kisruh Suporter, Jangan Sampai Bertikai Antar Saudara

 

Oleh:

Ana Nazahah, Revowriter Aceh

 

AMARAH suporter Indonesia memuncak. Sebuah video memperlihatkan suporter bola asal Indonesia dikeroyok dan diseret sejumlah massa, yang katanya dilakukan oleh suporter asal malaysia.

Insiden kerusuhan antar suporter ini terjadi saat laga Malaysia vs Indonesia di Stadion Bukit Jalil, Selasa (19/11/2019). 

"Selama belum ada pemintaan maaf dari Malaysia. Kita buat panjang ini urusan." sebut akun Penga*** Mantan di twitter.

Sebaliknya akun Azi** Hisyam menyebutkan, "indonesia sebar berita fitnah sebab nak cari alasan untuk gaduh dengan Malaysia. Tak puas hati kena 2.0." kilahnya.

Berikutnya caci maki antar suporter dua negara di akun @Shed Syaddiq selaku Menteri Pemuda dan Olah Raga Malaysia pun semakin menggila. Kendati Menteri Pemuda dan Olang Raga Malaysia tersebut telah menjelaskan dan memberitahukan bahwa berita pemukulan itu hoax.

Suporter indonesia tak mau tau. Sebelum menteri Malaysia mengusut tuntas video tersebut dan meminta maaf secara resmi. Pasalnya menurut suporter Indonesia video itu nyata.

Begitulah, sampai detik ini belum ada titik terangnya. Klarifikasi dari  Shed Syaddiq justru semakin memanaskan topic yang sudah cukup panas. Akhirnya menteri Syaddiq pun tak luput dari bulliyan. masing2 suporter ngotot keras. Merasa paling benar.

Seperti yang kita ketahui. Sepak bola adalah olahraga. Hanya permainan.  Untuk mempererat jalinan persaudaraan antar negara. Tak sepatutnya menjadi penyebab kisruh apalagi antar saudara. Terlebih sebagai sesama Muslim.

Terlepas benar atau hoaxnya video kekerasan itu. Sebagai seorang Muslim seharunya kita mampu melihat dengan kaca mata Islam. Tak patutlah saling serang, menebar kebencian bersebab bola.

Sangat tidak etis sekali. Di saat masih banyak hal positif yang bisa dilakukan saat ini. Ya, tentu saja. Jika ada tindak kekerasan harus diusut tuntas. Siapun dia, suporter bola atau bukan. Setiap kejahatan harus ditindak tegas.

Yang saya maksud adalah,  jika pada sepakbola kita bisa sangat setia. Mendukung habis- habisan. Bahkan bisa sampai perang antar saudara. Kenapa energi itu tidak kita habiskan untuk mengkaji Islam? Untuk membela agama. Dan berusaha berjuang agar Islam bisa tegak dan tidak dinista.

Hari ini begitu banyak pemuda Islam menggilai bola. Mendukung keseblasan idolanya. Mati- matian. Rela menghabiskan uang membeli tiket dan waktunya yang berharga untuk menonton bola. Sementara untuk memperjuangkan agama sendiri bahkan tidak terpikirkan. Tidak mau menyisakan tenaga bahkan waktu walau sebentar.

Saat agama dan Rasulullah SAW dinista adakah pembelaan yang sama?  Kenapa jika berhubungan dengan idola, bisa marah menggila? Perang antar suporter. Antar saudara. Memperjuangkan sesuatu yang hakikatnya sia-sia.

Ya, bukan berarti kamu tidak boleh suka bola. Sukailah! Tonton saja! Sewajarnya. Selama tidak ada unsur- unsur keharaman. Berjudi. Mengumbar aurat. Dan Ikhtilat. Silahkan saja.

Toh bukan bola dan tim kesebalasan yang memberi kita kehidupan melainkan Allah SWT. Bukan mereka yang mestinya kita idolakan, tapi Rasulullah SAW. Dalam hal ini, maka kita wajib membela mati- matian. Karena Islam adalah alasan hidup kita.

Lagian, masih banyak kok hal- hal positif yang bisa kita lakukan selain bola. Ikut berkreativitas membangun bangsa dan agama. Berdakwah menyebarkan Islam misalnya. Melalui seni, budaya, dan teknologi. Dan hal inilah yang seharusnya dilakukan oleh pemuda dan pemudi yang didambakan umat.

Karena itu sudah sepantasnya kita berpikir dan bersikap kritis sesuai kaca mata Islam. Jangan mudah terpancing emosi hanya karena bola. Karena di saat yang sama. Ada yang diuntungkan dari pertikaian ini. Siapa lagi kalo bukan musuh- musuh Islam. Yang inginkan perpecahan antar kaum Muslim. Bisa jadi, mereka tengah menonton kita sambil tertawa.*


latestnews

View Full Version