View Full Version
Senin, 09 Dec 2019

Antara Hallyu (Korean Wave) dan Halu, yang Manakah Kamu?

 

Oleh: Ashaima Va

Sobat muda voa-islam yang dirahmati Allah, kali ini kita akan membaahs tentang artis Korea. Di balik lenggak-lenggok lincah bintang hallyu (Korean wave), ada kisah suram yang jarang diekspose. Rerata KPopers atau pecinta drakor terhipnotis oleh hype dan gemerlapnya dunia mereka. Cowok dengan wajah almost perfect dan cewek semampai dengan kaki jenjang, jadi daya tarik yang mereka jual. Dari oplas sampai bertahun-tahun menjadi trainee hingga akhirnya debut mereka lakoni demi popularitas yang menjanjikan. Lalu kehidupan tak normal dengan terenggutnya privasi jadi konsekuensi kelam yang harus dihadapi saat sukses kelak.

Dengan pola hidup seperti itu tak sedikit artis Korea yang depresi lalu berakhir bunuh diri. Penyebab depresi mereka beragam dari mulai redupnya popularitas sampai bully-an netizen yang berlebihan. Penampilan menarik dan popularitas tak menjamin bahagia. Bahkan, ada yang mengakhiri hidup saat karir sedang di puncak.

Kurang cantik apa Sulli, Go Hara, dan Jang Ja Yeon. Serta Park Yong Ha dan Jonghyun Shinee kurang apa? Mereka memilih akhir tragis untuk hidup mereka. Mereka adalah korban gaya hidup yang serba bebas dan terjebak standar bahagia semu. Disangkanya memiliki  wajah cakep dan populer bisa membuat mereka bahagia. Nyatanya jiwa mereka kosong. Kehidupan mereka kering.

Dari fenomena ini, masihkah kalian sebagai  remaja muslim menggandrunginya? Buat apa menjadi fandom lalu lupa dengan identitas sebagai muslim? Sungguh tak pantas para remaja itu menggadaikan kehormatan sebagai muslimah hanya demi bisa foto bareng. Belum lagi mengorbankan waktu yang Allah anugerahkan demi stalking karena semata kepo.

Korean wave yang menginvasi Indonesia selama satu dasawarsa terakhir menyasar remaja sebagai pasarnya. Remaja muslim termasuk di dalamnya. Gelombang ini melalaikan mereka dari memahami hakikat hidup yang sebenarnya sebagai hamba Allah dan menghadirkan kebahagiaan semu yang cenderung halu.

Ketahuilah gemerlap panggung mereka sungguh hanya sesuatu yang menipu, membawa remaja pada khayalan hidup bahagia lewat lagu dan tarian. Pada faktanya para bintang hallyu itu pun merasakan dahaga pada kehidupannya.

Dalam Qur'an surat Al-Asr, Allah bersumpah bahwa manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, dan yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kebahagiaan manusia adalah saat meraih rida Allah. Ketentraman hidup adalah saat kita dekat dengan Allah.

Allah berfirman dalam QS. Al-Hadid ayat 20:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

" Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

Tafsir Al-Muyassar menjelaskan tentang ayat tersebut  bahwa di akhirat terdapat siksa yang pedih bagi orang-orang kafir dan munafik, serta ampunan dari Allah untuk hamba-hamba-Nya yang beriman serta mengharap keridaan dari-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang fana, tidak abadi. Maka barangsiapa yang mendahulukan kesenangan yang fana atas kenikmatan Akhirat, maka ia adalah orang yang merugi dan tertipu.

Akhirul kalam, buat kalian remaja muslim jangan terbawa arus korean wave. Kalian memiliki jati diri sebagai hamba Allah. Menjadi fandom hanya akan melalaikan juga menjauhkan diri dari ketaatan pada Allah dan keridaan-Nya. Antara Hallyu dan halu hanya tersekat tabir tipis. Hallyu hanya menawarkan hidup yang halu. Wallahua'lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version