View Full Version
Senin, 27 Jan 2020

Cinta dalam Sepenggal Nasihat

 

Oleh: Yunita Gustirini
 

Yuk, ngomongin cinta nih, Sob. Semua pasti tahu dan pernah ngerasain cinta. Perasaan sayang, mengagumi, ingin melindungi, ingin yang dicinta happy, dan langsung muncul nuansa pink merona. Lengkap dengan aneka bunga ceria. #Uhukk.

Sob, cinta nggak hanya muncul antar lawan jenis, lho. Bisa juga antar anak-ortu. Atau adik-kakak. Atau antar sahabat. Cinta karunia dari Allah, Sang Maha Penyayang.

Ketika mencintai seseorang, kita pasti berupaya memberi yang terbaik buatnya. Misalnya, mencintai sahabat. Kita pasti nggak mau dia sampai terjerat narkoba. Atau hanyut dalam pergaulan bebas nan lepas. Atau jadi pemuja game online hingga lupa diri. Duh, jangan ya!

Nah, biar sahabat yang dicinta gak terperosok pada semua yang buruk itu, kewajiban kita sebagai sahabatnya untuk menasihati. Karena sahabat yang baik, bukan mereka yang hanya membenarkanmu selalu. Tapi juga mereka yang bisa menasehatimu saat kamu lalai.

Masalahnya, nggak semua orang mau menasehati sahabatnya. Alasannya, malu, nggak berani. Atau nggak enak, entar dibilang sok alim. Takut dibilang kepo, sibuk ngurusin orang lain.

Duh, jangan gitu ya, Sob. Saling memberi nasihat itu perintah agama, lho. Catet! Allah Swt berfirman,

وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ

"Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Adz-Dzariyaat: 55)

Nah, biar urusan menasihati ini lancar jaya, ikuti tips berikut, ya.

Pertama: luruskan niat. Kita menasehati sahabat karena Allah Swt menyuruh untuk beramar makruf nahi munkar. Saling menasehati dalam kebaikan dan mencegah keburukan. Agar kita dan sahabat bisa terhindar dari kesalahan dan kelalaian. Karena memberi nasihat sebenarnya adalah menasehati diri sendiri.

Kedua: pilih momen yang pas. Jangan sampai gara-gara semangat menasehati, langsung cuap-cuap di depan orang ramai. Kasian, sahabatmu pasti malu. Bukannya mau menerima nasihatmu, malah bisa bubar persahabatan kalian. Pilihlah saat suasana santai. Misalnya, saat minum es dawet bareng di kantin sekolah. Pun, pilih kata-kata yang nyaman di telingga, ya. Ingat, harus ada cinta dalam nasihat. Bukan untuk menyudutkannya. Kalau kamu menasehatinya dengan tulus, temanmu pasti bisa merasakan ketulusanmu.

Ketiga: terus mempelajari Islam. Karena sebaik-baik nasihat adalah agama (Islam). Dengan memiliki tsaqafah Islam, kamu bisa memberi nasihat yang solutif. Nasihat yang memberi jalan keluar dari aneka masalah berdasarkan sudut pandang Islam. Sip, kan!

Keempat: agar menjadi orang beruntung. Allah Swt sudah mengingatkan,

وَالْعَصْرِ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1- 3)

Ternyata dengan saling menasehati, kita bisa menjadi orang yang beruntung. So, tunggu apalagi, sahabat. Mulailah saling menebar nasihat. Agar banyak kebaikan bisa dilakukan. Juga agar banyak keburukan bisa dicegah. Buktikan keindahan persahabatan kalian dengan nasihat. Karena ada banyak cinta dalam sepenggal nasihat. Wallahua'lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version