View Full Version
Kamis, 13 Feb 2020

Valentine's Day vs Paimin's Day

 

Oleh: Ragil Rahayu

Hai kalian yang disana! Iya kalian. Cewek-cewek yang lagi ngarep dikasih cokelat pas valentine. Juga kalian para cowok yang sedang bersiap tebar pesona besok Jumat tanggal 14 Februari 2020. Juga kalian para jomblo yang super baper karena gak kunjung dapat pasangan. "Truk aja punya gandengan, masa' kalian tidak." Itu kata mereka lho ya... 

Lagi ribut mau valentinan ya... Ngapain saja pas valentinan? Dinner, jalan bareng, nonton film, ngasih kado, ngasih cokelat, ngasih bunga kamboja eh mawar. Yakin "cuma" itu saja? Ah yang bener... Ah maca' cih...

Cuma mau nanya, kenapa sih kalian merayakan valentine? 

Umumnya sih akan dijawab : Valentine kan hari kasih sayang. Gakpapa donk dirayakan.

Berdasar sejarah nih ya. Valentine itu kan nama orang. Orang suci (santo) yang rela mati dihukum gantung demi menikahkan para pemuda yang harusnya ikut wajib militer. Dia matinya pas tanggal 14 Februari.

Tapi perayaan valentine sendiri awalnya bernama perayaan lupercalia yang ngehits di zaman Romawi. Lalu menyebar seantero Eropa. Pas masa penyebaran agama Kristen di Eropa, perayaan ini diadopsi oleh gereja. Jadilah lupercalia ganti nama jadi valentine's day yang dirayakan tiap tanggal 14 Februari. 

Tapi isi perayaannya sama kayak aslinya, yaitu ada lotre cinta. Para cewek memasukkan namanya di bejana. Lalu para cowok mengambilnya. Nama yang terpilih bakal jadi teman ngedate selama perayaan.

Seiring dengan penguasaan barat atas dunia, perayaan valentine pun diekspor ke seluruh penjuru dunia. Termasuk Indonesia. Gak aneh, di sini para remaja ikut valentinan. Bela-belain bongkar tabungan demi ngedate spesial valentine. Yang jomblo usaha ekstra keras biar dapat pacar pas valentine. Karena jadi jomblo itu berat. Kamu nggak akan kuat. Kata mereka.

Apa sih yang membuat valentin's day heboh banget? Karena perayaan ini internasional. Asalnya dari barat sono. Eropa, Amerika, semua merayakan valentine. Lambangnya juga keren abis. Cokelat, mawar. Sangat berkelas. Keren deh pokoknya. Jadi kalo merayakan valentine itu serasa high class. Apalagi dinner di cafe, pake candle light. Menunya ngEropa semua. Steak, pizza, cupcake, pasta, dll. Tempat makannya juga ala internasional. MakDi, KeEfSi, Awei, Ekselso, Strabak. Wuih kereen.

Hal-hal yang internasional itu lho yang bikin valentine heboh diikuti para remaja. Iya apa iya? Eh, ada yang gak setuju. "Nggak, ah. Valentinan kan ungkapan kasih sayang. Kasih sayang itu universal. Gak ada hubungannya sama barat or timur. "

Yakin cuma itu alasannya? Oke deh adinda sayang. Mari berandai-andai. Seandainya, yang mati digantung itu namanya bukan Valentine tapi Paimin. Asli Indonesia. Wong jowo. Ndeso keso-keso. Matinya pas tanggal 14 Februari. Terus diperingati sebagai Paimin's Day. Maukah kalian merayakan Paimin's Day?

Cokelat diganti onde-onde Mojokerto (sangat Indonesia) dan mawar diganti bunga bangkai (sangat khas Indonesia). Ucapan "Will you be my valentine? " diganti "Dik kowe gelem ta dadi Paiminku?" Dinnernya di warung, dengan menu pecel, sambel tumpang dan rempeyek teri. Gimana, masih heboh valentinan, eh paiminan?

Dik, valentin itu terlihat keren karena mata kita yang terbiasa melihat peradaban barat sebagai peradaban emas. Seolah semua yang dari barat itu bagus, keren, maju, beradab, uapik poll. Sementara kita ini belum beranjak dari posisi bangsa terjajah. Mental kita selalu rendah diri di hadapan barat. Selalu menyanjung barat. Pokoke barat is the best... Termasuk valentinan. Best of the best lah.

Padahal valentines day itu racun. Ya, racun freesex bertopeng kasih sayang. Aslinya freesex yang menjijikkan tapi dibungkus kemasan kasih sayang.

Lha kalo valentine itu hari kasih sayang mbok tiap 14 Februari ke panti jompo sana. Mbantu mandikan kakek-nenek di sana, nyeboki, ngganti pampers. Itu kasih sayang.

Kalo valentine's day itu hari kasih sayang mbok di rumah saja mbantu emak nguras kamar mandi, nyikat wc, nyuci piring, mijitin emak, mbuatin kopi bapak. Orangtuamu itu lebih berhak atas kasih sayangmu. Bukan pacarmu. Yang sering php-in kamu. Cuma bilang "Met makan" tapi nggak ngasih makan setiap hari.

Jadi valentine itu bukan hari kasih sayang. Tapi hari maksiat barengan.

Iya maksiat barengan. Merayakan valentine bareng pacar, pasti melakukan hal yang nyerempet zina. Entah capcipcup atau yang lebih dari itu. Padahal mendekati zina itu haram, karena zina itu perbuatan keji dan amat buruk. (Al Isra' : 32)

Lalu kalian adindaku para remaja muslimah. Kalian itu mulia. Islam sangat memuliakan dan menjaga kehormatan kalian. Maka jangan obral kehormatan kalian dengan berkhalwat (berdua-duaan) dengan cowok yang bukan pasangan halal kalian. Dan juga belum tentu jodoh kalian. Dosa sudah pasti iyess.

Kita tak boleh silau dengan peradaban barat. Karena di balik kinclongnya kemajuan materi mereka, tersimpan kerusakan masyarakat yang luar biasa. Kerusakan itu yang hendak diekspor ke Indonesia. Salah satunya lewat valentinan. Agar generasi muda Islam doyan freesex, menjunjung tinggi kebebasan, ogah menjalankan Islam. Maka mereka tinggal lenggang kangkung menguras kekayaan alam kita. Mulus lus tanpa ada penghalang.

So jangan mau terjebak racun valentine. Say no to valentine's day!

Di tanggal 14 Februari mending kamu lakukan hal berikut :
1. Belajar di rumah. Biar pinter dan memberi sumbangsih pada Islam.
2. Sholat malam. Mohon dijauhkan dari godaan cowok yang tidak halal.
3. Bagi yang terlanjur punya cowok, udah putusin aja.
4. Bobok syantikk... Besok pagi sekolah.

Jangan lupa belajar Islam bener-bener. Ngaji Islam kaffah. Karena hanya Allah SWT yang tidak akan pernah php-in kita. Setuju? Sip! (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version