View Full Version
Jum'at, 21 Feb 2020

Dahulukan Akhlak Sebelum Prestasi, Benarkah?

 

Oleh: Yuyun Suminah

Islam adalah agama yang sempurna. Selain mengatur hubungan manusia dengan Allah (Habluminallah) seperti solat, puasa dll, Islam juga mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang disebut akhlak.

Apa sih yang terlintas ketika mendengar kata Akhlak? Tingkah laku yang sesuai dengan Alquran dan as sunnah. Kalau secara terminologi akhlak itu tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.

So, akhlak adalah tingkah laku, terus kenapa ya harus akhlak dulu? Hayo kenapa? Yap. Karena dalam Islam berakhlak itu penting banget. Kalau menurut Imam Al-Ghazali orang yang berakhlak setidaknya dapat mengendalikan empat hal yang cukup sulit dikendalikan di berbagai aspek hidup, antara lain nafsu, amarah, pengetahuan, dan keadilan. Jadi akhlak bukan hanya mengatur laku kata, namun juga laku sikap.

Kamu pasti tahu dong Reinhard Siregar, itu loh sang predator seks (pemerkosa laki-laki) yang menggegerkan jagad dunia maya dan nyata. Indonesia dibuat malu olehnya. Padahal tuh orang dari segi akademiknya berpendidikan tinggi dengan menempuh S3 di Inggris tapi cacat akhlaknya. Dduh… sayang seribu sayang.  

Wajar sih dia kan bukan seorang muslim, di agama dia tak ada aturan yang mengatur tingkah lau dan sikap, gak punya panduannya. Berbeda dengan Islam. Rasulullah sudah ngingetin kita lewat sabdanya “Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling mulia akhlaknya.” (HR. al-Tirmidzi) Tuh… akhlak dulu yang harus diutamakan,  prestasi (akademik) bisa nyusul. Karena akhlak adalah cerminan agama kita.

Jika akhlak seseorang itu jauh dari syariat Islam sedangkan ia berpendidikan tinggi, rugi banget. Berapa banyak orang-orang yang berilmu luas, bertitel akademik, namun tak sedikit yang terjerembab dalam kasus korupsi. Berapa banyak para cerdik pandai, kaum intelektual, namun semakin jauh dari kebenaran (Allah). Ngenes!

Itu sekelumit fakta mencuat kepermukaan di luaran sana masih banyak lagi yang bikin jantung mau copot dan bikin tekanan darah tinggi, seperti hamil di luar nikahlah, LGBT, bully, kekerasan terhadap guru, teman, dll. Itulah kalau akhlak tidak berperan dalam hidup kita. Kita jadi tak tahu harus bersikap apa terhadap kemaksiatan.

Pentingnya kenapa kita harus berakhlak dulu:

1. Dicontohkan Rasulullah

Sobat kita tuh punya model atau idola yang wajib kita ikutin, mulai dari tingkah lakunya, sikapnya, akhlak kepada orang tua, guru, teman dll jadi gak usah repot-repot niru-niru idola yang jauh dari syariat Islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

2. Dicintai oleh Rasulullah

Siapa sih yang gak mau dicintai sama Rasulullah? Manusia mulia yang sempurna akhlaknya. Rasanya lebih-lebih dari dicintai sang kekasih, jauh banget. Rasulullah bersabda yang artinya, “Sesungguhnya yang paling aku cintai di antara kalian dan yang paling dekat majelisnya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya…” (HR. Tirmidzi)

Kita bisa tahu pentingnya berakhlak mulia itu kalau kita ngaji atau menuntut ilmu. Karena dengan ngaji kita bisa tahu banyak hal dari yang belum tahu bisa jadi tahu. Tentunya ngaji yang sesuai dengan alquran dan as-sunah.

Ketika akhlak sudah sesuai dengan aturan Allah, inyaallah prestasi akademik bisa kita arahkan dengan kebaikan. Bila sudah begini, gak akan ada deh yang namanya berpendidikan tinggi tapi akhlaknya meleset alias jauh dari syariat. Prestasimu juga akan berkah, karena kamu membekali ilmu yang terpancar dari akhlakmu. Karena Akhlak adalah cerminan pemahaman agamamu. So,  seimbangkan ilmu akademikmu dengan ilmu agama. Wallahu a’lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version