View Full Version
Ahad, 14 Jun 2020

Tidak Ada Rasisme dalam Islam

 

Oleh:

Meldawati

Mahasiswi tinggal di Depok

 

BARU-BARU ini seorang polisi berkulit putih di Florida, Amerika Serikat membuat geger dunia. Karena ulahnya yang menangkap warga Afrika-Amerika yang berkulit hitam, George Floyd yang diduga memalsukan uang. Belum terbukti bersalah, ia lalu tewas di tangan polisi tersebut. 

Kejadian ini memancing kemarahan dan kecaman warga AS hingga mereka pun berdemontrasi menuntut keadilan dengan tewasnya George Floyd yang tidak terbukti melakukan kejahatan kriminal. Peristiwa ini juga viral di media sosial, hingga Tagar #Blacklivematter trending di Twitter karena bentuk dukungan warga dunia untuk George Floyd. 

Dari berbagai kecaman tersebut, akhirnya polisi yang terlibat dalam kasus George Floyd ditangkap, tapi tertangkapnya polisi ini bukanlah ujung dari masalah rasisme. Karena kasus seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Amerika Serikat. 

Agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi, tentu harus ada hukum yang sistematis yang dapat menyelesaikan permasalahan ini. Dan Islamlah yang dapat menjawab dan menyelesaikan permasalahan rasisme ini. Bagaimana Islam menyelesaikan masalah rasisme ini? 

Rasisme (pemahaman yang menganggap bahwa ras atau suku tertentu lebih superior atas ras atau suku yang lainnya), muncul karena ada potensi hidup dalam diri manusia berupa gharizah/naluri, yakni qharizah al-nau' (naluri mempertahankan diri). Islam pun datang melalui Rasulullah SAW untuk menghapus pemahaman buruk ini dan menyatukan umat yang berbeda-beda suku, warna kulit, bahasa dan bangsa dalam satu kepemimpinan. 

Kita tahu dalam sejarah, sejak Nabi Muhammad SAW diutus, yang mengikuti beliau ada dari kalangan mustad’afin (orang-orang yang lemah), orang miskin dan budak. Salah satunya, Bilal bin Rabah dan Ammar bin Yasir. Beliau pun tidak pernah membedakan kedua sahabatnya itu dengan sahabat yang lainnya. Malah, Bilal bin Rabbah adalah orang pertama yang diberikan kabar gembira oleh Rasulullah SAW sebagai penghuni surga. 

Hal ini menegaskan bahwa yang mulia di sisi Allah bukan yang paling baik penciptaannya atau dari nasabnya tapi dari ketakwaaannya. Karena perbedaan yang ada adalah sunatullah, bukan untuk menjadikan diri lebih mulia dari lain. 

Al-Quran pun telah mengajarkan bahwa tidak ada yang membedakan antara ras, warna kulit dan primordialisme (perasaan kesukuan yang berlebihan), antara satu dengan yang lainnya. Semuanya sama dan setara di hadapan Allah SWT. Maka, sangat jelas sekali tidak ada rasisme dalam Islam. 

Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS. Al-Hujurat ayat 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” 

Maka, dari kasus George Floyd ini, hendaknya kita bermuhasabah diri, tidak ada cara lain untuk membasmi isu rasisme ini kecuali kita kembali dan memahamkan diri kita dengan Islam. Bagaimana Islam memadang perbedaan ras, warna kulit atau yang lainnya. Tapi, tak cukup individu saja, ada juga negara yang dapat menjaga dan melindungi umat yang satu yakni umat Islam tanpa ada perbedaan. Karena umat Islam itu bagaikan satu tubuh.*


latestnews

View Full Version