View Full Version
Kamis, 06 Aug 2020

Kisah Nabi Yusuf: 'Drakor' Terbaik Sepanjang Masa

TIDAK dipungkiri drama Korea (drakor) memiliki kekuatan magis tersendiri yang membuatnya berbeda dari opera sabun, telenovela, atau Bollywood meskipun semuanya bergenre sama. Tak heran kemudian drakor begitu booming di seluruh penjuru dunia seperti saat ini.

Bahkan kesuksesan drakor dalam perkembangannya mendapat pengakuan dari dunia perfilman seperti Oscar, sebuah ajang penghargaan yang bergengsi dan bereputasi tinggi bagi sineas film sedunia, yang menobatkan film produksi Korea 'Parasite' menjadi film dan sutradara terbaik di ajang tersebut tahun 2020. Sebuah prestasi dan capaian yang mengagumkan dan fenomenal dari sebuah negara yang juga terkenal dengan musik K-Popnya.

Beragam alasan muncul dibalik keberhasilan dan kepopuleran drakor yang mendunia. Namun pada intinya, drakor adalah kisah romantis atau cinta. Setidaknya ada tiga faktor yakni bahasa, budaya, dan watak bangsa yang menjadi pembeda dan ciri khas drakor dibanding drama produksi belahan dunia lain. Selain itu, unsur-unsur lain seperti aktor/aktris, akting, tema, alur cerita, setting, kostum, lagu tema, dan musik latar semakin melengkapi drakor sebagai produk andalan Negeri Ginseng ini.

Drakor identik dengan kisah romantis atau cinta yang begitu mengaduk emosi. Sosok drakor biasanya ditandai oleh aktor yang tampan, cerdas, emosional, dan 'pecinta satu cinta sejati' serta aktrisnya cantik, fashionable, dan sensitif. Drakor memiliki formula yang hampir seragam semua yaitu setelah melalui berbagai konflik dan intrik  yang mengharu-biru, akhirnya kisah cinta laksana wahana roller coaster ini berakhir bahagia selamanya.

Mirip dengan drakor, kisah Nabi Yusuf dalam Al Qur'an tidak kalah menariknya. Bahkan kisah Nabi Yusuf yang dimuat dalam Surah Yusuf memiliki keistemewaan tersendiri. Dia satu-satunya surah dalam Al Qur'an yang menceritakan kisah seorang nabi yang lengkap, urut, dan dramatis bak sebuah biografi.

Membaca Surah Yusuf seolah membaca sebuah karya sastra bernilai tinggi karena kekuatan gaya bahasanya yang begitu indah dan menawan hati para pembacanya. Hal itu diakui tidak hanya oleh ulama dan sastrawan tapi juga orang awam dan non Arab yang tidak begitu bagus pemahaman bahasa Arabnya. Itulah salah satu mukjizat Al Qur'an yang dapat membuat pembacanya tersentuh, termotivasi, dan terinspirasi karena memang Al Qur'an adalah bacaan mulia penuh hikmah serta obat bagi segala
penyakit dalam dada.

Kalau aktor dan aktris dalam drakor begitu rupawan, tidaklah kalah dengan Nabi Yusuf. Bahkan Nabi Yusuf oleh para wanita yang diundang istri penguasa Mesir, dianggap bukanlah manusia biasa tapi malaikat karena sungguh elok rupanya. Karena begitu terpananya, tanpa disadari para wanita itu melukai tangan mereka sendiri dengan pisau jamuan makan ketika mereka melihat Nabi Yusuf muncul. Fragmen ini terlukis abadi dalam Al Qur'an Surah 12 ayat 31.

Efek emosi dari menonton drakor begitu terasa. Drakor sangat ahli mempermainkan emosi penontonnya. Seorang penonton drakor bisa dibuat tersenyum atau tertawa sendiri bahkan dapat menjadi kesal, marah, tegang, takut, dan ekspresi emosi lainnya. Drakor juga mampu membuat pemirsanya terharu bahkan berderai air mata karena hanyut terbuai dalam kisah sedih nan pilu yang mengiris dan menyayat hati. Inilah
kunci kekuatan drakor dibanding drama-drama lainnya.

Efek emosi drakor juga dapat terlihat dalam kisah Nabi Yusuf. Namun kisah cinta seperti dalam drakor hanyalah satu dimensi saja dari spektrum kisah-kisah lain yang begitu kaya akan hikmah dan pelajaran yang termuat dalam kisah Nabi Yusuf. Nilai-nilai luhur dan mulia yang terkandung dalam kisahnya menjadi asupan bergizi bagi hati dan jiwa dalam meraih level spiritual yang hakiki.

Begitu banyak "drama" dalam kisah Nabi Yusuf yang menggugah rasa hati seperti halnya drakor. Apa yang lebih sedih dari dikhianati dan dimusuhi oleh saudara kandung sendiri, dipisahkan dari ayah yang begitu penyayang, dibuang ke dalam sumur, diperjualbelikan sebagai budak, dan dipenjara atas perkara yang tidak diperbuat dalam waktu yang lama. Sebaliknya, apa yang lebih bahagia dari bertemu dan berkumpul kembali dengan sang ayah tercinta setelah lama terpisah, memberi maaf kepada saudara-saudaranya yang telah berlaku jahat, merengkuh kesuksesan yang gemilang dalam pekerjaan, dan membuktikan sendiri mimpinya yang jadi kenyataan.

Bukan hanya kumpulan campur aduk emosi semata namun kisah Nabi Yusuf begitu kaya akan hikmah dan pelajaran. Bagaimana keteladanan Nabi Yusuf dalam mengarungi lika-liku perjalanan hidupnya yang penuh cobaan dan ujian tercermin dari nilai-nilai luhur dan mulia beiau seperti shalih, beriman, taqwa, taat, hormat, dan sayang kepada orangtua, sabar, ikhlas menerima dan menjalani taqdir, pemaaf, bijaksana, amanah dalam mengemban tugas, berdoa, minta, dan mohon hanya kepada Allah, dan tidak berputus asa walau keadaan susah sekalipun. Sungguh hal tersebut masih sangat relevan dengan kondisi kita saat ini padahal rentang waktunya begitu lama dari kita.

Begitu juga keteladanan Nabi Ya'qub sebagai seorang ayah. Cobalah simak ketika Nabi Ya'qub berdoa dengan lirih memohon hanya kepada Allah atas segala hal yang menimpanya. "Ya Allah hanya kepadaMu aku adukan kesusahan dan kesedihanku" (QS 12:84). Sungguh sebuah scene yang mengharukan sekaligus indah.

Akhirnya, jika aktor-aktornya saja orang-orang pilihan, skenario dan sutradaranya Sang Maha Pencipta, maka sudah tentu kisah Nabi Yusuf adalah 'drakor' terbaik dan abadi sepanjang masa. Wallahu'alam.*

Ahmad Hassan


latestnews

View Full Version