View Full Version
Sabtu, 12 Sep 2020

Remaja, Hikmah Apa yang Kau Dapat Selama Pandemi?

 

Oleh: Putri Ira

Berbicara tentang dunia remaja tak akan habisnya. Mulai dari idola, gaya hidup, musik dan lain-lain. Apalagi remaja zaman now,  kehidupannya tak bisa dilepaskan dari gadget.

Gadget menjadi kebutuhan terutama di tengah pandemi Covid-19. Gadget menjadi teman remaja dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh. Tak jarang remaja menyalahgunakan penggunaan gadget. Bukannya melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, gadget digunakan untuk bermain game dan mengakses situs yang tidak bermanfaat. Banyak alasan yang disampaikan, jika guru menagih tugas yang diberikan. Namun tidak ada alasan jika membalas chatingan pacar. Parah, kan!

Beginilah fenomena remaja zaman now. Ada atau tidak ada Pandemi tidak mempengaruhi hidup mereka. Gaul bebas jalan terus. Bahkan ada kasus remaja yang rela direnggut kehormatannya hanya untuk membeli kuota. Naudzubillahi min dzalik.

Pemisahan agama dengan kehidupan telah merasuki hidup remaja. Banyak Remaja Muslim tak lagi menganggap penting agama. Agama hanya dipakai pada saat melakukan ibadah mahdah. Namun dalam urusan pergaulan laki-laki dan wanita tak mau pakai agama. Jadilah agama seperti prasmanan. Jika suka diambil, jika tak suka ditinggalkan. Padahal, Islam memerintahkan kita untuk mengambil Islam secara kaffah (keseluruhan).

Adanya Covid-19 yang diakibatkan oleh virus yang berukuran nano mikron semakin membuktikan bahwa manusia itu lemah. Hanya dengan serangan virus yang tak kasat mata, manusia tak mampu berkutik. Banyak aktivitas terpaksa dialihkan ke rumah, bahkan ada yang terhenti sama sekali. Keberadaan manusia yang lemah tentu membutuhkan sang Pencipta yang tidak lemah, yaitu Allah SWT. Manusia membutuhkan Allah dalam semua kondisi, terlebih di era Pandemi Ini.

Pandemi covid-19 yang telah menewaskan ribuan nyawa mengingatkan kepada kita bahwa kematian sangat dekat. Korban Covid-19 bisa menyasar semua kalangan termasuk remaja. Seharusnya moment ini bisa semakin mendekatkan remaja dengan Allah, bukan malah menjauhkannya. Remaja juga perlu menyiapkan bekal yang cukup untuk menghadap-Nya. Bekal tersebut antara lain dengan giat belajar Islam, berdakwah, dan berbakti kepada orang tua. Itu semua dilakukan sebagai bekal amal di akhirat nanti.

Kita patut berkaca pada sahabat rasul, Mush’ab bin Umair. Mush’ab bin Umair yang dikenal ganteng dan berasal dari kaum bangsawan, rela mempertahankan agamanya. Berkali-kali ibunya memaksa untuk meninggalkan Islam, tapi jawabannya tetap teguh dalam Islam. Hidupnya diisi dengan belajar Islam dan mendakwahkannya. Pola pikir dan pola sikapnya berstandarkan hanya kepada Islam. Sungguh kita merindukan remaja yang berkualitas layaknya Mush’ab bin Umair. Semoga kita termasuk ke dalam remaja yang berkualitas tersebut. Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version