View Full Version
Senin, 12 Oct 2020

Atomic Habits, Memulai Istiqomah Beramal Salih

 

Oleh: Khamsiyatil Fajriyah

Pernah dengar ungkapan "Sebuah Buku bisa mengubah seseorang?" Atau ungkapan yang lain, "Buku menginspirasi seseorang?" Kedua ungkapan itu  benar adanya dan hanya bisa dirasakan oleh orang-orang yang memiliki kebiasaan membaca buku. Beberapa penelitian juga sudah membuktikan bahwa buku bisa memberi pengaruh positif bagi  perilaku sosial pembacanya.

Sebuah buku berjudul Atomic Habits yang ditulis oleh James Clear contohnya. Buku ini dibedah dalam sebuah kelas online whatsApp group 'One Week One Book'(OWOB) yang dipandu oleh seorang pecinta buku, seorang Master dalam perbukuan, Yudha Pebyanto. Jenis Group whatsApp seperti ini cukup langka di sebuah negeri yang memiliki peringkat literasi ke-2 dari bawah di dunia. Kelas yang di akhirnya memberikan kesan yang kuat kepada para murid yang berjumlah lebih dari 60 orang, setelah sepekan pembahasannya.

Buku ini barangkali akan terlihat biasa-biasa saja bila dibaca dari sudut pandang yang biasa-biasa saja. Karena semua yang ada di buku ini adalah tools, sebagai alat. Sebagaimana suatu alat pada umumnya, ia akan sangat berguna bila ada di tangan yang tepat. Di tangan seorang muslim, tools itu akan dipakai dalam kesehariannya, beribadah, bermuamalah, berdakwah, dan aktivitas lainnya.

Buku yang ditulis oleh seorang pemain baseball ini, ditulis setelah dia mengalami perjalanan panjang dari menjadi pemain baseball SMA hingga menjadi pemain nasional. Pengalaman berharga didapatnya karena cidera di kepalanya ketika bermain baseball saat dia masih SMA, yang mengakibatkannya koma, dan kecil kemungkinan bisa kembali bermain. Pengalaman hebat ini dia tuangkan dalam buku ber judul Atomic Habits. Bisa diduga bahwa isinya tentang kebiasaan. Kebiasaan, bahkan sekecil apapun itu akan menjadi sebuah kekuatan yang hebat pada puncaknya, ketika dilakukan dengan penuh kesungguhan.

Adapun "alat-alat" agar mudah menjalani habits yang sejalan dengan konsep, "An easy and proven way to build good habits and break bad ones, tiny changes remarkable results" yang ditulis di buku best seller ini, terbagi menjadi  empat hal.

Pertama adalah "make it obvious", menjalani kebiasaan dengan tanda-tanda yang jelas. Ingin terbiasa membaca buku, maka tentukan lah waktu dan berapa banyak halaman yang dibaca. Ingin terbiasa melakukan kebaikan lainnya, caranya juga sama: tentukan target.

Cara yang kedua adalah "make it easy", anggaplah mudah untuk melakukan kebiasaan baru yang akan menjadikan diri kita lebih baik. Bisa dilakukan salah satunya dengan cara memberi skor untuk semua aktivitas kita, maka mulailah untuk memperbanyak aktivitas yang bermanfaat untuk kita. Disinilah bagi seorang muslim berlaku skala prioritas dengan terikat pada hukum syariat, wajib, Sunnah, mubah, makruh, dan haram.

Cara yang ketiga adalah dengan "make it attractive", buatlah kebiasaan semenarik mungkin. Di bagian ini, banyak cara untuk melakukannya, bisa dengan melalukan kebiasaan baru sembari melakukan aktivitas yang kita gemari. Mengucap hamdalah setiap melihat sosmed misalnya.

Cara yang keempat adalah dengan "make it satisfying", menjadikan kebiasaan kita sesuatu yang memuaskan. Salah satu caranya adalah dengan memberi reward ketika kita melakukannya, menghargainya dan tidak ingin melewatkannya. Menyingkirkan duri atau paku di jalan, tersenyum ketika bertemu dengan orang lain adalah kebiasaan kecil. Tetapi dalam Islam, kedua kebiasaan tadi sangat berharga berbuah kebaikan dan pahala.

Sebagai muslim, kita pasti paham makna Habit dalam hidup kita. Membiasakan diri beramal Sholih atau Istiqomah telah diperintahkan oleh Allah SWT kepada kita untuk melakukannya dan bermohon kepadaNya untuk tetap di jalan orang-orang yang Istiqomah, shirotol mustaqim.  Dalam Al Qur'an Surat Hud ayat 112 Allah SWT berfirman :

 

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Artinya:

"Maka istiqamahlah kamu (Muhammad) di jalan yang benar, sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan juga kepada orang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."

Dan bermohon untuk Istiqomah di jalan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, minimal 17 kali dalam sehari. Habit yang lahir dari orang beriman, dengan amal sholihnya, sekecil apapun, pasti akan membawa kebaikan untuk dirinya dan umat manusia, kebaikan tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.

Bila di akhir bukunya James Clear berpesan, "lakukan kebiasaan meskipun engkau bosan". Karena perubahan meskipun hanya 1% tiap hari, itu berarti 1% langkah yang lebih baik telah dicapai tiap harinya. Adapun Rasulullah SAW, sejak 1400 tahun lalu sudah berpesan kepada kita, bahwa hari esok harus lebih baik dari hari ini. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti kita menjadi orang yang merugi.

Jadi, target sebesar apapun itu, bukan aksi besar untuk mencapainya. Cukuplah dengan kebiasaan, yang penuh keseriusan, kesadaran, kesabaran dan pantang putus asa. Semua kembali kepada kita, membangun kebiasaan baik kita dan meninggalkan kebiasaan buruk. Bukan semata untuk lebih baiknya diri kita, tetapi juga keluarga, dan umat Islam seluruhnya. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version