View Full Version
Selasa, 01 Dec 2020

Akbar Pemulung Cinta Al Qur’an

 

Oleh:

Iffa Destra || Aktivis Fikrul Islam

 

AKBAR pemulung yang viral baca Al-Qur’an di emperan itu kini nasibnya telah berbuah manis. Selain ia bertemu dengan salah satu ustadz yang mengangkatnya menjadi anak asuh, Akbar akan dihadiahi pergi umroh.

Al Qur’an adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, umat muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah menciantaimu dan menghapus dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”(Q.S Al-Imran 3{31}).

Ibadah adalah sarana yang efektif untuk mendidik ruh. Sebab fungsi utama ibadah adalah membangun hubungan antara ruh dengan Allah. Setiap kali ruh ini dihadapkan kepada Tuhan yaitu Allah maka ia akan “Subur dan Berkembang” sebaliknya, ketika ia ruh itu dijauhkan dari Allah, maka ia “Kering dan Lemah”. Maka dari sini lahirlah seorang anak yang mencintai Al-Qur’an, anak yang taat menjalankan perintah sholat sehingga Allah itu senantiasa mengawasinya.

Karakteristik pada fase remaja berdasarkan kepada aspek kebutuhan. Kebutuhan terhadap ibadahnya, ini adalah kebutuhan fitrah. Tak jarang kita melihat para remaja yang rajin sholat lima waktu di masjid. Semangat beragama atau potensi ruhiyah ini benar-benar Allah taqdirkan datang saat yang tepat, bersamaan dengan dimulai umur taklit (kondisi ketika manusia sudah di catat amal baik dan buruknya oleh malaikat dan akan dipertanggung jawabkan kelak dihari kiamat), sehingga hati seorang remaja muslim ini mudah terpaut dengan Allah, mudah terpaut dengan ikatan cinta dan takwa.

Bagaimana sejarah mencatat bahwa pada masa itu seorang anak laki-laki di usia 9 tahun, ia sudah hafal Al-Qur’an, ia juga telah hafal kitab Muwatta yang merupakan kitab hadis-hadis hukum yang dikumpulkan oleh Imam Malik pada usia 13 Tahun, Ia adalah Imam Syafi’i. Pada usia 20 tahun ia menemui Imam Malik bin Anas di Madinah dan mengucapkan seluruh isi kitab Muwatta itu di depan penulisnya.

Ajaran Islam sangat memberikan perhatian besar terhadap perbaikan generasi remaja. Karena generasi muda ini adalah para pemeran utama di Masa mendatang, mereka adalah pondasi yang menopang masa denpa umat ini. Dari siniliah nantinya generasi muda ini akan semangat untuk mengkaji Islam. Karena generasi muda ini ditentukan oleh nilai ilmu dan taqwa. Jika keduanya sudah tidak ada, maka hilanglah predikat mereka sebagai generasi muda yang bertaqwa.*


latestnews

View Full Version