View Full Version
Kamis, 12 Aug 2021

Sudah Hijrah, Terus Apa?

 

Oleh:

Keni Rahayu || Influencer Dakwah Millenial

 

Alhamdulillah tahun baru Hijriyah datang lagi. Alhamdulillah meski kita menikmatinya dalam suasana pandemi. Alhamdulillah sebab hati tak pernah lelah bersuka hati.

Sob, siapa sih yang gak pernah dengar istilah hijrah? Hampir semua orang zaman now mengucap-ucapnya. Ditambah gelombang hijrah yang meninggi dalam hitungan lima sampai sepuluh tahun terakhir, nlmasyaallah takjub. Lebih keren lagi kaum millenial, dan generasi Z gak mau kalah ambil bagian dalam momen hijrah ini.

Ngomong soal hijrah, pasti gak jauh-jauh dari tahun baru Hijriyah. Ya, sebab kalau kita tengok sejarah, penentuan tahun Hijriyah pada awalnya ditentukan dengan menggunakan momen hijrah Rasulullah saw. dari Makkah ke Madinah. Gagasan itu diusulkan oleh Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab ra. 

Lebih luas maknanya, hijrah zaman sekarang lebih dekat dengan istilah perubahan individu menjadi lebih baik. Yang tadinya aurat terbuka, jadi ditutup. Tadinya pacaran, terus taubat. Tadinya suka nyontek, jadi takut sama Allah sebab selalu merasa dilihat. Pertanyaannya, kalau sudah hijrah kita mau apa?

 

Istikamah

Ini nih ujian sesungguhnya. Kita bahkan sering dengar kalimat bahwa hijrah itu mudah, yang susah itu istikamah. Betul banget, apalagi kalau hijrahnya cuma ngikut tren, gak tau ilmunya, terus gak merubah circle secara total. Namanya mas say(ton) gak akan tinggal diam dong anak Adam taat sama Allah, jadi godaan setelah hijrah itu lebih susah. 

Maka gak asing di sekitar kita, yang menuhi taman-taman kota adalah mbak-mbak berhijab bareng pacarnya. Atau joget-joget seru banget dan PD banget di medsos toktok mbak-mbak pake hijab juga. Kira-kira tau gak penyebabnya apa? Ya tadi, hijrahnya gak pake ilmu dan iman, cuma pakai perasaan dan tren ikut-ikutan. Kan kasihan.

Padahal berada dalam jalan hijrah itu ganjarannya besar banget, loh. Coba lihat ayat Allah yang satu ini.

"Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." 

Jadi sob, kalau kamu sudah di jalan hijrah, be istikamah! Jangan balik arah. Berada di posisimu ini adalah harga mahal tak ternilai.

 

Dakwah

Gimana sih cara mudah istikamah? Gampang. Caranya adalah dakwah. "Kok dakwah?" sob, dakwah itu adalah upaya mengajak kebaikan pada orang lain. Kalau bekal ilmu kita kurang, kita pasti memantaskan diri. Kita akan terus ngaji. Selama kita ngaji itu ilmu kita benar manfaat. Sebab gak hanya jadi teori, tapi sungguh direalisasi diri dan teman-temanmu nanti. 

Dakwahlah agar hijrahmu istikamah. Sebab ketika lisan kita mengingatkan orang lain, sejatinya yang paling berhak mendapatkan nasihat itu adalah diri kita sendiri. Semakin banyak kita berdakwah, semakin sering kita menasihati diri sendiri. Lagi dan lagi. Terus dan berulang. Maka iman tak akan sekadar lewat. Ia akan menetap dan jadi kawan sejawat.

 

Tips Pascahijrah

Berikut ini beberapa tips agar hijrah kita istikamah, bismillah semoga bermanfaat ya! 

1. Bersyukur. Pahamilah bahwa posisimu hari belum tentu bisa dimiliki semua orang. Banyak yang ngeles belum dapat hidayah, padahal undangan kajian berseliweran di mana-mana. Itu kan hidayah? 

Syukuri hijrahmu hari ini dengan melupakan masa lalu dan menerimamu hari ini. Persiapkan masa depan dengan berbagai amunisi. 

2. Jangan berhenti belajar. Hijrah bukan berarti kamu sudah menginjak garis finish. No. This is a begining. So, get ready and start soon! 

Maksudnya di sini belajar dalam banyak makna ya. Ya rajin ikut kajian. Ya rajin ikut mentoring. Mendengar dan menerima ketika dapat masukan. 

3. Hijrah bareng-bareng. Hijrah mana asik sih kalau sendirian? Bareng banyak temen bisa jadi reminder kalau-kalau kita futur. Cari lingkungan yang support hijrahmu ya. 

4. Ubah kebiasaan lama. Hijrah dalam satu hal bukan berarti hal buruk lain tetap kamu lakukan. Jangan, ya. Tinggalkan hobi halu ke oppa-oppa, nonton konser campur baur,   shopping gak penting, ngabisin jatah paylater. Yuk belajar untuk meninggalkan hal buruk satu per satu karena Allah. 

5. Kurangi asupan akal yang mengganggu kelancaran hijrah. Kalau udah hijrah, jangan suka nonton hal-hal yang bikin hati deg-degan. Dampaknya jelek, sob, jadi pengen pacaran. Jangan suka dengar lagu-lagu cinta, nanti jadi bayangin yang enggak-enggak tentang dia. Ditambah lingkungannya jangan yang suka gibah dan maksiat ya, sedikit banyak nanti kita pengen dan ngincip lagi. Hii nauzubillah.

Mudah-mudahan di momen tahun baru hijriyah ini, kita senantiasa menjadi pribadi yang terus menerus hijrah, berdakwah, dan melakukan keduanya istikamah. Bismillah ala ni'matillah. Keep fight on hijrah, guys!**


latestnews

View Full Version