View Full Version
Ahad, 26 Sep 2021

Teman tapi Toxic, Adakah?

 

Oleh: Erika Kartini

 

Berteman adalah fitrah yang dimiliki setiap manusia. Kita tidak dapat hidup sendiri dan menjalani kehidupan tanpa adanya teman. Meski ada yang bisa tapi tetap saja rasanya hampa. Ada satu sisi yang hilang dalam diri kita.

Masalahnya tidak mudah mencari teman seperti yang kita inginkan. Teman yang baik, pengertian, membawa pengaruh positif, nggak ngambekan, ringan tangan alias suka menolong dan seterusnya. Susah mencari seperti yang telah disebutkan. Wajar, karena manusia tidak ada yang sempurna. Ada lebihnya dan ada kurangnya.

Namun teman yang baik akan bisa melengkapi kekurangan temannya dan memberi manfaat dari kelebihan yang dimilikinya. Menjadi penguat di kala diri lemah dan menjadi pelipur lara jika sedang merana.

Teman tapi Toxic, Adakah?

Nah, apa jadinya jika kita memiliki teman tapi toxic. Apa itu toxic? Sebagaimana yang kita ketahui toxic adalah kata bahasa Inggris yang artinya racun. Teman tapi toxic bermakna teman yang memberi pengaruh buruk atau menebarkan racun buat kita. Karena racun, konotasinya pasti buruk. Dan anehnya kita jadi ketergantungan dengan teman tersebut. Sulit melepaskan diri darinya. Apalagi jika teman kita hanya dia satu-satunya. Tidak ada orang lain lagi yang sudi menjadi teman. Maka meski beracun tak apalah. Daripada hidup sendirian tanpa teman, lebih menyedihkan lagi rasanya.

Biasanya teman seperti ini memang akan selalu mengejar kita. Karena bisa jadi dia tidak punya teman lain selain kita. Hanya kita saja yang mau, pasrah dan tetap berteman dengannya. Logikanya sederhana, mana ada orang yang mau berteman dengan orang yang memberi pengaruh buruk. Bukannya menguntungkan malah merugikan.

Pertemanan beracun ini seringkali terjadi karena lupa akan kebaikan dan keburukan. Asal dilaksanakan bersama dan happy maka aktivitas itu adalah hal yang wajar. Tidak perlu merasa bersalah. Contohnya, mencontek ketika ujian. Teman kita memaksa mencontek atau memberikan contekan. Karena nggak enak akhirnya diterima dengan pasrah. Kan dia temen "gue". Dan ternyata nilainya bagus semua. Bahagia dong bisa dapat nilai bagus bareng-bareng. Lupa bahwa mencontek adalah dosa.

Contoh lain, pacaran misalnya. Teman kita minta ditemenin janjian dengan pacarnya. Minta temenin beli dan milih kado buat gebetannya. Dia seneng karena punya pacar. Kita juga bahagia karena temen kita bahagia. Padahal pacaran itu mendekati zina. Sama saja dosa juga.

Contoh yang lebih ekstrim lagi. Teman kita mengajak mencuri uang untuk modal nongkrong, ngerokok dan lain-lain. Kemudian kita rela melakukanya demi teman. Diajak tawuran, ikut geng motor, coba-coba narkoba dan semua yang buruk-buruk dilakukan karena ajakan teman. Setia kawan katanya. Padahal menjerumuskan ke pergaulan yang rusak.

Itulah contoh teman tapi toxic. Teman tapi menjerumuskan. Teman tapi beracun. Tentu saja ini berbahaya. Bahaya untuk kita, untuk orang lain dan untuk diri dia juga. Pertemanan seperti ini harus segera dihentikan. Jangan dibiarkan berlarut-larut hanya karena rasa setia kawan.

Berlepas Diri dari Teman Toxic

Lantas bagaimana kita melepaskan pertemanan yang beracun tersebut? Haruskah kita menjauh darinya? Antipati? Blok semua pertemanan dengan dia di sosial media? Atau berteman biasa tapi nggak akrab? Biasa saja? Gimana caranya?

Islam sebagai agama yang sempurna telah mengajarkan semua hal. Islam memiliki solusi tuntas terhadap segala permasalahan. Termasuk didalamnya masalah pertemanan.

Rasulullah Saw pernah menjelaskan bahwa sesama muslim adalah bersaudara. Muslim yang satu bersaudara dengan muslim yang lainnya. Saudara itu saling menyayangi dan mendukung dalam kebaikan. Persaudaraan yang baik tidak menjerumuskan saudaranya kepada bahaya atau dosa. Maka sebagai teman, selalu berbuat baiklah. Berikan pengaruh positif kepada teman kita. Sehingga pertemanan akan membawa kepada keberkahan.

Jika ada teman yang buruk dan menularkan keburukannya maka tinggalkan. Jangan jadikan ia sahabat dekat. Jika ingin tetap berhubungan baik tidak apa-apa selama kita tidak terpengaruh dengan sifat buruknya.

Sebenarnya teman toxic ini butuh dirangkul juga. Mereka perlu untuk ditolong serta disadarkan bahwa mereka melakukan hal yang salah dan membahayakan dirinya. Teman seperti ini sebaiknya jangan dibiarkan sendirian. Jika tidak segera disadarkan bisa jadi dia akan mencari korban baru.

Seandainya masih ada peluang untuk merubahnya dan kita sebagai temannya mampu untuk melakukannya maka sadarkanlah. Berilah nasihat dan pengertian bahwa segala perilaku buruk akan dibalas siksaan oleh Allah Swt. Perilaku buruk juga merugikan orang lain. Orang tua juga pasti sedih jika memiliki anak seperti itu.

Sulit memang menyadarkan teman yang beracun ini. Oleh karena itu, kita harus menguatkan diri terlebih dahulu. Banyak mengkaji Islam supaya pengetahuan bertambah dan bisa mengatasi persoalan. Kemudian menumbuhkan rasa percaya diri agar tidak mudah terpengaruh. Memupuk jati diri dengan aqidah Islam juga harus dilakukan. Sehingga kita menjadi pribadi yang kuat dan bisa mempengaruhi orang lain. Bisa membawa teman kita menuju kebaikan.

Ketika masih saja sulit untuk menyadarkan teman dengan upaya kita sendiri maka mintalah bantuan orang lain yang lebih mampu untuk menaklukkannya. Yang lebih banyak ilmu dan pengalaman hidupnya.

Bagaimana jika tak kunjung sadar juga? Ya sudah, segala upaya telah kita tempuh. Usaha sudah nggak kurang-kurang. Maka serahkan kepada Allah, Sang pemilik hati-hati manusia. Doakan semoga Allah memberikan hidayah serta membukakan pintu hatinya untuk kembali ke jalan kebaikan.

Carilah teman baru yang satu frekuensi. Teman yang hidupnya sama-sama bertujuan untuk mencari ridho Allah Swt. Teman yang senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan. Mengajak kepada kebenaran serta mengingatkan jika melakukan kesalahan. Teman yang saling mencintai karena Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah.

Masyaallah, teman seperti ini sungguh sangat berharga daripada dunia dan seisinya. Pertemanan yang akan membawa ke surga-Nya. Seseorang yang berteman di dunia karena Allah kemudian masuk surga maka ia akan mencari temannya untuk diajak bersama-sama masuk surga dengannya. Sungguh pertemanan yang didambakan semua umat manusia.

Semoga kita dapat memiliki teman-teman yang dapat membawa ke surga-Nya. Aamiin ya rabbal alamin. Wallahu a'lam bisshowwab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version