View Full Version
Senin, 11 Oct 2021

Saat Kumpul Kebo Jadi Life Style, Ngeri!

 
Oleh: Syahrul*
 
Jagad maya kembali heboh oleh berita kehidupan yang upnormal. Menjijikkan. Dilansir oleh Okezone (06/10/2021), seorang wanita yang rela berbagai suami dengan ibu dan saudara perempuannya. Dengan bangga Madi Brooks menceritakan kehidupan pribadinya ini via video Tiktok miliknya yang memiliki 92.700 lebih pengikut (followers).
 
Dia mengatakan dirinya, suami dan ibunya adalah penganut hubungan terbuka (open relationship). Termasuk saudara perempuannya. Dengan santainya si Madi mengatakan, "Saya dan ibu saya sama-sama melakukan hubungan terbuka dan itu hebat,” terangnya.
"Kamu tahu kenapa? Kapanpun aku sedang tidak mood, aku bisa membiarkan suamiku memilikinya,” ujarnya. Beragam tanggapan netizen, pro dan kontra. Sejak dibagikan, video tersebut telah mengumpulkan 13.100 komentar dan 311.900 yang like. Artinya tidak sedikit yang setuju dengan itu. Na'uzubillah.
 
Yang lebih mengkhawatirkan lagi-masih menurut Okezone-dalam beberapa tahun terakhir hubungan multi-mitra atau non-eksklusi seperti ini sedang meningkat dan menemukan jalan mereka ke arus utama. Hubungan ini mulai berkembang pesat di Inggris selama dekade terakhir dengan kenaikan 50% dalam sepuluh tahun terakhir.
 
Sudah sejak lama Barat mengalami kebingungan nilai. Soal homoseksuali misalnya, yang sudah berabad-abad dicap sebagai perbuatan keji dan tercela kemudian digugat atas nama penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia. Puncaknya kemudian ketika Gene Robinson, uskup New Hampshire yang homoseks menjadi uskup di Gereja Anglikan, (Adian Husaini, 6). Gereja semakin tak berdaya setelah terbongkarnya kasus pelecehan seksual kepada anak-anak oleh pastur.
 
Gereja dilarang ikut campur dalam urusan publik dan negara. Masyarakat Barat menerapkan hukum berdasarkan hak individual. Selama tidak merugikan orang lain, maka sah-sah saja. Kebebasan nilai dengan cara pandang sekuler-liberal membawa konsekuensi tidak adanya standar kebenaran. Kebenaran menjadi relatif dan temporal, diserahkan kepada manusia. Kebebasan berekspresi adalah standar moral yang mutlak yang tidak boleh diganggu gugat.
 
Cara pandang seperti ini kemudian diglobalkan dan dipromosikan ke masyarakat dunia sebagai bentuk hegemoni peradaban dan imperialisme budaya. Melalai food, fun dan fashion, manusia diajak untuk berlomba-lomba mencari kesenangan, freedom, konsumerisme dan hedonisme.
 
Penetrasi budaya kebebasan ini sudah mulia marak di negeri-negeri muslim. Tidak terkecuali, di Indonesia sendiri, yang mayoritas muslim dan menjujung tinggi budaya ketimuran. Dengan bangga tanpa malu Dinar Candy mengatakan, "Aku mau punya anak tapi tidak mau menikah, kenapa aku bilang seperti ini? Karena aku ini korban dari cowo bajingan di luar sana yang tidak bertanggung jawab," ujarnya. Punya anak dan tidak mau menikah itu apa artinya?
 
Setali tiga uang, NM pernah mengatakan ingin punya anak dari temannya tapa pernikahan. "Pengin banget gue kalau dia mau taruh benihnya di perut gue." "Gue sih oke aja. Gue mah orangnya sesantai itu," Ucapnya tanpa beban.
 
Mereka adalah public figure yang semua gerak-geriknya sering dicontoh. Kebanyakan fansnya adalahbremaja yang belum memiliki saringan/filter yang baik soal benar salah. Maka tidak heran jika kasus pemerkosaan tinggi, aborsi, hamil di luar nikah, akses pornografi, dll. Anak-anak belia sekelas SD saja sudah terbiasa dengan perbincangan orang dewasa. SMP dan SMA jangan tanya.
 
Al-Qur'an sangat mencela orang-orang yang tidak bisa mengfungsikan hati, pikiran, penglihatan dan pendengarannya dengan baik. Orang yang mati nuraninya seperti binatang. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai.” (QS: Al A’raf: 179).
 
Bahkan Allah menyebut orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya, dan hidupnya hanya berorientasi pada urusan dunia seperti anjing (kamatsalil-kalbi). Jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga), (QS. Al-A'raf: 176). Sifat seperti ini tidak ada pada binatang lain, selain anjing.
 
Masalahnya kemudian, jika ada orang-orang yang mencoba mengingatkan, menasihati dan menegur akan diserang balik oleh pemuja kebebasan. Nggak usah urusin hidup orang lain. Sok suci. Urus saja urusanmu sendiri. Emang kamu tidak pernah salah? Emang kamu dirugikan? Apakah hidupmu sudah benar? Jangan jadi Tuhan. Dan tuduhan-tuduhan yang lainnya.
 
Agama ini adalah agama dakwah, nabi diutus salah satunya agar melakukan dakwah amar ma'ruf nahi munkar, (QS. Ali Imran: 104). Tidak sedikit di dalam al-Qur'an yang memerintah umatnya untuk saling mengingatkan, (QS. Al-'Ashr: 3). Bahkan syarat menjadi umat terbaik adalah dengan terlaksana dakwah amar ma'ruf nahi munkar, (QS. Ali Imran: 110).
 
Nabi juga mengingatkan kita agar tidak abai terhadap kemaksiatan. Cegah dengan apa yang bisa kita lakukan. Dengan tangan, jika tidak mampu, dengan ucapan, pun jika tidak sanggup, maka minimal hati kita menolak dan tidak setuju. Negeri ini tidak akan hancur oleh pelaku maksiat, namun oleh diamnya orang-orang baik.
 
Iman asy-Syafi' pernah mengatakan, “Orang yang berdiam dalam menyampaikan kebenaran, maka dia adalah setan akhros (setan bisu). Imam Syamsi Ali pernah menyetir ungkapan Inggris, “Enough for evil to thrive when the good people do nothing." Mari selamatkan generasi kita. (rf/voa-islam.com)
 
*Penulis adalah Mahasiswa S3 Pendidikan Agama Islam UIKA, Bogor
 
Ilustrasi: Google

latestnews

View Full Version