View Full Version
Ahad, 02 Oct 2022

Halalkan Cintamu, Bestie!

 

Oleh: Choirin Fitri

"Maukah kau menikah denganku?" seorang laki-laki menunduk di hadapan seorang wanita berparas ayu. Sebuah cincin berlian disodorkan di hadapannya.

Gadis manis itu tersenyum, tangan kanannya menutup bibirnya tanpa kata. Matanya menatap sosok laki-laki tampan yang kini menatapnya penuh harap.

"Kalau iya, ulurkan tanganmu. Kalau tidak, kamu boleh..." belum selesai bicara, wanita bergaun merah marun itu mengulurkan jemarinya yang lentik. Sebuah cincin berlian disematkan tepat di jari manisnya. Senyum mengembang. Dua sejoli yang dimabuk cinta pun berpelukan.

"Terima kasih sudah menerimaku cinta!" kecupan hangat mendarat di kening. Senyum semakin lebar dan pelukan semakin erat.

Stop Drakor, Finish!

Oke-oke jangan diambil hati yes! Itu hanya cerita mini! Fiksi belaka. Kenyataannya  kehidupan cinta tak melulu seindah film drakor atau film romantis lainnya.

Hidup ini nyata, Bestie! Apa yang kita bayangkan belum tentu jadi kenyataan. Sementara, apa yang dibuat sutradara film selalu bisa dilakoni oleh para pemerannya.

So, tak heran jika ada yang sudah lama pacaran, tiba-tiba putus di tengah jalan. Ada yang sudah lama membangun asa berumah tangga, eh jodoh tak kunjung tiba. Ada yang dilamar, tiba-tiba diambil orang. Dan, banyak lagi kisah tragis dalam dunia percintaan yang nyata.

Nah, bagaimana dunia percintaan kita? Pasti antara aku dan kau tak sama. Antara dia dan kita juga tak sama. Iya kaaan?

Apalagi kini cinta butuh modal. Tak hanya berupa rasa cinta itu sendiri, tetapi juga uang. Memang sih uang bukan segala-galanya, tetapi segala-galanya butuh uang.

Kalimat sakti ini pastinya sering terngiang di telinga kita kan? Apalagi dalam kehidupan macam ini uang seakan dijadikan Tuhan yang banyak diburu dan tak perlu mengenal halal haram untuk mendapatkannya.

Nah, cinta pun butuh modal. Lihat tu para jomlowers. Kaum yang menjomlo ini ada lho yang terpaksa ngejomlo gara-gara tak ada modal. Maklum zaman sekarang cewek banyak matrenya.

"Abang punya uang, Abang disayang. Tak punya uang Abang ditendang."

Begitu kata sebuah lirik lagu dangdut. Alhasil, sukses membuat banyak cowok yang lari dari medan perjuangan cinta gara-gara emak bapak gadis pujaan pingin calon suami anaknya mapan, tajir, punya rumah, plus mobil, deelel. Si gadis, hanya gigit jari gegara cowok yang diidamkannya ditolak mentah-mentah karena ekonomi pas-pasan.

Ujung-ujungnya gimana? Ya, maklum dua sejoli tak paham Islam ini pun terjerat rayuan maut setan durjana. Mereka pun terjatuh dalam zina agar cinta mereka direstui. Akhirnya, dinikahkan dengan terpaksa. Ujungnya jadi beban keluarganya. Astaghfirullah.

Sebenarnya, Bestie, merebaknya zina zaman now bukan tanpa sebab. Ibarat kata tak ada asap jika tak ada api, zina yang merebak juga ada penyebabnya. Diantaranya:

1. Modal nikah

Tak bisa dipungkiri bahwa semua butuh modal. Mau melamar butuh modal. Ke KUA bayar lagi. Pesta nikah hingga pasca nikah juga butuh modal.

Inilah penyebab pertama banyak kaum muda yang milih mundur alon-alon dari jalur nikah. Mereka milih having fun tanpa beban modal yang bejibun. Akhirnya, sang cewek harus menyerahkan kegadisannya secara gratis demi apa coba? Cinta palsu. Miris!

2. Batas usia nikah

Pemerintah resmi mengesahkan Undang-Undang No 16 Tahun 2019 sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Dalam UU Nomor 1 Tahun 1974 disebutkan bahwa batas usia minimal menikah bagi laki-laki ialah 19 tahun dan perempuan 16 tahun. Dalam UU terbaru hasil revisi ini diatur bahwa batas minimal menikah bagi laki-laki dan perempuan yang akan menikah berada pada usia 19 tahun.

Nah, ternyata batas usia pernikahan ini pun menjadi penyebab zina merebak. Kenapa? Coz, saat virus merah jambu alias cinta sudah merasuki hati ternyata eh ternyata nikah dihalangi gegara UU pernikahan. So, remaja yang gak faham mendekati zina alias pacaran adalah haram jadi terjebak cinta haram. Mereka menjadikan pacaran sebagai ajang mengungkapkan rasa cinta dan ujung-ujungnya nafsu yang memburu menjadikan mereka melakukan zina.

3. Gaya hidup sekuler liberalis

Gaya hidup apaan tu? Sekuler itu memisahkan antara agama dan kehidupan. Hidup ya hidup, agama ya agama. Artinya, agama tak boleh nyampurin urusan kehidupan. Pokoknya, agama hanya ngatur ibadah dan nggak ngatur urusan cinta atau yang lainnya.

Padahal, jelas dan terang benderang Islam tak bisa dipisahkan dari kehidupan. Islam mengatur tentang ibadah pun mengatur urusan cinta. Islam halalkan nikah dan haramkan pacaran ala kaum muda.

Gaya hidup sekuler ini ditambah dengan liberal alias bebas tanpa batas jadinya klop. Kaum muslim yang jauh dari Islam diberikan contoh gaya hidup bebas dan mereka menikmatinya. Tak ada aturan yang berlaku dalam hidup. Pokoknya senang dilakoni tak peduli akibatnya. So, zina dilakukan, kalau hamil aborsi, kalau tak mau tanggung jawab, bunuh pacarnya. Mengerikan bukan?

Bestie, berbeda banget dengan sistem Islam. Untuk urusan cinta, Islam is so simple. Sangat praktis dan ekonomis. Kok bisa?

Pertama, anjuran menikah untuk yang mampu. Rasulullah saw. bersabda:

“Wahai sekalian para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nah, kalau sudah mampu ya nikah, enggak usah pacaran dulu atau PDKT atau apalah. Segera menikah saja!

Kedua, maharnya murmer.

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdul Abu Hazim dari Ayahnya bahwa dia mendengar Sahl berkata; seorang wanita datang kepada Nabi saw. dan berkata; "Saya datang kepada anda untuk menyerahkan diriku kepada anda, " Beliau lalu berdiri lama dan menelitinya dengan seksama, ketika beliau berdiri lama seorang laki-laki berkata; 'Wahai Rasulullah, jika anda tidak berkenan dengannya, maka nikahkanlah aku dengannya.' Rasulullah saw. bertanya kepada laki-laki tersebut: 'Apakah kamu mempunyai sesuatu yang dapat dijadikan mahar untuknya? ' Laki-laki itu menjawab; 'Tidak.' Beliau bersabda: 'Carilah terlebih dahulu.' Lalu laki-laki itu pergi, sesaat kemudian dia kembali dan berkata; 'Demi Allah, aku tidak mendapatkan sesuatupun.' Beliau bersabda: 'Pergi dan carilah lagi walaupun hanya dengan cincin dari besi.'

Kemudian laki-laki itu pergi, tidak berapa lama dia kembali sambil berkata; 'Aku tidak mendapatkan apa-apa walau cincin dari besi.' -Saat itu laki-laki tersebut tengah mengenakan kain sarung, lantas dia berkata; 'Aku akan menjadikan kain sarung ini sebagai mahar.' Maka Nabi saw. bersabda: 'Jika kamu memakaikan kain sarung itu padanya, maka kamu tidak memakai apa-apa, sementara jika kamu yang memakai sarung tersebut, dia tidak memakai apa-apa.' Laki-laki itu duduk termenung, ternyata Nabi saw. melihatnya berpaling, lalu beliau memerintahkan seseorang untuk memanggilnya, maka dipanggilah laki-laki tersebut, beliau bertanya: 'Apakah kamu mempunyai hafalan dari Al Qur'an? ' Laki-laki itu menjawab; 'Ya, saya telah hafal surat ini dan ini.' Lalu, beliau bersabda: 'Maka aku nikahkan kamu dengan wanita itu, dengan mahar apa yang telah engkau hafal dari surat Al-Qur'an.'

Coba perhatikan lagi hadis ini!  Mahar bisa hanya cincin besi atau kalau tidak ada, cukup hafalan Al-Qur'an.

Rasulullah juga bersabda, ”Sebaik-baik perempuan adalah yang paling murah maharnya" (HR. ibnu Hibban, Hakim, Baihaqi, Ahmad)

Artinya, mahar itu memang hak wanita, tapi mahar yang ringan dan tidak membebani calon suami itu lebih baik yes!

Ketiga, enggak ribet.

Nikah zaman now itu ribet pakai banget. Ngelamar butuh modal, kalau sudah diterima menghitung hari yang pas dulu, kalau nggak pas harus rela nunda. Padahal, dalam Islam nggak seribet itu.

Hadis tentang cincin besi itu di akhirnya ada ungkapan Rasulullah, "Maka aku nikahkan kamu dengan wanita itu, dengan mahar apa yang telah engkau hafal dari surat Al-Qur'an.

Ungkapan ini adalah simbol Rasulullah tidak menunda-nunda untuk menikahkan 2 sejoli itu. Apalagi, dalam Islam semua hari baik yes!

Keempat, negara Islam menjamin rakyatnya jauh dari zina.

Allah berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”  (Qs. Al Isra : 32)

Nah, larangan Allah ini tak cukup hanya tersimpan dalam Al-Qur'an, tetapi, akan diterapkan oleh negara yang menjadikan Islam standar dalam mengatur kehidupan rakyatnya.

Negara akan membredel semua akses yang mendekatkan rakyatnya pada aktivitas zina. Pacaran dilarang. Campur baur antara laki-laki dan perempuan dibatasi. Tontonan porno atau yang mengarah pada zina ditiadakan. Tempat zina ditutup. Dan, berbagai kebijakan yang menyelamatkan umat dari zina akan diberlakukan.

Sangat jauh ya dengan negara kita saat ini. Maklum, negara kita belum menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup sehingga zina pun merebak. Tapi jangan terjebak. Tetap ikuti aturan Islam dengan menghalalkan cinta melalui pernikahan dan jauhi pacaran yang dekat dengan zina. Okay? Sip! (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version