View Full Version
Senin, 17 Oct 2022

Bekali Keterampilan Menulis, SPI Jakarta Gelar Perkuliahan Jurnalistik Dasar

 
JAKARTA (voa-islam.com) - Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta menggelar perkuliahan bertajuk Jurnalistik Dasar di Aula Imam al-Ghazali, Gedung Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS) Jakarta Selatan, Rabu (12/10).
 
Tak seperti petemuan sebelumnya, atmosfer perkuliahan pada malam itu terasa berbeda. Tercatat puluhan peserta yang hadir cukup antusias mengikuti jalannya perkuliahan. Ternyata, hal ini disebabkan adanya sesi praktik menulis resportase singkat secara lanngsung setelah penjabaran materi jurnalistik oleh Pimpinan Redaksi Kabar Berita Semesta, Erwyn Kurniawan.
 
Ulfa, salah satu peserta SPI yang turut merasakan perubahan atmosfer perkuliahan pun mengaku sangat terpukau dengan materi yang dibahas pada pertemuan ke-4.
 
Wanita asal Depok ini juga menuturkan bahwa setelah mengikuti kuliah singkat tersebut, ia jadi lebih memahami bagaimana prosedur dalam memproduksi sebuah berita.
 
“Materi dan penyampaiannya seru banget, jadi makin paham gimana cara buat reportase,” ujar Alumnus Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ini.
 
Pada kesempatan itu, Erwyn selaku Presiden Relawan Literasi Indonesia menjelaskan beberapa hal penting yang perlu diketahui peserta SPI sebagai bekal utama menjadi seorang jurnalis.
 
Beliau memulai diskusi dengan membangun kesadaran bahwa menulis adalah sesuatu yang telah melekat pada diri seseorang. Menurutnya, nasihat cendekiawan muslim, Imam al-Ghazali yang berbunyi ‘kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah!’ pun seharusnya dapat menjadi sumber spirit bagi seorang muslim untuk terus menulis. 
 
Lebih lanjut, Tenaga Ahli DPR ini juga menerangkan ada empat kata kunci untuk menyederhanakan pengertian berita, yakni adanya informasi, menarik perhatian, menyangkut kepentingan umum, dan dilaporkan oleh wartawan.
 
Tak hanya itu, rumus matematika berita dan nilai berita pun dipaparkan oleh Erwyn. Setidaknya ada sembilan ‘news value’ yang mampu mendongkrak sebuah tulisan menjadi top news, antara lain: significance, magnitude, proximity, prominence, timelines, unik, konflik, human interest, dan tren.
 
Dalam penyusunan naskah berita, hal pertama yang harus diyakini adalah memastikan bahwa peristiwa yang hendak dilaporkan telah diuji dengan 5W+1H, sehingga membantu dalam menakar sisi yang paling punya ‘news value’. Di samping itu, menentukan sudut berita atau angle menjadi bagian yang wajib ditentukan sebelum penulisan.
 
Di akhir pembahasan, narasumber yang telah berpengalaman dalam dunia jurnalistik dan penulisan ini memberikan pesan sekaligus penguatan kepada peserta SPI agar tetap melatih kemampuan menulisnya.
 
“Terus belajar tentang jurnalistik dan kepenulisan. Dengan mengerti kedua hal ini, kita akan paham dan tidak menilai mentah-mentah berita yang datang. Sehingga kita mampu membedakan berita baik dan berita tidak baik,” tutur alumnus Program Studi Ilmu Pemerintahan Universitas Nasional ini.
 
Bagi para penulis pemula yang masih tidak percaya diri dengan tulisannya, Erwyn mengingatkan bahwa untuk menjadi penulis handal yang dapat mempengaruhi banyak orang, kunci utamanya hanya satu, yaitu “pokoknya tulis aja terus,” pungkas Ghost Writer buku best seller, The Great Story of Muhammad ini.  [restu/syahid/voa-islam.com] 

latestnews

View Full Version