View Full Version
Selasa, 17 Jan 2023

Rusaknya Remaja Akibat Liberalisme

 

Oleh: Rima Septiani, S.Pd

Salah satu tantangan di era digital saat ini adalah krisis moral dan hancurnya generasi muda akibat seks bebas yang semakin massif dilakukan oleh anak muda. Hilangnya arah hidup generasi muda diakibatkan oleh seks bebas yang semakin merajelela.

Berita mengejutkan datang dari Kabupaten, Ponorogo, Jawa Timur. Ratusan pelajar jenjang SMP dan SMA di Kabupaten Ponorogo mengajukan dispensasi nikah ke pengadilan agama setempat.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, Anwar Solikin mengatakan mereka yang mengajukkan dispensasi nikah mayoritas karena hamil di luar nikah. (Republika.co.id/14/1/23)

Liberalisme Halalkan Seks Bebas

Hari ini kita menyaksikan begitu parahnya ahlak dan moral generasi muda muslim. Mereka terpapar virus sekularisme  yang menyebabkan keringnya ruh spiritual akidah. Ketakuan terhadap hukum Allah tidak ada lagi, hal ini ditunjukkan dengan massifnya perbuatan maksiat  dikalangan remaja. Hampir setiap hari kita menyaksikan berita di televisi, sosial media dan koran yang menggambarkan keadaan moral generasi muda saat ini. Kita tentunya bersedih menyaksikan fakta kerusakan di tengah umat, mau dibawa ke mana negeri ini jika generasi mudanya saja rusak.

Persoalan yang menimpa mereka mulai dari tawuran, seks bebas, kekerasan baik fisik, psikis, verbal, narkoba maupun seksual, bahkan tak ayal masalah buntu yang mereka hadapi menjadikan pembunuhan sebagai pilihan dalam menghadapi masalah mereka. Bukan hanya sekedar korban, namun juga pelaku. Naudzubillah min dzalik.

Lalainya peran negara terhadap pengurusan dan perlindungan terhadap generasi muda mengakibatkan kondisi semakin parah. Berbagai macam tontonan yang merangsang masa pubertas kaum remaja tak bisa dibendung lagi . Tayangan vulgar begitu mudah diakses hanya dengan sekali tombol.

Liberalisme yang meloloskan tayangan pornografi hakikatnya adalah muara berkembangnya seks bebas. Atas nama liberalisme,  mereka tak merasa berdosa untuk  memviralkan berbagai tayangan 'tak senonoh' di tengah masyarakat. Akibatnya, seks bebas menjadi hal yang lumrah di kalangan usia muda. Lihat saja betapa banyak orang yang menghalalakan aktivitas  pacaran atas dasar suka sama suka, hingga  kemudian menjadi pintu awal bagi perzinahan di kalangan remaja.

Satu sisi  kita juga bisa mengatakan bahwa sistem pendidikan untuk generasi saat ini gagal total untuk membentuk generasi takwa di kalangan remaja. Mata pelajaran yang diajarkan tak mampu memberi pengaruh keimanan terhadap mereka. Apalagi wacana penghapusan mata pelajaran agama Islam semakin digaungkan,  justru  ini akan semakin memperparah arah hidup generasi penerus bangsa.

Berbagai data tentang problem generasi bangsa hari ini dapat kita lihat dari berbagai sumber, salah satunya dari laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Data ini sering sekali kita jumpai sebagai bahan renungan, meskipun data ini sudah lama.

Laporan KPAI dari survei yang dilakukannya tahun 2007 di 12 kota besar di Indonesia tentang perilaku seksual remaja sungguh sangat mengerikan. Hasilnya seperti yang diberitakan SCTV adalah, dari lebih 4.500 remaja yang di survei, 97 persen di antaranya mengaku pernah menonton film porno.

Sebanyak 93,7 persen remaja sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas mengaku pernah berciuman serta happy petting alias bercumbu berat dan oral seks. Yang lebih menyedihkan lagi, 62,7 persen remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi. Bahkan, 21,2 persen remaja SMA mengaku pernah melakukan aborsi. Data ini dipublikasikan 12 tahun lalu.

Apakah data tersebut masih relevan digunakan atau tidak tentang kondisi perilaku seksual remaja saat ini?

Saat ini, bukan lagi mempertanyakan soal data tersebut masih relevan atau tidak. Sebab data tersebut harus dipahami sebagai sebuah pesan apakah negara melihatnya sebagai sebuah persoalan. Angka-angka tersebut harus dipahami sebagai potensi kerusakan moral yang dialami generasi muda saat ini.

Semua ini tidak terlepas dari penerapan sistem kapitalisme sekularisme yang menjadikan generasi muda mengalami krisis identitas. Fakta yang terjadi saat ini menjadi bukti bahwa hancurnya generasi muda saat ini. Tahukah kita, bahwa tegak dan kokohnya suatu bangsa sangat tergantung pada generasi mudanya. Hancurnya generasi muda menjadi awal runtuh dan hancurnya sebuah negara.

Tentu saja ini menjadi hal yang memprihatinkan. Generasi gemilang yang diharapkan untuk berjuang di jalan Islam, hanya sekedar utopia semata jika penerapan sistem kapitalisme sekularisme masih diterapkan di negeri-negeri kaum Muslimin. Kita membutuhkan Islam sebagai solusi untuk memecahkan masalah generasi muda saat ini.

Islam Menyelamatkan Remaja 

Solusi dari segala macam problmatika yang mendera kaum muda saat ini adalah kembali pada aturan agama. Kembalinya kita kepada Al-Qur’an dan hadits akan menjamin terjaganya akhlak kaum remaja saat ini. Islam yang memerintahkan kita untuk menerapkan aturan Allah secara kaffah justru akan menangkal ide liberalisme yang menjadi dasar dihalalkannya  seks bebas saat ini.

Sejarah telah mencatat generasi terdahulu dengan tinta emas akan kehebatan dan kejayaan mereka. Tak akan baik generasi hari ini sebelum mereka mengikuti apa yang telah di lakukan oleh generasi terdahulu. Olehnya itu, Imam Malik bin Anas mengatakan.

“Tidak ada yang dapat memperbaiki generasi akhir umat ini, kecuali apa yang telah memperbaiki generasi awalnya.”

Para remaja dan pemuda harusnya menjadikan Islam sebagai tolak ukur perbuatan mereka. Mereka harusnya menjadikan Islam sebagai pengatur hidup mereka. Bukan malah menjauhkan Islam dari kehidupan mereka. Islam akan menancapkan keimanan yang menghujam  kuat dalam diri pemuda, sehingga ketakutan akan perbuatan maksiat pasti akan menjaga mereka.

Nabi SAW mengingatkan kaum Muslim untuk menjaga masa muda mereka sebaik-baiknya:

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu...” (HR al-Baihaqi).

Dengan pesan Nabi SAW yang agung tersebut, para pemuda tidak akan menyia-nyiakan waktu mereka kepada hal-hal yang bersifat hedonis, dan bersenang-senang semata. Apalagi sampai merusak masa depan mereka seperti melakukan aktivitas seks bebas.

Kaum muda yang cerdas adalah para  pemuda yang mengabiskan waktu mereka pada hal hal yang bermanfaat, seperti mengkaji Islam dan berdakwah di jalan Allah. Karena mereka menyadari bahwa waktu adalah amanah dan waktu adalah sebuah tanggung jawab besar yang akan ditanyai penggunaannya di akhirat kelak.

Orientasi seperti ini akan menyadarkan kaum muda bahwa hidup mereka begitu berharga. Mereka tidak akan membiarkan perbuatan yang merusak psikologis dan masa depan mereka masuk dalam diri mereka. Mereka akan menjauhi tempat maksiat dan mengharamkan diri mereka dari perbuatan perbuatan bebas yang justru menjerumuskan mereka dalam dosa.

Dengan hal tersebut, Insya Allah generasi muda akan terjamin dan terjaga hidupnya. Penerapan Islam secara kaffah akan menjadikan generasi muda sebagai generasi gemilang yang berkontribusi bagi penyebaran Islam diseluruh alam ini. Waalahualam bissawab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version