View Full Version
Kamis, 23 Feb 2023

Ustadz Ditolak Ceramah, Maunya Apa Sih?

 

By: Aily Natasha

Udah pada tahu, belum, tentang Ustad Hanan Attaki yang ditolak cermahnya oleh Banser Nahdlatul Ulama (NU) bersama dengan warga di Pamekasan, Madura? Iya, pengajian beliau dibubarkan secara paksa dengan beberapa alasan. Salah satunya adalah mereka menganggap bahwa ceramah Ustad Hanan Attaki itu membawa mudharat ketimbang manfaatnya. Lah, kok bisa?

Sebenarnya berita semacam ini bukanlah hal baru lagi bagi kaum muslimin. Dari dulu ada saja ulama yang dikecam dengan berbagai alasan. Ada yang karena ustadnya terlalu keraslah, terlalu tegas, terlalu ikut campur dalam politik, anti pancasila, dan banyak lagi, deh, pokoknya. Dan sekarang, Ustad Hanan Attaki yang sama sekali tidak berciri-ciri di atas juga diseret.

Kata mereka, gaya ceramah Ustad Hanan Attaki sama sekali tidak cocok dan tidak dapat diterima oleh masyarakat sekitar sana. Banyak pernyataan Ustad Hanan Attaki yang tidak sesuai dengan culture budaya masyarakat Jatim.

Siapa sih, yang nggak kenal sama Ustad Hanan Attaki? Ustad yang pembawaannya adem, suaranya juga adem, kalau ceramah bahasanya ringan, padahal bahasannya lagi berat, loh. Tapi kalau beliau yang menyampaikan, materinya jadi ringan banget. Favoritnya anak-anak muda dan ibu-ibu, nih.

Gaya dakwah beliau yang sering memakai bahasa ala milenial inilah yang menjadi konflik di kalangan kaum tua. Salah satunya adalah penolakan yang kita spill sebelumnya. Mereka menganggap bahwa kiasan-kiasan gaul yang disampaikan oleh Ustad Hanan Attaki dalam ceramahnya merupakan penghinaan. Apalagi ketika pembahasan tersebut tentang para nabi dan shahabiyyah.

Dakwah juga harus ada target dan strateginya

Di zaman sekarang yang didominasi oleh generasi Z dan generasi milenial, di mata mereka, acara pengajian itu sama sekali nggak menarik untuk dihadiri. Bahkan banyak juga yang takut menghadiri acara pengajian karena takut disudutkan.Ya, zaman sekarang, kan, banyak banget maksiat yang dinormalisasikan. Sehingga bagi mereka, para penceramah itu sama sekali nggak ngikutin zaman, pemikirannya kuno, dan hanya bisa memojokkan mereka. Makanya sebagai pendakwah, justru yang seperti Ustad Hanan Attaki inilah yang harus dicontoh pembawaannya.

Bagi anak-anak muda yang belum terbiasa dengan pembahasan agama, gaya ceramah Ustad Hanan Attaki ibarat angin segar buat mereka. Beliau bisa diterima di segala kalangan khususnya anak muda itu bukan tanpa alasan. Penyampaian beliau yang adem, membimbing, dan gaul, siapa, sih, yang nggak luluh? Yang awalnya nggak suka dengerin ceramah, jadi kebawa suka. Apalagi buat kaum-kaum yang sering galau akibat permasalahan hati dan dunia. Beuh, dengerin nasehat dari Ustad Hanan Attaki adalah pelarian terbaik. Berasa kayak dapat support system yang tepat. Kalau begini, Insyaa Allah, banyak anak muda yang akan tertarik untuk belajar ilmu Islam.

Karena bagaimanapun, anak muda merupakan kunci bagi masa depan agama. Dan karena anak muda sekarang lebih rumit di mengerti daripada anak muda zaman dahulu, mau tidak mau ya, harus menyesuaikan dengan gaya mereka yang asik. Jangan kaku. Mereka mana suka kalau gitu. Itu salah satu alasan kenapa mereka males datang ke pengajian. Yang penting bikin mereka nyaman dulu, pelan-pelan, syiarkan kebaikan. Namanya juga PDKT alias pendekatan.

Gaya dakwah Wali Sanga juga, kan, begitu. Menyesuaikan, orang-orang yang akan mereka dakwahi ini seperti apa, dan bagaimana membuat mereka tertarik dengan Islam yang merupakan hal baru saat itu tanpa mengasingkan budaya mereka. Sebagaimana yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Mereka melakukan cara islamisasi budaya. Budaya-budaya yang sudah ada dan berkembang disisipi dengan ajaran-ajaran Islam. Tidak hanya itu, mereka juga menciptakan budaya-budaya baru yang mengandung nilai-nilai Islam.

Oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Ustaimin, beliau berkata:

“Hendaknya para penuntut ilmu memperingatkan manusia, namun haruslah dengan lemah lembut, karena kebanyakan manusia jika diingkari sesuatu hal yang sudah menjadi kebiasaan mereka, akan lari menjauh, akan tetapi jika mereka didatangi dengan cara yang himah dan lembut, mereka akan menerima.” [Syarh al-Mumti’ 3/204].

Allah Ta’ala berfirman:

“Serulah (manusia) kepada jalam Rabb-mu dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (An-Nahl: 125)

Karena sebenarnya, dakwah itu dapat diterima siapa saja asalkan orang yang berdakwah ini berusaha memahami dan sejauh mana ia mengenal sasaran dakwahnya. Seperti contoh Ustad Hanan Attaki yang karena sasarannya adalah generasi Z dan generasi milenial, beliau berusaha untuk bertutur secara asik terhadap mereka.

Kalau memang benar alasannya adalah tidak cocok dengan gaya berceramahnya Ustad Hanan Attaki, tetap saja, apakah pantas beliau diperlakukan seperti itu? Haruskah dengan teriak-teriak, dan memfitnah? Jika memang benar tidak cocok, tidak bisakah menolak dengan santun, dijelaskan alasannya dengan perkataan yang baik? Beliau ini ulama yang baik, loh. Kalau niat penolakan tersebut sebenarnya bukan karena Ustadnya, apakah ini karena agamanya? Wallahu alam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version