View Full Version
Kamis, 06 Apr 2023

Budaya Kekerasan, Harus Dilawan!

 

Oleh : Rida Asnuryah

 

"....Berikan Aku satu pemuda, niscaya akan Kuguncangkan dunia.” – Bung Karno.

Setuju gak sih, kalau masa muda itu masa sempurnanya pertumbuhan fisik maupun psikis kita sebagai manusia? Dimana potensi, kesempatan, rasa ingin tahu dan pencarian jati diri sedang berada di puncaknya. Makanya, sejak dahulu kala pun, pemuda selalu menjadi penentu sejarah. Kaum muda ibarat mesin penggerak, sekaligus penopang perubahan di setiap zaman.

Itu termasuk pada zaman perkembangan Islam awal. Seperti dikisahkan dalam sirah Nabi, mayoritas orang–orang yang merespon positif seruan rasul saw adalah kalangan muda. Di antaranya ada sahabat Abu Bakar yang masuk Islam usia 38 tahun, Umar bin Khatab yang masuk Islam saat 28 tahun, Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam kurang dari usia 10 tahun, dan masih banyak sahabat lainnya yang memeluk agama Islam sekitar usia 12 sampai 15 tahun.

Al-Qur'an juga mengisahkan tentang pemuda Ashabul Kahfi, sekelompok anak muda yang memiliki integritas moral yang tinggi. Sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Kahfi ayat 13 yang artinya: ”Mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.”

Nah, kita yang lagi ada di fase muda penuh warna-warni, pastinya rugi banget dong kalau masa produktif yang cuma sekali ini malah terbuang sia-sia untuk hal-hal negatif, atau bahkan hal yang bisa jadi mengancam masa depan. Iya kan?

Sedihnya, kalau scroll-scroll sosmed atau nonton berita TV, gak jarang kita nemu fakta kekerasan yang pelakunya tuh anak muda, termasuk pelajar. Dari tahun ke tahun bukannya berkurang, justru malah nambah banyak. Bukannya mereda, tapi malah makin beragam dan sadis, bahkan sampai ke level memakan korban jiwa.

Ada perang sarung antar geng anak-anak dibawah umur, ada siswa SMP yang tewas dibacok 3 ABG sambil Live IG. Sampai rentetan berbagai kasus pembunuhan disertai mutilasi di Sleman, Tangerang hingga Bekasi. Miris bin ironis, rasanya ingin menangis di pojokan.

Kita kudu bertanya-tanya nih, 'Kok bisa hal serem dan sadis kayak gini terjadi?'

Nah, ini bisa terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kesadaran individu pemudanya itu sendiri yang kurang. Ia terkungkung emosi dan kesenangan sesaat tanpa peduli norma, serta akibat dari tindakannya.

Ditambah, respon masyarakat semakin acuh sama kondisi generasi yang rusak, bahkan nunjukin perilaku seakan tindak kekerasan itu 'lumrah'. Gak lupa, minimnya andil negara yang menerapkan hukum kapitalisme permissif (serba boleh) ini pun jadi sebab dari membudayanya kekerasan.

Then, kita sebagai sesama generasi muda jangan sekedar nyimak sambil geleng-geleng kepala depan layar HP. Tapi kudu bergerak bawa perubahan, berkontribusi melawan maraknya kekerasan.

Perlu kita tahu nih sob, cuma pendidikan berasaskan Islam lah solusi dari persoalan ini. Sebab, Islam sendiri ngasih perhatian yang sangat besar kepada upaya pembangunan kualitas para pemuda. Dengan kurikulum yang bersumber dari Tuhan Semesta Alam, kaum muda  ditempa menjadi manusia terpelajar, bervisi dunia-akhirat, dimana ilmu pengetahuan jadi kegemaran, serta halal-haram jadi standar perbuatan. So pasti relate antara sikap dan pola pikir sebagai muslim sejati.Ini sesuai dengan perintah Nabi :

العلم قبل القول و العمل

Artinya: "Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal, atau beraktivitas." (HR Bukhari).

Gak cukup sampe situ, masyarakat harus gencar amar makruf nahi mungkar , biar anak-anak muda malu dan enggan berbuat buruk. Negara pun kudu menjalankan perannya sebagai pelindung generasi semaksimal mungkin melalui berbagai kebijakan dan peraturan resmi. Yang jika ada pelanggaran, akan dikenakan sanksi tegas yang menimbulkan efek jera. Biar orang yang melanggar kapok, dan menjadi contoh bagi orang lain supaya gak kepikiran apalagi berani ikut-ikutan melakukan tindak kekerasan.

Lebih jauh lagi, dengan keseriusan membina berbagai elemen masyarakat agar punya pemahaman islam yang utuh, juga pola pikir kritis. Sehingga sadar akan dampak plus bahayanya kekerasan di kalangan muda, dengan berbagai kegiatan dan sosialisasi, baik formal maupun informal. Guna tercipta lingkungan kondusif, aman, dan nyaman. Remaja terhindar dari ancaman praktek kekerasan dan sadisme.

Yuk, sama-sama lawan budaya kekerasan! Tentu ini bisa tercapai dengan mengaplikasikan nilai-nilai islam dalam dunia pendidikan, kehidupan bermasyarakat, dan bertata negara. Wallahu a'lam bi ash-shawab. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version