View Full Version
Sabtu, 22 Apr 2023

Ramadhan Bubar, Ibadah Jangan Kendor!

 

Oleh: Aily Natasya

 

Bulan Ramadhan telah usai. Ibarat program santri kilat, di moment inilah kita bisa meng-upgrade skill ibadah. Kita yang tadinya nggak bisa bangun di waktu tahajjud, di bulan Ramadhan kita latihan bangun di waktu tersebut untuk sahur. Ya, awalnya sahur doang, eh, kok lama-lama juga tahajjud. Alhamdulillah, bukan?

Terus, yang tadinya kita ini malas shalat jamaah, di bulan Ramadhan jadi rajin banget shalat jamaah-nya. Itulah yang disebut dengan upgrade. Intinya, semua orang punya upgrade ibadahnya masing-masing. Kenapa hanya di bulan Ramadhan saja upgrade-nya? Di bulan lain? Di bulan lain juga, kok. Cuman bedanya, kalau Ramadhan itu punya keistimewaan tersendiri. Kita semua serentak berbondong-bondong untuk melakukan kebaikan bersama-sama, nggak berjuang sendiri. Itulah yang bikin orang jadi ter-trigger untuk melakukan hal yang baik juga.Vibe-nya mendukung, kalau kata anak muda zaman sekarang.

Nah, membangun suatu kebiasaan baik itu butuh waktu. Menurut studi 2009 yang diterbitkan dalam European Journal of Social Psychology, pembentukan kebiasaan dapat memakan waktu antara 18 hingga 254 hari. Sedangkan di bulan Ramadhan, kita berusaha melakukan kebaikan itu selama 30 hari full. Insyaa Allah, hal ini akan berdampak untuk kelangsungan ibadah kita selepas bulan Ramadhan. Atau setidaknya, ibadah yang sebelumnya bagi kita sangat berat sampai kita benar-benar enggan melakukannya, karena sudah sedikit membiasakannya di bulan Ramadhan, ibadah tersebut jadi terasa lebih ringan untuk kita.

Hari raya bagi yang berpuasa

Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Hari ‘Ied bukanlah bai orang yang berpakaian baru, akan tetapi hari ‘Ied adalah bagi orang yang ketaatannya bertambah. Hari ‘Ied bukanlah bagi orang yang memperindah pakaian dan kendaraannya, akan tetapi hari ‘Ied adalah bagi mereka yang telah diampuni dosa dan kesalahannya.” (dalam Lathaaiful Ma’aarif, hlm. 277).

Jadi, di hari raya ini, berbahagialah bagi orang-orang yang meningkat keimanan dan ketaatannya kepada Allah.

Di luaran sana, kita sama-sama tahu, bahwasannya banyak sekali orang yang belum juga memaksimalkan moment Ramadhan ini. Ada yang puasa full tapi maksiat jalan. Ada yang tetap puasa full tapi nggak sholat lima waktu. Ada yang puasanya full tapi masih pacaran. Apakah ada? Banyak. Tapi mungkin saja jalannya bukan di Ramadhan, bisa jadi di bulan lainnya, moment lainnya. Kita doakan saja.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath-Thabraniy).

Semangat, walau bukan Ramadhan

Ada nggak, nih, yang semangatnya cuman pas bulan Ramadhan aja ibadahnya? Ada, lah, ya. Tapi bisa, yuk. Yakin, yuk, kalau kita bisa tetap mempertahankan semangat ibadah kita selayaknya di bulan Ramadhan. Walau api semangatnya tidak semembara di bulan Ramadhan, its okay. Keep going. Setidaknya kita sudah berusaha.

Jika kemarin ada yang merasa bahwa tadarus satu juz di bulan Ramadhan itu nggak kerasa capeknya, padahal kalau di bulan-bulan yang selain Ramadhan rasanya kayak berat banget, yuk, kita tetap bertadarus walau nggak harus satu juz. Jika kemarin pada malas bangun shalat tahajjud, terus di bulan Ramadhan jadi rajin, yuk, setelah Ramadhan dipertahankan. Intinya, tetaplah konsisten dengan perubahan-perubahan kecil tersebut. Memang kita tidak tahu, apakah tahun depan ada kesempatan untuk bisa mendapatkan moment Ramadhan lagi atau tidak, maka dari itu, yuk, tetap hargai perubahan-perubahan kecil itu dengan terus melakukannya.

Ohya, kalian tahu dong, kalau di bulan Syawal itu ada puasa sunnah selama 6 hari. Dengan keinginan kita agar bisa terus menghidupkan semangat beribadah di bulan Ramadhan, puasa Syawal bisa banget dijadikan sarana untuk mencapai tujuan itu.

“Barangsiapa  yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).

Maasyaa Allah, pahalanya... Makanya yuk, puasa yang satu ini jangan sampai di-skip, ya. Pahalanya lumayan banget buat kita-kita yang memang amalnya belum seberapa ini. Jadi tetap semangat, dan jangan sedih karena Ramadhan sudah pamit. Karena, yang bisa kita lakukan adalah tetap mengenangnya dengan cara terus menghidupkan api semangat Ramadhan di hati kita sampai Ramadhan itu tiba. Semoga kita semua dapat dipertemukan kembali dengan bulan yang penuh ampunan dan barokah ini. Aamiin. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version