View Full Version
Rabu, 14 Jun 2023

Antara Dr. Aafia Siddiqui dengan Putri Ariani

Dua muslimah yang prestasinya mendunia. Tapi perlakuan dunia terhadap keduanya bak langit dan bumi. Satu dijebloskan ke penjara dengan penuh siksaan keji dan yang satunya diangkat dan dipuja setinggi langit. 

Saya menghargai proses perjuangan seseorang untuk sampai di titik kesuksesannya. Namun, saya tidak sedang membahas itu. Saya hanya menyorot perlakuan dunia terhadap keduanya. 

Sama-sama muslimah dan sama-sama prestasinya mendunia. Dr. Aafia Siddique sukses dari sisi pencapaian akademik dengan keahlian yang nantinya akan bermanfaat besar bagi umat. Dan Putri Ariani dengan pencapaiannya sebagai penyanyi bertalenta. 

Yang satu diviralkan dunia dan jadi perbincangan masyarakat global. Dalam hitungan jam beritanya tersebar ke seluruh penjuru dunia. Dan satunya ditenggelamkan agar prestasinya tak tampak di mata dunia. Hingga dunia pun tak mengenal dan tak tau prestasinya. Apatah lagi berharap manfaat dari prestasinya. 

Kenapa sikap dunia hipokrit seperti itu?

Padahal kalaulah objektif, mestinya semua prestasi mendunia dipublikasi agar jadi inspirasi bagi masyarakat global. Dr. Aafia Siddiqui dengan keilmuan dan keahliannya berhasil menemukan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi umat.

Di sinilah pentingnya kita menyadari bahwa sistem itu sangat berperan dalam mencerdaskan umat dan mengangkat martabat umat. Sistem kapitalis yang berasaskan materi hanya akan men-support segala prestasi yang sejalan dengan sistem itu sendiri dan akan menghancurkan prestasi generasi muslim yang mereka pandang akan memberi kekuatan bagi umat Islam dunia.

Aafia Siddiqui adalah dokter muslimah yang berusia 30 tahun, ia berhasil menguasai ilmu tentang syaraf. Dia belajar neurologi di Massachusetts Institute of Technology (salah satu universitas terbesar di Amerika) dan memiliki 144 gelar kehormatan dan sertifikat dalam studi ilmu syaraf dan ia juga satu satunya ahli syaraf yang mendapatkan gelar Doktor dari universitas Harvard, tidak ada orang sepertinya di Amerika.

Dr. Aafia sedang mengerjakan program inovatif yang bekerja untuk melindungi tubuh manusia dari senjata biologis yang dilakukan Amerika dalam ekspansi kejinya, yang mana mereka telah menghabiskan miliaran untuk mengembangkan senjata biologis ini.

Pada akhir Maret 2003, Amerika menculiknya bersama ketiga anaknya dengan bantuan intelijen Pakistan dan menuduhnya dengan tuduhan yang tidak nyata, yaitu memiliki hubungan dengan al-Qaeda.

Dia diculik dan ditangkap bersama pria Afganistan-Amerika dan dipenjara di penjara Bagram, Afganistan. Dr. Aafia menjalani kehidupan yang menyedihkan di penjara, para penjaga menghibur dengan menyiksanya, dan dia adalah satu-satunya wanita yang dimasukkan di penjara pria, dan selnya terbuka bagi para penjaga dan penjahat penjara untuk memperkosanya di depan mata dan telinga sesama tahanan, hingga teriakannya terdengar setiap malam.

Wartawan Inggris Yvonne Ridley menyatakan bahwa Aafia selama berada di penjara menjadi sasaran berbagai jenis penyiksaan di luar kemampuan orang terkuat mana pun. Ada pun perlakuan brutal, itu ditunjukkan bahwa ketika dia muncul untuk pertama kalinya di pengadilan New York untuk diadili atas tuduhan palsu yang aneh beberapa bulan yang lalu, dia tidak bisa berdiri, bersandar pada orang lain sambil berdiri dan berjalan secara perlahan dan ia tampak kurus dan lemah dan darah mengalir pada tubuhnya karena efek siksaan yang terjadi di penjara.

Beberapa bentuk penyiksaannya yang terdokumentasi adalah bahwa para tentara Amerika merobek al-Qur'an dan melemparkannya ke lorong penjara dan memaksanya untuk berjalan di atasnya dalam keadaan dia berdarah, sehingga narapiadana lain menyaksikan kitab Allah subḥānahu wa taʿālā ternodai dengannya.

Setelah membaca ini, masihkah Anda mengagungkan Amerika?

Hasil penemuannya adalah sesuatu yang akan sangat bermanfaat bagi umat. Dan apa yang dilakukan oleh musuh adalah menghancurkan mutiara umat ini.

Inilah bukti betapa dunia hari ini tidak akan pernah memberi jalan bagi umat Islam untuk muncul ke permukaan. Umat butuh pelindung dan penjaga yang akan memfasilitasi segala hal yang dihasilkan oleh generasinya untuk memberi kemanfaatan yang besar bagi umat Islam.

Umat Islam tidak boleh kuat. Umat Islam tidak boleh memimpin dunia. Umat Islam hanya boleh jadi pengikut dan selamanya hanya jadi pengikut. 

Itu tujuan mereka. 

Dan di sinilah perjuangan umat Islam itu harus totalitas. Kita sadari betapa energi dan potensi umat hari ini telah dibelokkan, dibajak dan disalah-arahkan. Energi umat lebih banyak difasilitasi pada kesenangan duniawi yang materialistis. 

Sangat jelas tujuan mereka. Sesuatu yang sengaja diviralkan secara masif oleh media global dan dipuja seluruh dunia, tentu akan menjadi trendsetter dan magnet kuat bagi generasi untuk mengikuti arus yang didesain oleh mereka yang mengendalikan sistem.

Maka menjadi kewajiban bagi para pengemban dakwah untuk terus mengawal generasi muslim, mengarahkan dan mengerahkan potensi mereka pada perkara yang akan berdampak pada bangkitnya kekuatan umat Islam. Serta menjauhkan mereka dari perkara yang hanya berputar pada kesenangan duniawi yang melenakan.

Umat harus dikawal, diarahkan dan diselamatkan agar tidak terbawa arus yang justru melemahkan umat Islam. Potensi generasi umat Islam sangatlah besar. Dan kebangkitan umat akan terwujud dengan  terarahnya potensi generasi itu secara benar.

Karenanya, kita butuh sistem yang mampu mengarahkan potensi itu hingga melahirkan kekuatan besar bagi umat. Dan sistem itu tidak lain adalah sistem Islam yang diterapkan secara kaffah oleh institusi yang syar'i yaitu khilafah Islamiyah. [PurWD/voa-islam.com]

Sumber: Suriani binti Geri


latestnews

View Full Version