View Full Version
Selasa, 17 Mar 2020

Ikhtiar dan Tawakal dalam Menghadapi Virus Corona

 

Oleh: Erika Kartini

 

Banyak orang resah menghadapi wabah Virus Corona atau lebih tepatnya COVID-19. Hingga kini COVID-19 sudah memakan korban jiwa hampir lima ribu orang. China merupakan negara yang warganya paling banyak tertular. Italia memiliki kasus terbanyak di Eropa serta Iran di Timur Tengah.

Di Indonesia sendiri, dalam satu pekan ini terdapat lonjakan kasus positif Corona yang luar biasa. Pada Rabu 11 Maret kemarin jumlah kasus positif Virus Corona tercatat masih 34 kasus. Tanggal 16 Maret ternyata sudah melonjak tinggi menjadi 134 kasus. Sungguh luar biasa cepat penularannya.

WHO juga telah menetapkan Virus Corona atau COVID-19 sebagai pandemi (penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia). Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus memprediksi akan ada peningkatan kasus dan kematian dalam beberapa pekan ke depan. (Liputan 6.com, 12/03/2020)

Hal ini tentu saja semakin membuat masyarakat dunia semakin merasa was-was. Orang-orang merasa khawatir akan tertular virus tersebut. Meski berbagai himbauan telah disampaikan kepada masyarakat namun tetap saja masyarakat resah. Terbukti dengan adanya panic buying yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Mereka sampai memborong barang-barang yang bahkan tidak berkaitan dengan pencegahan Virus Corona.

Wabah Virus Corona adalah penyakit yang merupakan ujian dari Allah Swt. Sebagai hamba-Nya tentu kita harus yakin bahwa segala penyakit itu datangnya dari Allah dan Allah juga yang akan menyembuhkannya. Kita harus yakin juga bahwa segala ujian dari Allah pasti ada hikmahnya.

Berserah diri kepada Allah Swt mutlak harus dilakukan. Memohon agar senantiasa terhindar dari segala penyakit yang berbahaya. Andai pun pada akhirnya tertular maka sikap yang harus dilakukan adalah jangan panik atau marah kepada Allah Swt. Tidak boleh berputus asa dari pertolongan Allah Swt. Virus Corona bukanlah akhir dari segalanya. Semua penyakit tidak akan mendatangkan kematian jika ajal kita belum sampai. Buktinya tidak semua yang tertular mati, bahkan ada yang sembuh. Sebaliknya banyak juga manusia yang meninggal bukan karena tertular virus corona. Inilah makna tawakal kepada Allah Swt. Kita pasrahkan semuanya kepada Allah Swt.

Lantas apakah sikap tawakal kemudian membuat diam saja menghadapi wabah ini? Pasrah saja tanpa melakukan apapun? Tentu saja tidak. Islam mengajarkan konsep tawakal serta ikhtiar (usaha). Selain bertawakal kita juga harus mencari jalan agar wabah corona tidak menjalar kemana-mana. Instruksi-instruksi dari pihak yang berwenang bisa kita laksanakan. Seperti rajin mencuci tangan, memakai masker jika sakit, menyemprotkan disinfektan, menghindari keramaian dan sebagainya.

Syariat Islam yang tercermin dalam teladan Rasulullah Saw adalah aturan yang sempurna dan paripurna. Syariat Islam mampu menyelesaikan permasalahan manusia dalam segala bidang. Hal ini karena syariat Islam berasal dari Allah Swt, Tuhan semesta alam yang telah menciptakan kita semua. Allah Swt maha mengetahui mana yang baik dan buruk bagi hamba-Nya. lslam ternyata memiliki strategi penanganan dalam menghadapi penyakit menular.

 

Rasulullah Saw memberikan contoh ikhtiar dalam pencegahan penularan wabah suatu penyakit. Salah satunya adalah menutup wilayah yang terkena wabah. Rasul melarang agar tidak memasukinya dan meminta penduduk wilayah tersebut untuk tidak keluar. Hal ini agar wabah tidak menyebar ke wilayah lain.

Beliau bersabda:

"Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu" (HR al-Bukhari).

Pada masa itu penyakit kusta mewabah dan membahayakan masyarakat. Rasulullah Saw melarang mereka untuk dekat-dekat dengan penderita kusta.

Beliau bersabda:

"Janganlah kalian terus-menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta" (HR al-Bukhari).

Bahkan Beliau Saw juga memerintahkan untuk membangun tembok di sekitar wilayah yang terkena wabah.

Demikianlah ikhtiar serta tawakal dalam menghadapi virus corona. Sebagai muslim kita harus senantiasa optimis dalam menghadapi ujian kehidupan. Karena dengan optimisme kita bisa berfikir jernih dan benar. Sehingga dapat menemukan jalan keluar yang tepat sesuai syariat. Bukan semakin menambah masalah dengan kepanikan kita.

Bisa jadi ujian ini adalah peringatan bagi kita untuk lebih taat lagi kepada Allah Swt. Jangan-jangan selama ini kita masih banyak melakukan kemaksiatan. Belum banyak berjuany untuk kemaslahatan kaum muslimin. Masih memilih-milih syariat-Nya. Atau bahkan enggan menerapkan Islam secara Kaffah.

Ujian virus corona ini juga adalah pelajaran bagi kaum yang menyombongkan dirinya. Bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah Swt. Tidak ada yang bisa selamat dari peringatan Allah seberapapun hebatnya. Jika Allah menghendaki maka dengan sekejap mata, segala kehebatan serta kekuatan akan musnah. Semua itu mudah bagi Allah yang Maha Agung.

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al Hadid: 22-23)

Wa'allahu a'lam. (rf/voa-islam.com)

Ilustrasi: Google


latestnews

View Full Version