View Full Version
Rabu, 20 Mar 2013

Dr. Amir Mahmud al-Maruf: Gaya Hidup Muslim Jauh Dari Tuntunan Islami

SOLO (voa-islam.com) – Orang-orang kafir, khususnya Ahli Kitab yang dikomandoi Zionisme tidak akan rela dengan kaum muslimin yang menerapkan gaya hidupnya sesuai ajaran Lslam yang benar. Mereka berusaha keras, meskipun umat Islam tidak lepas dari agamanya, namun paling tidak mengikuti gaya hidup orang-orang kafir, baik dari segi pola makan, berbusana, berinteraksi dengan masyarkat sosial dan yang bernegara.

“Sekarang ini, banyak kaum muslimin yang kehidupannya jauh dari gaya hidup seorang muslim sejati. Orang-orang Zionis Yahudi melalui lembaga-lembaga sosial, pendidikan, dan kesehatan, seperti Lion’s Club, Rotary Club, memang merencanakan untuk merubah gaya hidup muslim agar jauh dari ajaran Islam.” Demikian dikatakan Ustadz Dr. H. Amir Mahmud al-Ma’ruf, S.Sos saat menjadi pemateri dalam kajian tematik “Tsaqofah Islamiyah dan Tarbiyatul Islam” Senin (18/3/2013) malam di masjid Al Huda Belangwetan Klaten Jawa Tengah.

Menurut dosen ilmu pemikiran dan peradaban islam ini, ada empat hal yang melatarbelakangi seseorang dalam menapaki kehidupannya, yakni: pedoman hidup, tujuan hidup, dasar hidup dan siapa kawan serta lawanya dalam mengarungi kehidupan ini. Gaya hidup seorang muslim tentu harus didasari oleh Al Qur’an dan Sunah, dan menjauhi pedoman, tujuan serta dasar hidup yang lebih mengutamakan kebendawian (pragmatis). “Seorang muslim yang mengikuti arus kehidupan global dunia, cenderung lebih mengutamakan gaya hidup materialistik, pragmatis dan hedonis,” ujarnya.  

Sebagai contoh, dosen yang mengajar di berbagai universitas belahan dunia ini menuturkan, dalam masalah pendidikan misalnya, jangan sampai orang tua atau pendidik mengajarkan anak-anak mereka untuk semata-mata mencari kehidupan dan kesenangan dunia saja.

“Orientasikan anak-anak kita kepada hakikat mencari ilmu itu. Tujuan belajar bukan untuk kerja, tujuan mendidik anak di sekolah juga bukan untuk mendapat  ijazah. Itu keliru. Orientasinya adalah untuk mencari ilmu. Sebab dengan tidak punya ijazah apakah tidak akan bisa bekerja? Banyak orang yang bekerja tidak pakai ijazah juga banyak,” terangnya.

Doktor bidang sosial dan kebudayaan Islam ini menjelaskan, dalam kehidupan ini, ada tiga cara dan gaya hidup yang dianut oleh manusia semenjak Islam diturunkan. Pertama adalah gaya hidup orang Musyrikin, gaya hidup Ahlu Kitab dan gaya hidup seorang Muslim.

Perubahan zaman yang semakin pesat dan mengikuti pola perkembangan sosial yang ada, orientasi kehidupan kaum muslimin semakin hari semakin jauh dari tuntunan Islam. Hal ini karena masyarakat khususnya kaum muslimin tak mengerti dan faham akan definisi dan makna gaya hidup. “Gaya hidup adalah pola tingkah laku sehari-hari yang patut dijalankan oleh suatu kelompok sosial ditengah-tengah masyarakat sesuai tuntunan agama,” kata dosen pasca sarjana UMS Solo ini menjelaskan. [Bekti]


latestnews

View Full Version