View Full Version
Kamis, 14 Nov 2013

Mursi : Tidak Mau Berkompromi Dengan Rezim Tangannya Berdarah

Cairo (voa-islam.com)  Presiden  Mohammad Mursi mengatakan kepada pengacara bahwa tidak akan ada rekonsiliasi dengan rezim yang bertanggung jawab atas pertumpahan darah,kata seorang pengacara, Selasa, 12/11/2013.

Hari Selasa, pengacara mengunjungi Mursi di Penjara  Burg al-Arab, Alexandria, membahas langkah-langkah hukum, mengingat Presiden menolak diadili, karena Mursi tetap bersikukuh secara legal dan konstitusional, sebagai presiden Mesir yang sah. Mursi juga menolak pengadilan yang mengadilinya tidak sah, karena dibentuk oleh rezim yang mengkudetanya.

Presiden Mursi diterbangkan ke penjara keamanan maksimum pekan lalu, setelah muncul di pengadilan dengan tujuh terdakwa lainnya atas tuduhan ia telah " menghasut pembunuhan " para demonstran tahun lalu. Mursi menolak  mengakui legitimasi (keabsahan) pengadilan dan sejauh ini menolak untuk menerima kuasa hukum .

Presiden Mohammad Mursi menegaskan bahwa apa yang terjadi padanya adalah "kudeta militer penuh" dan "pengkhianatan" terhadap Allah dan rakyat Mesir .

"Negara kita akan mempertahankan kehilangan stabilitas, ketika rakyat menyadari, apa yang terjadi adalah kudeta militer belaka, dan pengkhianatan", kata Mursi dalam sebuah pesan kepada rakyat Mesir, dibacakan oleh seorang pengacara yang mengunjunginya di penjara Alexandria, Selasa, 12/11/2013.

"Kami hanya akan kembali ke stabilitas hilang,  ketika semua efek dari kudeta dieliminasi dan pelanggar dibawa ke pengadilan", tegas Mursi.  Pengacara Ayman Nahed, anggota tim pembela yang mewakili terdakwa lain dalam kasus ini, mengatakan bahwa Mursi telah menyampaikan salam kepada rakyat Mesir, bersumpah untuk tetap "teguh" dalam menghadapi penuduhnya .

"Presiden memberitahu tim hukum bahwa ia tidak tunduk pada tekanan apapun atau mereka yang telah mencoba mengajak kompromi dengan dia", ujar pengacara itu, saat bertemu dengan anggota tim lainnya, usai mereka mengunjungi Morsi, kepada kantor berita Turki, Anadolu .

"Darahku tidak lebih berharga daripada darah rakyat Mesir yang menjadi martir dalam mengejar kebebasan serta legitimasi", ungkap pengacara yang mengutip pernyataan Presiden  Mursi. Mursi  mengatakan, ribuan demonstran tewas dalam penumpasan yang sedang berlangsung oleh pihak berwenang yang didukung militer pada lawan dari Mursi penggulingannya. Pengacara mengatakan Mursi bersikap "teguh, berdiri tegak, menolak menjawab interogator, dan semua pertanyaan, ucapnya.

"Mursi tetap teguh dan tetap bertahan", kata pengacara Mohamed al-Damati konferensi pers di Kairo pada hasil dari pertemuan mereka dengan Mursi di Burg penjara al-Arab sehari sebelumnya. Mursi menolak mengakui legitimasi pengadilan dan mengatakan kepada hakim ketua ia masih presiden sah Mesir.

Mohamed al- Damati, juru bicara pengacara yang mewakili terdakwa lainnya, mengatakan bahwa tim hukum akan berusaha meyakinkan Mursi menunjuk seorang pengacara untuk pembelaannya. Jika tidak, dia menekankan, pengadilan akan menetapkan satu kepadanya. Menurut hukum Mesir, pengadilan harus memberikan terdakwa pidana seorang pengacara, jika terdakwa gagal melakukannya .

Situasi di Mesir terus bergolak, setiap hari berlangsung aksi protes, dan demonstrasi yang menentang rezim militer yang melakukan kudeta terhadap Mursi, dan sekarang pengadilan tata usaha negara (PTUN) telah membatalkan hukum darurat, beberapa bulan lalu, dan gagal menciptakan stabilitas di Mesir. Sementara itu,sejumlah jendral di Mesir telah melakukan pertemuan dengna Mursi, dan mendukung Mursi, dan menolak dikaitkan mereka dengan aksi kudeta. af/hh


latestnews

View Full Version